Banjir dan Longsor DIY

Jalan di Depan Rumah Sudah Seperti Sungai, Kini Warga Imogiri Bantul Bersih-Bersih Dampak Banjir

Banjir luapan Kali Celeng yang menerjang Padukuhan Tilaman, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, telah surut.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: ribut raharjo
Tribun Jogja/Alexnader Aprita
Aktivitas bersih-bersih di Padukuhan Tilaman, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul usai terdampak banjir luapan Kali Celeng, Sabtu (29/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Banjir luapan Kali Celeng yang menerjang Padukuhan Tilaman, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, telah surut.

Warga bersama relawan pun bersama-sama membersihkan lingkungannya dari sisa lumpur bawaan banjir pada Sabtu (29/3/2025).

Salah satu unsur yang terlibat adalah Muhammadiyah Imogiri. Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Imogiri, Muhammad Yusuf Dwi Prabowo menjelaskan pihaknya sudah bergerak sejak Jumat (28/03/2025) malam, saat banjir terjadi.

"Sejak semalam kami berkooordinasi, memantau dan mengasesmen mana saja wilayah yang membutuhkan penanganan," kata Yusuf.

Pihaknya pun menerjunkan sejumlah anggota untuk membantu membersihkan rumah warga di Padukuhan Tilaman dari lumpur sisa banjir. Pembersihan juga dilakukan pada fasilitas umum seperti pondok pesantren.

Menurut Yusuf, banjir luapan Kali Celeng membuat lumpur masuk sampai ke rumah-rumah hingga sumur warga. Sejumlah peralatan digunakan untuk mengoptimalkan proses pembersihan.

"Kami gunakan pompa air untuk membersihkan sumur-sumur warga dari lumpur sisa banjir," jelasnya.

Yusuf menyebut proses pembersihan berjalan cepat berkat gerak aktif dari warga setempat. Ia pun meyakini proses pembersihan bisa langsung selesai hari ini juga.

Pranuju (47), warga setempat menuturkan air Kali Celeng mulai meluap sekitar pukul 15.45 WIB. Saat itu hujan mengguyur cukup deras dan berlangsung cukup lama.

"Pas airnya meluap itu jalan di depan rumah sudah seperti sungai, arusnya deras sekali," tuturnya.

Pranuju mengatakan air awalnya hanya di ketinggian semata kaki, namun lama kelamaan naik hingga menjadi 1,5 meter. Air pun langsung masuk ke rumah, di mana saat itu ia bersiap berbuka puasa bersama istri dan kedua anaknya.

Ia pun memilih untuk tetap bertahan di rumah, di mana banjir berlangsung hingga pukul 19.00 WIB. Ia bersama keluarganya pun berupaya menyelamatkan barang-barang berharga seperti sepeda motor hingga pakaian di rumah.

"Airnya mulai surut sejam kemudian, lalu kami mulai bersih-bersih, tapi tak berapa lama listrik malah padam sampai dini hari," jelas Pranuju.

Aktivitas bersih-bersih pun baru bisa dilanjutkan pada Sabtu pagi. Untungnya ada tim relawan yang datang membantu sehingga proses pembersihan bisa berlangsung cepat.

Heru (66) yang juga warga setempat ikut merasakan dampak dari banjir luapan Kali Celeng. Air dari banjir masuk sampai ke area dapur di bagian belakang rumah, lengkap dengan lumpur.

Saat itu, air yang masuk ke rumahnya sampai semata kaki, lantaran pondasi rumahnya cukup tinggi. Banjirnya pun tidak berlangsung lama, di mana sejam kemudian mulai surut.

"Pas surut itu langsung bersih-bersih, eh malah listrik padam, kemudian baru pagi ini bisa dibersihkan semuanya," ujar Heru yang hanya tinggal di rumah bersama istri. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved