Arus Mudik 2025

Tanjakan Clongop Gunungkidul Sudah Bisa Dilewati, Dishub: Hanya untuk Kendaraan Pribadi

Jalur penghubung wilayah Gunungkidul- Klaten inipun sudah bisa dilewati namun hanya direkomendasikan untuk kendaraan pribadi

|
Dok.Istimewa
BISA DILEWATI - Penampakan akses jalan Tanjakan Clongop, Gunungkidul, yang sudah bisa dilewati kendaraan kecil, Senin (24/3/2025). Sebelumnya, jalan ini ditutup akibat longsor. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Proses normalisasi jalan baru Tanjakan Clongop di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gendangsari, Kabupaten Gunungkidul, rampung dilakukan. 

Jalur penghubung wilayah Gunungkidul- Klaten inipun sudah bisa dilewati namun hanya direkomendasikan untuk kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. 

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Gunungkidul, Bayu Susilo Aji, mengatakan pembukaan akses jalan Tanjakan Clongop dilakukan sejak Jumat (21/3/2025), setelah dilakukan proses normalisasi pasca kejadian longsor beberapa waktu lalu. 

"Jadi, untuk jalur sudah bisa digunakan. Namun, hanya direkomendasikan untuk kendaraan pribadi atau kendaraan kecil. Sedangkan, untuk kendaraan besar tidak kami rekomendasikan untuk melintasi jalur ini," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (24/3/2025).

Dia menjelaskan pertimbangan tidak direkomendasikan kendaraan besar melintasi jalur ini sebab curah hujan diprediksi masih tinggi sehingga potensi terjadi longsor susulan.

Selain itu, pertimbangan lain karena disekitar tanjakan Clongop masih banyak medan jalan berupa tikungan tajam dan curam.

"Jadi, ini sangat berbahaya jika kendaraan besar melintas di sana. Maka dari itu, kami imbau hanya untuk kendaraan kecil saja," ucapnya.

Baca juga: Normalisasi PascaLongsor, Tanjakan Clongop Gunungkidul Bakal Dibangun dengan  Terasering

Sementara itu, Kepala DPUP ESDM DIY Anna Rina Herbranti membenarkan saat ini proses normalisasi Tanjakan Clongop sudah rampung dilakukan. 

"Benar, proses normalisasi dengan membuat terasering sudah selesai kami lakukan. Dan, untuk kondisi sudah diperbolehkan digunakan lagi sebagai akses jalan," terangnya.

Dia menuturkan  proses normalisasi dengan terasering dilakukan pada bagian tebing yang longsor dan rekahan baru yang berada di atas titik longsor

"Terasering ini salah satu cara untuk mencegah longsor, terutama pada lereng curam. Terasering dibuat teras-teras bertingkat-tingkat pada tebing yang miring, dengan begitu akan memperkecil kemiringan lereng, namun memperbesar peresapan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran air di permukaan," urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved