Viral
8 Lirik Lagu Indonesia dengan Vibes Demo
Lagu-lagu yang dinyanyikan bersama-sama dalam demonstrasi dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan para demonstran.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Banyak musisi Indonesia yang menciptakan lagu-lagu dengan lirik yang kritis terhadap kondisi sosial dan politik.
Lagu-lagu ini seringkali mengangkat isu-isu seperti ketidakadilan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan masalah-masalah sosial lainnya.
Lirik-lirik ini mampu membangkitkan semangat para demonstran dan menyuarakan aspirasi mereka.
Musik memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi dan menciptakan rasa solidaritas di antara orang-orang.
Lagu-lagu yang dinyanyikan bersama-sama dalam demonstrasi dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan para demonstran.
Irama dan melodi yang kuat dapat memberikan energi tambahan bagi para demonstran.
Berikut lirik lagu-lagu Indonesia yang viral dengan vibes demo:
1. Kami Belum Tentu - Feast
Tiang masih berdiri
Bendera makin tinggi
Berkibar tiap pagi
Dimakan matahari
Merah makin memudar
Yang bunglon merasa benar
Putih makin menguning
Yang pintar masih berpaling
Ditinggal beasiswa
Tenang kawan, tak apa
Bertahan, buat apa?
Belum ada artinya
Masih dipeluk setan
Alergi peradaban
Alergi kemajuan
Mendorong kemunduran
Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu?)
Mewakilkan suara kami
(Jelas tak ada yang tahu!)
Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun kami belum tentu!)
Earth-03 kerusuhan lagi
Earth-04 perang nuklir lagi
Jadikan pelajaran
Jangan sampai rusak beneran
Earth-02 masih main tusuk
Tiap hari kian buruk
Ayo cepat mending rujuk
Jangan sampai salah tunjuk
Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu?)
Mewakilkan suara kami
(Jelas tak ada yang tahu!)
Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun kami belum tentu!)
Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu?)
Mewakilkan suara kami
(Jelas tak ada yang tahu!)
Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun kami belum tentu!)
Apa guna gelar kami?
(Siapa yang sudah tahu?)
Jadi apa tua nanti?
(Tentu kami belum tahu!)
Tumblr, Reddit diblok lagi
(Siapa bilang situs biru?)
Untuk apa terkoneksi
(Jika masih mati lampu?)
Cukup dikasih hati
(Masih minta tambah paru)
Pura-pura bersih lagi
(Bagaikan Kalpataru)
Jelas-jelas tangan besi
(Masih berlagak rindu!)
Sembah Tuhan tiap minggu
(Tapi masih lempar batu)
Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun kami belum tentu!)
Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun kami belum tentu!)
2. Buruh Tani - Marjinal
buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
bersatu padu rebut demokrasi
gegap gempita dalam satu suara
demi tugas suci yang mulia
hari hari esok adalah milik kita
terciptanya masyarakat sejahtera
terbentuknya tatanan masyarakat
indonesia baru tanpa orba
marilah kawan mari kita kabarkan
di tangan kita tergenggam arah bangsa
marilah kawan mari kita nyanyikan
sebuah lagu tentang pembebasan
di bawah kuasa tirani
kususuri garis jalan ini
berjuta kali turun aksi
bagiku satu langkah pasti
berjuta kali turun aksi
bagiku satu langkah pasti
bagiku satu langkah pasti
3. Ibu Pertiwi - Shanna Shannon Cover
Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matanya berlinang
Mas intannya terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara
Merintih dan berdoa
Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu
Menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa
Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matanya berlinang
Mas intannya terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara
Merintih dan berdoa
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa
4. Tikus Tikus Kantor - Iwan Fals
Kisah usang tikus-tikus kantor
Yang suka berenang di sungai yang kotor
Kisah usang tikus-tikus berdasi
Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Di balik meja teman sekerja
Di dalam lemari dari baja
Kucing datang cepat ganti muka
Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri
Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi
Tikus-tikus tak kenal kenyang
Rakus, rakus, bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang
Kucing-kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik, licik, tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Tikus tahu sang kucing lapar
Kasih roti jalan pun lancar
Memang sial sang tikus teramat pintar
Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar
Tikus-tikus tak kenal kenyang
Rakus, rakus, bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang
5. Surat Buat Wakil Rakyat - Iwan Fals
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu, jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang
Sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara "he-eh" juara "hahaha"
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana
Di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu, jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam
You might also like
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
6. Peradaban - Feast
Bawa pesan ini ke persekutuanmu
Tempat ibadah terbakar lagi
Bawa pesan ini lari ke k′luargamu
Nama kita diinjak lagi
Bagai keset "Selamat datang"
Masuk kencang tanpa diundang
Ambil minum, lepas dahaga
Rampas galon, dispenser pula
Yang jadi saksi harus kuat
Tak terbutakan dunia, akhirat
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Gapura hancur dibangun lagi
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam ′tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam ′tuk diobati
Kar′na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Beberapa orang menghakimi lagi
Walaupun diludahi zaman seribu kali
Beberapa orang memaafkan lagi
Walau sudah ditindas habis berkali-kali
chorus
Kar'na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam ′tuk diobati
Kar'na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar′na peradaban takkan pernah mati
Walau diledakkan, diancam 'tuk diobati
Kar′na peradaban berputar abadi
Kebal luka bakar, tusuk, atau caci-maki
Kar'na kehidupan tidak ternodai
Maknanya jika kau tak sepaham dengan kami
Kar'na kematian tanggungan pribadi
Bukan milik siapa pun untuk disudahi
Budaya, bahasa berputar abadi
Jangan coba atur tutur kata kami
Hidup tak sependek penis laki-laki
Jangan coba atur gaya berpakaian kami
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
Suatu saat nanti tanah air kembali berdiri
Suatu saat nanti kita memimpin diri sendiri
Suatu saat nanti kita meninggalkan sidik jari
Suatu saat nanti semoga semua berbesar hati
7. Gugatan Rakyat Semesta - Feast
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
Sudah siapkah kau ′tuk melihat esok hari?
Tanpa parasit yang makan lebih dari babi
Tanpa kaki yang bersepatu semahal sapi
Mulut yang semanis minuman berkarbonasi
Sudah siapkah kau 'tuk ciptakan esok hari?
Kaukepung kastil yang berpura-pura peduli (peduli)
Duduki atap hijau dan m′reka kabur lari
Bendera warna-warni, kau tak dipecah lagi
Tak ada waktu yang benar-benar tepat
Ciptakanlah sendiri
Tak ada tembok yang benar terlalu kuat
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Ku tak memintamu 'tuk taruh nyawa di jalan
Ku hanya b'ri tahu bahwa s′lalu ada jalan
Jika kau sangat serius ingin perubahan
M′reka kira kau lemah, kau jadi setan
Sudah siapkah kau 'tuk hidupi esok hari?
Apa pun yang kaupercayai, pasti hakiki
Siapa yang kaucinta, kau dihargai
Dari mana kau datang dan pergi, dilindungi
Kеnyamanan hanya dipinjamkan sementara
Tunjukkan bahwa kaulah yang pegang pеrcaya
Tunjukkan bahwa kaulah yang punya kuasa
Tunjukkan gemuruh gugatan rakyat semesta
Ku tak memintamu ′tuk taruh nyawa di jalan
Ku hanya b'ri tahu bahwa s′lalu ada jalan
Jika kau sangat serius ingin perubahan
M'reka kira kau lemah, kau jadi setan
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
(Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan)
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Ku tak memintamu ′tuk taruh nyawa di jalan
Ku hanya b'ri tahu bahwa s'lalu ada jalan
Jika kau sangat serius ingin perubahan
M′reka kira kau lemah, kau jadi setan
Ku tak memintamu ′tuk taruh nyawa di jalan
Ku hanya b'ri tahu bahwa s′lalu ada jalan
Jika kau sangat serius ingin perubahan
M'reka kira kau lemah, kau jadi setan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
Rapatkan barisan, petir di kepalan tangan
8. Di Udara - Efek Rumah Kaca
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
sampai dimana kapan
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
MG Key
Lirik Lagu Indonesia Viral dengan Vibes Demo
Lirik Lagu Indonesia Viral
Demo Indonesia Gelap
aksi demonstrasi
Lagu Demo
Deretan Film Indonesia yang Akan Diadaptasi ke Versi Korea Selatan |
![]() |
---|
Mengenal Tren Fart Walk, Rasakan Manfaat Kentut Sambil Berjalan |
![]() |
---|
Asal-Usul Pani Puri, Makanan Khas India yang Viral di TikTok Indonesia |
![]() |
---|
Mengenal Balut: Makanan Khas Filipina, Berupa Embrio Bebek yang Viral di Indonesia |
![]() |
---|
Mengenal Paus Leo XIV dan Alasan Memilih Nama Leo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.