Lebaran 2025
Asal Usul Menggantung Ketupat di Pintu Rumah Saat Lebaran, Apa Maknanya?
Tradisi menggantung ketupat ternyata sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Islam masuk ke Nusantara.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Ketupat adalah salah satu ikon kuliner khas Idul Fitri di Indonesia.
Selain sebagai sajian yang melengkapi berbagai hidangan seperti opor ayam dan sayur lodeh, ketupat juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Salah satu tradisi unik yang masih ditemukan di beberapa daerah adalah menggantung ketupat di pintu rumah. Apa sebenarnya makna di balik kebiasaan ini?
Asal Usul Tradisi Menggantung Ketupat

Tradisi menggantung ketupat ternyata sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Islam masuk ke Nusantara.
Pada zaman dahulu, masyarakat percaya bahwa menggantung ketupat di pintu rumah bisa membawa keberuntungan.
Seiring perkembangan ajaran Islam di Indonesia, khususnya pada abad ke-15, Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat sebagai bagian dari syiar Islam.
Ia mengubah makna ketupat dari benda yang dianggap memiliki unsur magis menjadi simbol keberkahan dan kesucian dalam perayaan Idul Fitri.
Baca juga: Cara Bikin Opor Ayam Super Gurih Khas Lebaran
Makna Filosofis Ketupat

Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki filosofi mendalam, terutama dalam budaya Jawa. Makna ketupat berasal dari dua istilah dalam bahasa Jawa:
1. Ngaku Lepat – Mengakui kesalahan, yang berkaitan dengan tradisi sungkeman dan saling memaafkan di Hari Raya.
2. Laku Papat – Empat tindakan utama yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri, yaitu:
- Lebaran: Akhir dari bulan Ramadan, yang melambangkan pembebasan diri dari dosa.
- Luberan: Melimpahnya berkah, mengingatkan umat Islam untuk berbagi dengan yang kurang mampu.
- Leburan: Melebur dosa dengan saling bermaaf-maafan.
- Laburan: Penyucian diri, seperti warna putih kapur yang bersih.
Ketupat dalam Tradisi Masyarakat Indonesia

Seiring waktu, ketupat tidak hanya dijadikan sebagai makanan tetapi juga bagian dari tradisi Lebaran di berbagai daerah:
1. Sebagai simbol berbagi
Dahulu, masyarakat menggantung ketupat sebagai tanda bahwa mereka memiliki ketupat yang siap dibagikan kepada tetangga.
2. Sebagai ungkapan rasa syukur
Pada masa lalu, ketupat bahkan digantung di tanduk kerbau sebagai bentuk terima kasih atas hasil panen.
Libur Lebaran 2025, Jumlah Wisatawan Pantai Glagah-Congot Kulon Progo Menurun |
![]() |
---|
Stasiun Yogyakarta Jadi Simpul Transportasi Terpadu saat Arus Balik Lebaran |
![]() |
---|
Libur Lebaran: Puluhan Ribu Kendaraan ke Malioboro, Polisi Berlakukan Buka Tutup Arus di Kleringan |
![]() |
---|
Laris Manis, Pelancong Buru Aneka Souvenir hingga Daster Batik di Teras Malioboro |
![]() |
---|
Susah Cari Parkir di Malioboro? Ke GOR Amongrogo Saja, Lanjut Shuttle Seharga Rp 8.000 per Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.