Keracunan Massal di Klaten

Keracunan Massal di Karangturi Klaten, Keluarga Penyelenggara Wayangan Minta Maaf

Insiden dugaan keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
POSKO KESEHATAN: Suasana Posko Kesehatan atau Posko KLB Keracunan Massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Selasa (15/4/2025) 

 


Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini


TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Insiden dugaan keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengegerkan masyarakat Bumi Bersinar.

Update Selasa (15/4/2025) hingga pukul 14.00 WIB, tercatat ada sebanyak 129 orang warga Desa Karangturi yang mengalami gejala keracunan makanan, semisal muntah, mual, diare, dehidrasi, dan demam. 


Dari jumlah tersebut terdapat 48 orang yang menjalani perawatan intensif atau rawat inap di sejumlah rumah sakit. Sedangkan, 81 warga lainnya mendapatkan rawat jalan dari tenaga medis.


Adapun insiden keracunan massal itu bermula ketika ratusan warga menghadiri pagelaran wayang kulit yang diadakan salah satu warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, pada Sabtu (12/4/2025) malam. Pada hajatan itu, warga menyantap hidangan makanan nasi kotak berisi nasi, rendang, sambel krecek, acar, dan kerupuk udang yang disediakan pemilik hajatan.


Nahas, sehari setelah menyantap hidangan tersebut atau Minggu (13/4/2025), warga Desa Karangturi mulai merasakan sakit perut, mual, muntah, demam, dan lemas. Jumlah warga yang mengalami sakitpun diperkirakan masih bertambah hingga kini.

Bahkan, ada satu warga yang meninggal dunia setelah mengalami dugaan keracunan makanan itu. 


Dalam sekejab mata, acara hajatan wayang kulit yang seharusnya berakhir bahagia, malah menyisakan kenangan kurang menyenangkan. Apalagi insiden tersebut telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Kabupaten Klaten


Keluarga penyelenggara hajatan wayang kulit pun meminta maaf terkait kejadian keracunan massal yang diduga disebabkan makanan yang disajikan kala itu. 


Kerabat penyelenggara acara, Sumardi (60), tak menyangka acara yang diselenggarakan keluarganya justru menjadi petaka. Ia menegaskan tidak ada kesengajaan hingga insiden nahas itu terjadi. 


"Kami mohon maaf sebelumnya, tidak ada rencana jadi seperti ini, tidak ada. Kami berharap semuanya bisa selamat dan sehat," kata Sumardi saat ditemui Selasa (15/4/2025).


Sumardi menceritakan, keluarganya juga kaget ketika mendapat informasi banyak warga yang sakit diare pada Minggu (13/4/2025) dan Senin (14/4/2025) kemarin. Terlebih puluhan warga harus dirawat di rumah sakit. 


Dia mengatakan, salah satu anggota keluarganya juga ada yang mengalami gejala  keracunan makanan seperti warga lainnya, seperti diare dan pusing demam sehingga dirawat ke rumah sakit. Anggota keluarga itu adalah Kakak Sumardi yang memiliki hajatan pagelaran wayang kulit tersebut. 


"Pada Sabtu (12/4/2025) siang itu sebenarnya acara Halalbihalal trah keluarga. Kemudian dilanjut malam menggelar wayangan karena kakak saya punya nadzar untuk mengadakan hajatan wayang kulit," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved