Pedagang di Pasar Gedhe Klaten Keluhkan Kondisi Pasar Masih Lesu

Siyem mengungkapkan pada ramadan tahun lalu, rata-rata sehari bisa menjual sekitar 20 kg kolang-kaling. Namun, ramadan kali ini hanya laku sekitar 10

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
PASAR LESU: Kondisi Pasar Gedhe Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (13/03/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Bulan suci ramadan 1446 Hijriyah/2025 telah berjalan selama 13 hari. Artinya momen Lebaran 2025 hanya tinggal sekitar 17 hari lagi.

Biasanya menjelang momen lebaran, roda perekonomian masyarakat semisal di pasar tradisional mulai bergerak. 

Namun, kondisi berbeda di momen ramadan tahun ini. Pergerakan perekonomian masyarakat khususnya yang berada di pasar tradisional masih belum terlalu terasa.

Kondisi tersebut juga dirasakan dan dikeluhkan oleh pedagang di Pasar Gedhe Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Pedagang kolang-kaling di Pasar Gedhe Klaten bernama Siyem mengeluhkan hal ini. Wanita berusia 55 tahun itu mengaku penjualan kolang-kaling pada ramadan kali ini cukup lesu.

"Penjualannya agak sepi berbeda dengan dulu. Kalau ramadan tahun lalu cukup ramai daripada sekarang," katanya kepada Tribunjogja.com, Kamis (13/3/2025). 

Siyem mengungkapkan pada ramadan tahun lalu, rata-rata sehari bisa menjual sekitar 20 kg kolang-kaling. Namun, ramadan kali ini hanya laku sekitar 10 kg kolang-kaling per hari. 

"Mungkin karena saat ini sering hujan, jadi yang jualan es kurang laku," ucapnya. 

Dia mengatakan, biasanya yang membeli kolang-kaling adalah para pedagang es buah atau kolak. Ketika dagangan para penjual es tersebut tidak laku maka juga berdampak terhadap penjual bahan makanan di pasar.

Meski begitu, harga kolang-kaling dikatakan tetap mengalami kenaikan dari Rp15 ribu sebelum puasa, kini dijual Rp18-20 ribu per kg. 

Senada, pedagang daging sapi di Pasar Gedhe Klaten, Warti (37), menyebutkan bahwa perekonomian masyarakat saat ini masih mendatar.

Meskipun Lebaran tinggal menghitung hari, akan tetapi saat ini jarang ada konsumen yang membeli bahan pokok dalam jumlah besar. 

"Lebih bagus (permintaan masyarakat) ramadan dan lebaran kemarin (2024). Karena sekarang ekonominya masih datar-datar saja, sudah jarang yang beli dalam jumlah besar," ucapnya.

Warti melanjutkan, animo masyarakat untuk berbelanja daging sapi juga dikatakan masih tandar, belum terlalu ramai.

Menurutnya, adanya warung-warung makan yang tutup ketika ramadan menjadi salah satu alasan kondisi tersebut.

Apalagi, kebanyakan pembeli daging sapi di lapaknya adalah pengusaha warung sate dan rumah makan masakan padang. 

"Biasanya sehari saya bisa jual 2 kuintalan daging sapi. Untuk harga sekarang mulai Rp130-150 ribu per kg, kalau sebelumnya Rp125-140 ribu per kg," tandasnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved