Film Bioskop

SINOPSIS dan Penjelasan Ending Film Pabrik Gula, Siapa yang Beradegan Panas?

Pabrik Gula menjadi salah satu film yang banyak ditonton di hari libur Lebaran. Hingga Kamis (3/4/2025), Pabrik Gula menjaring lebih dari 500 ribu

IMDb
Pabrik Gula (2025) 

Sajen yang Tak Diterima

Apa Bedanya Film Pabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut? Perhatikan Ini Sebelum Membeli Tiket
Apa Bedanya Film Pabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut? Perhatikan Ini Sebelum Membeli Tiket (Instagram MD Picture)

Di paruh kedua film, penjelasan mengenai teror gaib mulai terang. Teror gaib itu ternyata bukan hanya berasal dari arwah pekerja terbakar saja, tapi ada hal lebih besar yang sedang mengganggu pabrik tersebut.

Dua dukun penjaga pabrik gula, Mbah Jinah (Dewi Pakis) dan Mbah Samin (Budi Ros) mendesak manajer pabrik, Marni (Vonny Anggraini) untuk mengundur masa penggilingan tebu.

Akan tetapi, Marni menolak ide tersebut dengan dalih akan ada kerugian besar jika penggilingan ditunda. Apalagi, penggilingan tebu dilakukan di weton Legi, yang artinya diundur hampir satu minggu.

Mbah Jinah dan Mbah Samin pun mencoba memberikan dua sesajen berupa sapi kepada entitas gaib. Akan tetapi, sesajen itu tidak diterima oleh makhluk tersebut. Sapi masih utuh tanpa disentuh.

Keduanya pun mencari akar masalah mengapa entitas gaib enggan menerima sajen. Padahal biasanya, mereka tidak masalah dengan sajen dua sapi. Apalagi, ada satu pekerja yang ditemukan meninggal dunia tidak wajar dan ditemukan di dalam sumur.

Singkat cerita, kedua dukun dan Marni memanggil Wati dan Fadhil yang dinilai memahami mengapa gangguan gaib terjadi. Mereka menyimpulkan bahwa ada orang yang melakukan perbuatan lebih buruk, menyebabkan makhluk gaib marah.

Mbah Jinah dan Mbah Samin kemudian menyiapkan ritual jaranan. Dari situ, mereka tahu kalau ada seseorang mengambil perhiasan Maharatu yang diletakkan di gudang barat.

Perhiasan itu bersifat tak terlihat, tapi entah mengapa bisa dilihat oleh manusia dan diambil. Maharatu, penjaga pabrik tersebut murka dan enggan menerima sajen dua sapi.

Mbah Jinah menceritakan, biasanya Maharatu tidak masalah dengan dua sajen itu karena sudah kesepakatan antara manusia dan makhluk gaib itu.

Akan tetapi, karena ada orang yang mngembil perhiasan itu, Maharatu marah dan meminta sajen berupa pengantin tebu, terdiri dari satu orang laki-laki dan perempuan.

Siapa Pelaku Utama?

Pelaku utama yang mengambil perhiasan itu tak lain adalah Naning. Naning sempat bersenggama dengan Hendra, yang juga merupakan calon suami Endah, di gudang barat.

Akibat perlakuan zina tersebut, Naning bisa melihat perhiasan Maharatu. Ia khilaf mengambil perhiasan itu dan membawanya pulang ke rumah.

Perlakuan ceroboh Naning membuatnya menjadi tumbal bersama Hendra. Mereka adalah pengantin tebu yang dikubur hidup-hidup untuk memberikan sesajen kepada Maharatu.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved