Rangkuman Pengetahuan Umum

Rangkuman Materi Biologi, Kelas 12, Bab 2, Bagian 4: Penyimpangan Semu Hukum Mendel 

Penyimpangan semu Hukum Mendel adalah bentuk persilangan yang menghasilkan rasio fenotip yang berbeda dengan dasar hukum Mendel. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Materi Biologi kelas 12, bab 2, Genetik dan Pewarisan Sifat 

TRIBUNJOGJA.COM- Pernahkah kamu mendengar dengan Hukum Mendel? 

Mengutip dari berbagai sumber, Hukum Mendel adalah hukum pewarisan sifat pada makhluk hidup yang dikemukakan oleh Gregor Johann Mendel. 

Kini, tahukah kamu bahwa Hukum Mendel juga memiliki penyimpangan semu? 

Penyimpangan semu Hukum Mendel adalah bentuk persilangan yang menghasilkan rasio fenotip yang berbeda dengan dasar hukum Mendel. 

Disebut sebagai penyimpangan semu karena Hukum Mendel masih berlaku dalam pola pewarisan, tetapi hanya mendapat sedikit perbedaan akibat sifat gen-gen yang unik. 

Untuk mengetahui ada berapa macam, penyimpangan semu pada Hukum Mendel, yuk simak penjelasan di bawah ini! 

Materi dilansir dari buku biologi kelas 12, bab 2, kurikulum merdeka, karya Shilviani Dewi Amalia Shari Rani Elisa Purba Remigius Gunawan Susilowarno, dan diterbitkan oleh  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

1. Alel Majemuk 

Alel Majemuk adalah istilah untuk gen yang bergejala lebih dari dua alel, seperti penggolongan darah ABO. 

Terdapat empat golongan darah dalam manusia, yaitu A, B, O, dan AB. 

Sejauh ini, kita meyakini hanya terdapat dua alel yang mungkin untuk suatu sifat tertentu. 

Namun, pada kenyataannya, dalam suatu populasi, dimungkinkan adanya sifat yang ditemukan oleh dua alel. 

 Alel untuk golongan darah A, B, dan 0 disimbolkan secara berturut-turut dengan IA, IB, dan IO. IA dan IB dominan terhadap IO, tetapi IA dan IB menunjukkan kodominansi. 

Lantas, apa itu kodominasi? 

2. Kodominasi 

Kodominasi dapat dilihat dalam golongan darah AB dengan genotipe IA IB yang menunjukan ketiadaan salah satu alel yang dominan sehingga fenotipnya muncul sebagai golongan AB. 

Jelasnya, dapat dikatakan bahwa kodominansi terjadi ketika dua alel yang mengendalikan satu sifat sama-sama terekspresikan pada organisme.

3. Atavisme 

Atavisme adalah interaksi antargen yang menghasilkan keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. 

Contoh dari adanya atavisme adalah kasus yang terjadi pada jengger ayam. 

Bentuk jengger ayam dipengaruhi oleh adanya dua gen yang berbeda alel, yaitu gen R, pembentuk jengger rose, gen P untuk fenotip pea, gen R dan gen P yang akan membentuk fenotip walnut jika keduanya bertemu. 

Oleh karena adanya interaksi antara dua gen dominan dan resesif, maka akan menghasilkan variasi fenotip baru, yang berbeda dari induknya. 

Dalam kasus ini, yang berbeda adalah jengger ayam pea, yaitu gen dominan R yang berinteraksi dengan gen dominan P. 

Perbedaan bentuk jengger ayam ini dinamakan dengan atavisme. 

4. Kriptomeri

Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan dari alel lainnya. 

Pada saat gem dominan berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). 

Contoh nyata dari kasus kriptomeri adalah persilangan pada bunga Linaria. 

Antosianin merupakan pigmen akan memicu pembentukan warna pada bunga, warna yang timbul juga dipengaruhi oleh tingkat keasaman (pH) protoplasma sel. 

Jika protoplasma bersifat basa (dipengaruhi oleh gen B), warna yang muncul adalah ungu, sedangkan jika protoplasma bersifat asam (dipengaruhi gen b), warna yang muncul adalah merah. 

Dari persilangan bunga Linaria maroccana pada gambar di bawah ini, maka dapat dilihat bahwa F2 yang dihasilkan dari persilangan kriptomeri memiliki rasio fenotip 9 : 3 : 4.  

Kriptomeri
Kriptomeri pada pewarisan sifat warna bunga Linaria maroccana.

 5. Polimeri 

Polimeri adalah kondisi ketika terdapat banyak gen yang tidak se-alel, tetapi tetap memengaruhi sifat yang sama.

Ciri yang menandakan adanya polimeri, yaitu semakin banyak gen yang bersifat dominan maka sifatnya semakin kuat dan hasil persilangan polimeri rasio fenotip pada F2-nya, yaitu 15 : 1. 

Adapun contoh dari kasus polimeri, yaitu warna biji gandum merah yang ditentukan oleh dua gen, M1 dan M2, di mana semakin banyak gen ini yang ada, semakin kuat warna merahnya. 

6. Epistasis-Hipostasis 

 Epistasis-Hipostasis adalah peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh gen dominan yang yang bukan alelnya. 

Gen yang menutupi tersebut dikenal dengan epistasis dan gen yang ditutupi adalah hipostasis. 

Contoh dari adanya kasus  Epistasis-Hipostasis  adalah pada persilangan labu, tepatnya persilangan labu kuning dan labu putih. 

7. Komplementer 

Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan berbeda alel yang saling melengkapi untuk memunculkan fenotip tertentu. 

Jika satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud tidak akan muncul juga. 

Contoh dari adanya kasus komplementer ini, yaitu persilangan bunga Lathyrus odoratus. 

bunga Lathyrus odoratus memiliki gen C = membentuk pigmen warga, c = tidak membentuk pigmen warna, P = membentuk enzim pengaktif, dan p = tidak membentuk enzim pengaktif. 

Pada tumbuhan Lathyrus odoratus, warna bunga ungu hanya muncul jika tumbuhan memiliki gen C dan gen P, yang berarti warna bunga ungu akan muncul tumbuhan membentuk pigmen warna yang dipengaruhi oleh gen C dan membentuk enzim pengaktif yang dipengaruhi oleh gen P. 

Contoh, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus yang berwarna putih dengan yang berwarna putih pula, maka akan diperoleh F2 dengan warna bunga berwarna ungu dengan pigmen warna dan enzim pengaktif (C-P-), bunga berwarna putih dengan pigmen warna dan tanpa enzim pengaktif (C-pp), bunga berwarna putih tanpa pigmen warna dan ada enzim pengaktif (ccP), bunga berwarna putih tanpa pigmen warna dan tanpa enzim pengaktif (ccpp), hasil F2 dari persilangan tersebut menghasilkan fenotip 12 : 7. 

Itulah 7 penyimpangan semu Hukum Mendel dan penjelasannya. 

Selamat belajar! ( MG BENEDICTA FAYOLA ) 

 

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved