IDUL FITRI, MOMENTUM REFLEKSI DIRI DAN KEBANGKITAN BANGSA DI TENGAH DERASNYA TANTANGAN ZAMAN
Lebaran bukan hanya tentang perayaan atau silaturahmi, tetapi merupakan momentum spiritual yang sangat dalam.
BESOK, Insya Allah bertepatan dengan Senin, 31 Maret 2025, gema takbir akan menggema di seluruh pelosok negeri. Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sebagai penanda berakhirnya bulan suci Ramadhan.
Lebaran bukan hanya tentang perayaan atau silaturahmi, tetapi merupakan momentum spiritual yang sangat dalam. Saat untuk kembali ke fitrah, merefleksikan diri, dan menguatkan tekad untuk menghadapi tantangan zaman baik sebagai individu maupun sebagai bangsa khususnya Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Bulan Ramadhan sejatinya adalah proses pembersihan diri. Bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan amarah, memelihara lisan, menjaga pikiran, dan memperkuat empati terhadap sesama. Ramadhan mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, solidaritas sosial, serta tanggung jawab spiritual.
Namun pelajaran utama Ramadhan tidak boleh berhenti di penghujung Ramadhan. Sebaliknya setelah Ramadhan, umat Islam ditantang untuk menjaga semangat perubahan yang telah dilatih selama sebulan penuh. Di sinilah makna Idul Fitri hadir sebagai titik tolak baru untuk kehidupan yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih bermakna baik secara lahir dan batin.
Momentum Idul Fitri 2025 ini terjadi di tengah tantangan berat yang dihadapi bangsa Indonesia. Di sektor ekonomi, ketidakstabilan harga kebutuhan pokok, pengangguran terselubung, dan beban hidup masyarakat kecil masih menjadi persoalan yang mendesak.
Sementara di bidang politik, suasana pasca Pemilu 2024 masih menyisakan dinamika yang rentan dengan polarisasi dan krisis kepercayaan. Banyak persoalan korupsi yang belum juga teratasi. Praktik-praktik manipulatif masih bercokol di berbagai level pemerintahan dan birokrasi, menggerogoti kepercayaan publik dan merusak sendi-sendi pembangunan.
Di sisi lain sebagai bangsa yang akan menyongsong Indonesia Emas, banyak generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan dan pemimpin masa depan justru banyak yang terjebak dalam euforia digital dan candu media sosial. Budaya instan, hedonisme digital, serta rendahnya literasi kritis menjadi tantangan tersendiri yang harus disikapi dengan serius.
Ini menjadi PR kita bersama baik sebagai individu atau anak bangsa. Di sinilah pentingnya Idul Fitri sebagai momen refleksi kolektif. Kembali ke fitrah bukan berarti kembali ke awal secara fisik, melainkan kembali kepada nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan entah itu tentang kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan kasih sayang. Fitrah adalah cahaya yang mampu menuntun kita melewati kegelapan zaman.
Refleksi ini bukan hanya berlaku bagi individu, tetapi juga bagi pemangku kepentingan di negeri ini. Bagaimana mungkin bangsa ini bangkit jika pemimpinnya tidak jujur; Bagaimana mungkin generasi muda kita berdaya jika tidak dibekali nilai dan integritas. Pemimpin yang baik itu adalah Fathonah, Amanah, Siddiq, Tabligh, haruslah cerdas, dapat dipercaya, jujur, dan mampu menyampaikan pesan dengan baik.
Kini saatnya menjadikan Idul Fitri sebagai langkah awal perubahan. Tidak hanya sebagai pribadi yang lebih baik, tetapi juga sebagai masyarakat dan bangsa yang lebih jujur, adil, dan beradab. Mari jadikan semangat Ramadhan dan Idul Fitri sebagai energi moral untuk membenahi persoalan bangsa. Kita sebagai anak bangsa tidak bisa berharap bangsa ini berubah jika kita sendiri enggan berubah.
Maka, mulai dari diri, keluarga, dan kita sebagai masyarakat, mari sebarkan semangat kebajikan dan integritas. Dengan hati yang fitrah, langkah kita akan lebih ringan, dan cita-cita bangsa akan lebih mudah digapai.@mynamiskhus
Selamat Idul Fitri 1446 H, Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin.
Penulis:
Kusnawi, S.Kom., M.Eng.
Direktur Business Placement Center dan Alumni Universitas Amikom Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Luncurkan 45 Koperasi Merah Putih, Hasto Wardoyo: Fokus Sektor Riil |
![]() |
---|
USD Jogja Gelar Kompetisi S.E.E.D. Indonesia 2025, Kolaborasi Dorong Inovasi Berkelanjutan |
![]() |
---|
LVRI Tuan Rumah Veconac ke-6 di Yogyakarta, Indonesia Bawa Isu Sosial di ASEAN |
![]() |
---|
Bupati Kulon Progo Ajak Anak Muda Berperan Aktif Hadapi Dampak Perubahan Iklim |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Kembali Seret 2 Pelaku Pembuangan Sampah Liar ke Meja Hijau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.