Keracunan Massal di Klaten

Bupati Klaten Tinjau Desa Karangturi Tempat Ratusan Warga Diduga Mengalami Keracunan Massal

Bupati Hamenang sempat ikut membantu menandu warga yang mengalami gejala keracunan makanan cukup parah.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Togja / Dewi Rukmini
BANTU WARGA: Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, membantu menandu warga Desa Karangturi yang mengalami gejala keracunan makanan, sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance, pada Selasa (15/4/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengecek kondisi warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang diduga mengalami keracunan massal, Selasa (15/4/2025). 

Pantauan Tribunjogja.com, Bupati Hamenang dan rombongan Forkopimda Kabupaten Klaten sampai di Desa Karangturi sekitar pukul 08.36 WIB. Begitu sampai, Bupati Hamenang memantau sejumlah warga yang memeriksakan diri ke Posko Kesehatan Desa Karangturi. 

Pada kesempatan itu, Bupati Hamenang sempat ikut membantu menandu warga yang mengalami gejala keracunan makanan cukup parah. Warga tersebut lantas dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance. 

Selain sempat berinteraksi dengan warga, Bupati Hamenang juga menyerahkan bantuan sosial kepada sejumlah keluarga korban. 

"Hari ini (15/4/2025) kami bersama rekan-rekan OPD terkait meninjau langsung lokasi yang kemarin terjadi keracunan massal. Alhamdulillaj 2 hari ini kami sudah membuka posko di lokasi dan seluruh stakeholder sudah bergotong-royong. Ternyata memang banyak yang menjadi korban," ungkap Hamenang kepada Tribunjogja.com, Selasa (15/4/2025). 

Hamenang menyebut berdasarkan data pagi tadi, ada sebanyak 110 warga yang mengalami gejala keracunan makanan, meliputi mual, muntah, lemas, diare, hingga demam. Dari jumlah tersebut ada sebanyak 37 warga yang dirawat inap di rumah sakit, 72 rawat jalan, dan satu korban meninggal dunia.

"Infonya memang ada satu warga yang meninggal dunia. Dia juga ikut menikmati sajian yang ada (dalam acara hajatan wayang kulit). Tadi saya minta informasi dari Diskes, ternyata sedang proses cek lab kurang lebih 5 hari. Sehingga nanti kami bisa melihat penyebabnya apakah bakteri dari makanan atau minuman," jelas dia. 

Sebelumnya diberitakan bahwa sebanyak 64 warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diduga mengalami keracunan makanan pada Senin (14/4/2025). Puluhan warga mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia di desa tersebut mengalami gejala keracunan makanan semisal sakit perut atau diare, mual, muntah, lemas, hingga demam. 

Pada Selasa (15/4/2025), jumlah warga yang diduga mengalami keracunan makanan bertambah menjadai 110 orang. Di antaranya 37 warga dirawat inap di sejumlah rumah sakit dan 72 orang melakukan rawat jalan.

Kepala Puskesmas Gantiwarno, Andi Markoco, mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi beberapa warga Desa Karangturi mengalami gejala keracunan makanan pada Senin (14/4/2025) pagi. Dikatakan kebanyakan warga mengalami keluhan diare. 

"Ternyata sejak Minggu (13/4/2025) sudah ada beberapa warga yang mengeluhkan hal sama tapi tidak sebanyak pagi tadi. Sehingga kami kirim tim medis ke TKP untuk melakukan pengobatan," jelas Andi kepada Tribunjogja.com, Senin (14/4/2025). 

"Untuk pengobatannya simtomatik sesuai gejala. Kami berikan obat-obatan termasuk oralit. Sedangkan warga yang perlu pemantauan lebih intensif maupun koreksi cairan, maka kami rawat inapkan di puskesmas," tambahnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Andi menyebut, kasus tersebut diduga bermula ketika warga menghadiri acara Halal Bihalal yang dilanjut pagelaran wayang kulit di rumah salah satu warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/4/2025). Di gelaran itu warga menyantap hidangan makanan semisal nasi, sambel krecek, daging rendang, dan lainnya. 

Namun, satu hari sejak kegiatan itu sejumlah warga mulai merasakan sakit perut, diare, muntah, lemas, hingga demam. Gejala tersebut semakin banyak dirasakan warga pada Senin (14/4/2025). 

"Kalau dugaan sementara memang dari makanan yang disajikan itu. Tetapi kami masih mempertajam penyelidikan beberapa jenis makanan. Tadi sudah diambil sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan, yang diambil adalah sisa makanan yang masih ada termasuk bahan makanannya," paparnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved