Puisi
Makna Puisi Negeriku Karya Mustofa Bisri
Puisi-puisi Gus Mus seringkali menggunakan gaya bahasa satir dan ironi untuk menyampaikan kritik sosialnya. Ia menggunakan kata-kata yang sederhana na
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Ahmad Mustofa Bisri, atau lebih dikenal dengan Gus Mus, adalah seorang tokoh Islam terkemuka di Indonesia.
Ia dikenal sebagai ulama, penyair, penulis, pelukis, dan budayawan.
Selain sebagai ulama, Gus Mus aktif dalam dunia seni dan sastra serta menulis banyak puisi, esai, dan artikel yang mengangkat tema-tema sosial, budaya, dan keagamaan.
Karya-karyanya seringkali mengandung kritik sosial yang tajam, namun disampaikan dengan bahasa yang santun dan humoris.
Puisi-puisi Gus Mus seringkali menggunakan gaya bahasa satir dan ironi untuk menyampaikan kritik sosialnya.
Ia menggunakan kata-kata yang sederhana namun tajam untuk menggambarkan ketidakadilan dan kesenjangan yang terjadi di masyarakat.
Hal ini dapat dilihat pada puisinya yang berjudul “Negeriku”.
Berikut isi dan makna puisi “Negeriku”:
Isi Puisi “Negeriku”
Mana ada negeri sesubur negeriku?
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia.
Dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku.
Ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku.
Emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku.
Air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku.
Mana ada negeri sekaya negeriku?
Majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku.
Negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia.
Mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi.
Makna Puisi “Negeriku”
Puisi ini secara satir menggambarkan ironi dan ketidakadilan yang terjadi di sebuah negara yang kaya sumber daya alam.
Negeri yang digambarkan dalam puisi ini sangat kaya akan sumber daya alam, mulai dari hasil pertanian hingga tambang dan laut.
Namun, kekayaan ini tidak dinikmati oleh rakyat, melainkan dieksploitasi oleh pihak-pihak tertentu, termasuk orang kaya dan penguasa.
"Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku" menggambarkan eksploitasi tenaga kerja rakyat.
Puisi ini menyoroti kesenjangan sosial yang sangat lebar antara kaum kaya (konglomerat) dan kaum miskin (melarat).
"Negeriku menumbuhkan konglomerat dan mengikis habis kaum melarat" menggambarkan bagaimana kekayaan hanya terkonsentrasi pada segelintir orang, sementara rakyat miskin semakin terpuruk.
Puisi ini secara satir menggambarkan praktik korupsi dan kolusi yang merajalela.
"Rampok-rampok diberi rekomendasi dengan kop sakti instansi, maling-maling diberi konsesi, tikus dan kucing dengan asyik berkolusi" menggambarkan bagaimana para koruptor dan kolaborator dilindungi oleh penguasa.
Puisi ini juga menggambarkan ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh rakyat kecil.
"rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan" menggambarkan bagaimana rakyat kecil dipaksa untuk memberikan kontribusi tanpa mendapatkan imbalan yang setimpal.
Puisi ini menggunakan gaya bahasa satir dan ironi untuk menyampaikan kritik sosialnya.
Penggunaan kata-kata seperti "makmur" dan "kaya" yang kontras dengan kondisi rakyat yang menderita menciptakan efek ironi yang kuat. (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
MG Key
puisi
Makna Puisi Negeriku karya Mustofa Bisri
Arti dan Makna Puisi
Puisi Negeriku karya Mustofa Bisri
Mustofa Bisri
Makna Puisi Orang-Orang Miskin Karya W.S. Rendra |
![]() |
---|
Makna Puisi Aku Berkisar Antara Mereka Karya Chairil Anwar, Sebuah Potret Eksistensi Sosial |
![]() |
---|
Makna Puisi Wanita Pengumpul Kayu Bakar Karya Abdul Wachid BS, Kritik Kemunafikan Moral dan Hasrat |
![]() |
---|
Makna Puisi Malam di Kota Khatulistiwa karya Wiji Thukul, Potret Dualitas Kehidupan |
![]() |
---|
Makna Puisi Apakah Kartini Karya Sosiawan Leak: Mengawal Perkembangan Emansipasi Wanita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.