Hasto Wardoyo Dipanggil Sri Sultan HB X, Bahas Malioboro hingga Penataan Stasiun Lempuyangan

Salah satu poin utama adalah harmonisasi tema pembangunan kota agar selaras dengan subtema pembangunan provinsi.

TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
DIPANGGIL GUBERNUR : Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (11/4/2025). Hasto baru saja dipanggil oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk membicarakan sejumlah hal terkait pembangunan Kota Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memanggil Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, ke Kompleks Kepatihan pada Jumat (11/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Sri Sultan HB X memberikan sejumlah arahan strategis terkait pembangunan kota, penataan wilayah, serta penanganan isu-isu krusial seperti pengelolaan APBD, kebersihan Malioboro, hingga polemik penataan Stasiun Lempuyangan oleh PT KAI.

Usai pertemuan, Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa sebagai wali kota baru, dirinya menerima arahan penting dari Sri Sultan HB X untuk memastikan sinergi antara pemerintah kota dan provinsi.

Salah satu poin utama adalah harmonisasi tema pembangunan kota agar selaras dengan subtema pembangunan provinsi.

“Saya kira itu penting dan wajar. Tema pembangunan di kabupaten/kota menjadi bagian dari subtema pembangunan provinsi,” ujar Hasto Wardoyo.

Gubernur juga menekankan pentingnya ketepatan waktu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Penyusunan APBD diharapkan sudah tuntas maksimal pada bulan Oktober agar evaluasi dan finalisasi di tingkat provinsi selesai pada bulan November. 

Hal ini memberi ruang bagi kabupaten/kota untuk menyesuaikan dan mengakses program-program di tingkat provinsi bila ada kekurangan.

Selain itu, Sri Sultan HB X juga mengingatkan soal pentingnya sinkronisasi teknis APBD agar tidak terjadi perbedaan substansial saat proses evaluasi oleh provinsi sebelum dikirim ke Kementerian Dalam Negeri.

Kebersihan Malioboro Jadi Sorotan

Arahan lain yang diberikan berkaitan dengan kondisi Malioboro. Ngarsa Dalem meminta agar kebersihan kawasan tersebut lebih dijaga, termasuk memperhatikan saluran air di bawah grill Malioboro agar tidak menimbulkan kesan kumuh. 

Hasto menyebut, Pemkot Yogyakarta juga diminta memikirkan cara mengurai penumpukan massa di Malioboro.

“Kantor DPRD (DIY) bisa menjadi outlet untuk mengurai massa, agar Malioboro tidak terlalu padat,” jelasnya.

Sekadar informasi, gedung lama DPRD DIY di Malioboro direncanakan akan dialihfungsikan menjadi Jogja Planning Gallery (JPG), sebuah pusat informasi dan edukasi mengenai perencanaan pembangunan kota.

Transformasi ini bertujuan untuk mempertahankan nilai sejarah gedung sekaligus memberikan fungsi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved