Gempa Myanmar

Gempa Bumi 7,7 SR Mengguncang Myanmar, Berdampak di Bangkok hingga Hanoi

Gempa bumi besar mengguncang Myanmar bagian tengah, Jumat (28/3/2025). Menurut laporan, gempa bumi itu membuat jalan-jalan di ibu kotanya, Naypyitaw

|
Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
pixabay
GEMPA BUMI MYANMAR - (Ilustrasi) Gempa bumi besar mengguncang Myanmar bagian tengah, Jumat (28/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, NAYPYITAW - Gempa bumi besar mengguncang Myanmar bagian tengah, Jumat (28/3/2025).

Menurut laporan, gempa bumi itu membuat jalan-jalan di ibu kotanya, Naypyitaw, rusak, dan warga terpaksa mengungsi ke jalan-jalan di negara tetangga, Thailand, dan Vietnam.

Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter itu melanda barat laut kota Sagaing pada kedalaman dangkal, kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

Setelahnya, gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter melanda daerah yang sama beberapa menit kemudian.

“Saya mendengarnya, dan saya sedang tidur di dalam rumah, saya berlari sejauh yang saya bisa dengan mengenakan piyama keluar dari gedung,” kata Duangjai, warga kota wisata populer di Thailand utara, Chiang Mai via The Straits Times.

Bongkahan langit-langit jatuh dari gedung-gedung dan jalan-jalan melengkung di ibu kota Myanmar, kota yang luas dan dibangun khusus dengan jalan raya selebar 20 jalur.

Sekelompok wartawan berada di Museum Nasional di Naypyitaw saat gempa terjadi dan bangunan mulai berguncang.

Pecahan-pecahan jatuh dari langit-langit dan dinding retak saat staf berseragam berlari keluar, beberapa dari mereka gemetar dan menangis, yang lain meraih ponsel untuk mencoba menghubungi orang-orang terkasih.

Tanah bergetar hebat selama sekitar setengah menit sebelum akhirnya tenang.

Unggahan media sosial dari Mandalay, ibu kota kerajaan kuno Myanmar yang berada di pusat jantung agama Buddha, menunjukkan bangunan-bangunan yang runtuh dan puing-puing berserakan di jalan-jalan kota.

Seorang saksi mata di kota itu mengatakan kepada Reuters: 

"Kami semua berlarian keluar rumah saat semuanya mulai berguncang. Saya menyaksikan gedung berlantai lima runtuh di depan mata saya. 

“Semua orang di kota saya keluar ke jalan dan tidak seorang pun berani kembali ke dalam gedung." 

Tidak ada laporan langsung tentang korban jiwa setelah gempa tersebut, tetapi gempa tersebut menyebabkan kepanikan di kota-kota terdekat di Thailand utara dan hingga ke ibu kota Bangkok

Sai, seorang warga Chiang Mai berusia 76 tahun, sedang bekerja di sebuah minimarket saat tokonya mulai berguncang. "Saya segera keluar dari toko bersama pelanggan lain," katanya. 

"Ini adalah gempa terkuat yang pernah saya alami dalam hidup saya." 

Bangunan rusak

Gempa tersebut merusak bangunan-bangunan di Bangkok dan memaksa penghentian sementara beberapa layanan metro dan kereta ringan di kota tersebut.

Satu menara kantor bergoyang dari satu sisi ke sisi lain selama sedikitnya dua menit, dengan pintu dan jendela berderit keras, kata para saksi.

Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi tentang runtuhnya bangunan di distrik Chatuchak, Bangkok.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan bahwa ia menghentikan kunjungan resmi ke pulau selatan Phuket untuk mengadakan pertemuan darurat setelah gempa, menurut sebuah posting di X.

Ia kemudian menyatakan Bangkok sebagai zona darurat dan menyarankan orang-orang untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi karena kemungkinan gempa susulan.

Terasa hingga Hanoi

Di Hanoi, Vietnam ratusan orang bergegas keluar dari gedung-gedung tinggi setelah merasakan getaran.

"Lampu gantung berayun kuat," kata Vy Nguyen, yang bekerja di sebuah gedung perkantoran di pusat Kota Ho Chi Minh. 

Ia mengatakan kedengarannya seperti jendela-jendela retak.

“Salah satu tamu saya merangkak di bawah meja, sementara saya tetap berdiri. Saya masih merasa pusing sekarang,” katanya.

Menurut badan gempa Beijing, getaran juga terasa di provinsi Yunnan di barat daya Tiongkok, yang mengatakan guncangan berkekuatan 7,9 skala Richter.

Gempa bumi relatif umum terjadi di Myanmar, di mana enam gempa kuat berkekuatan 7 skala Richter atau lebih terjadi antara tahun 1930 dan 1956 di dekat Sesar Sagaing, yang membentang dari utara ke selatan melalui pusat negara, menurut USGS.

Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang dahsyat di ibu kota kuno Bagan di Myanmar tengah menewaskan tiga orang pada tahun 2016, juga merobohkan menara dan menghancurkan dinding kuil di tempat wisata tersebut.

Menurut para ahli, laju pembangunan yang sangat cepat di kota-kota Myanmar, dikombinasikan dengan infrastruktur yang buruk dan perencanaan kota yang buruk, juga membuat daerah-daerah yang paling padat penduduknya rentan terhadap gempa bumi dan bencana lainnya.

Negara Asia Tenggara yang miskin ini memiliki sistem medis yang terbatas, terutama di negara-negara bagian pedesaannya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved