UPDATE Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun: Surat Cinta saat Wamil, Ditentang Keluarga, Ajakan Menikah

UPDATE Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun: Surat Cinta saat Wamil, Ditentang Keluarga, Ajakan Menikah

TRIBUNJOGJA.COM - Hubungan asmara aktor Korea Selatan Kim Soo Hyun dengan mendiang aktris Kim Sae Ron masih menjadi trending topik di media sosial X (Twitter) hingga Rabu (12/3/2025) malam.

Cerita-cerita baru dan bukti-bukti hubungan asmara keduanya kembali diungkap oleh Bibi Kim Sae Ron melalui kanal YouTube Garo Sero Research Institute atau @HOVERLAB2018, Rabu (12/3/2025).

Dalam video terbaru dari YouTube @HOVERLAB2018, pihak keluarga Kim Sae Ron menunjukkan surat yang ditulis Kim Soo Hyun kepada Kim Sae Ron saat Kim Soo Hyun menjalankan wajib militer (wamil) pada 2018 lalu.

Terkuak pula kartu pos yang dikirim Kim Soo Hyun dari Paris, Prancis, untuk KIm Sae Ron, pada 2019.

Selain itu, pihak keluarga Kim Sae Ron juga menunjukkan foto-foto wamil yang dikirimkan Kim Soo Hyun kepada Kim Sae Ron.

Ternyata, setelah mengetahui hubungan asmara Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun, keluarga Kim Sae Ron sempat menentang.

Kendati demikian, hubungan tetap berlanjut, bahkan sampai muncul niatan untuk menikah.

Berikut cuplikan wawancara Bibi Kim Sae Ron dengan host YouTube @HOVERLAB2018, Kim Se Ui, seperti dikutip dan diterjemahkan Tribunjogja.com dari Video YouTube @HOVERLAB2018.

Keluarga Kim Sae Ron menentang hubungan Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun

YouTube @HOVERLAB2018 : 
Jika Kim Sae Ron benar-benar berkencan dengan Kim Soo Hyun sejak sekolah menengah, bukankah seharusnya keluarga menghentikannya? Apa yang dilakukan keluarga? (Ada netizen yang bilang seperti itu) Keluarga tidak tahu soal itu (Kim Sae Ron berkencan dengan Kim Soo Hyun) saat Kim Sae Ron masih SMP kan?

Bibi Kim Sae Ron : 
Tentu tidak tahu. Kami tidak tahu. Karena Anda bisa bertemu selebriti dalam pekerjaan (project) apa pun, bahkan sekarang selebriti bisa saling menghubungi. Tapi suatu hari sebelum (Kim Soo Hyun) pergi wajib militer, mereka tetap saling menghubungi dan (Kim Sae Ron) mendapat foto-foto wamil (dari Kim Soo Hyun). Jadi, menurut kami (pihak keluarga) itu agak aneh. Jadi saat itulah kami sangat menentangnya. 

YouTube @HOVERLAB2018 : 
Tapi saat (Kim Soo Hyun) wamil, berarti (Kim Sae Ron) sudah SMA, bukan SMP?

Bibi Kim Sae Ron : 
Iya, SMA.

YouTube @HOVERLAB2018 : 
Setelah dilihat-lihat, sepertinya pada awalnya Kim Sae Ron tidak menyukai Kim Soo Hyun, tapi Kim Soo Hyun terus mendekatinya. Apakah itu yang diceritakan Kim Sae Ron kepada orang tuanya?

Bibi Kim Sae Ron : 
Iya. Saya sudah bilang, kan. 

Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron pernah membicarakan pernikahan

Bibi Kim Sae Ron : 
Mereka berdua bahkan sampai membicarakan pernikahan. Mereka sampai berkata ayo menikah. 

YouTube @HOVERLAB2018 : 
Tidak, bukankah (Kim Sae Ron) masih di bawah umur saat mereka membicarkaan pernikahan?

Bibi Kim Sae Ron : 
Pembicaraan itu (soal pernikahan) terjadi setelah (Kim Sae Ron) sudah tidak di bawah umur. 

YouTube @HOVERLAB2018 : 
Sudah tidak di bawah umur?

Bibi Kim Sae Ron : 
Mungkin saat usianya (Kim Sae Ron) awal 20-an.

Foto-foto wamil yang dikirimkan Kim Soo Hyun kepada Kim Sae Ron

Tahun 2018, ketika Kim Soo Hyun menjalankan wajib militer, ia beberapa kali mengirimkan foto wamil kepada Kim Sae Ron.

Saat itu, usia Kim Soo Hyun 30 tahun, sedangkan usia Kim Sae Ron masih 18 tahun.

Berikut foto-foto wamil Kim Soo Hyun yang dikirimkan kepada Kim Sae Ron.

Selain ketiga foto wamil Kim Soo Hyun di atas, ada satu foto baru yang membuktikan hubungan Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron di masa lalu. Foto ini memperlihatkan Kim Soo Hyun mencium pipi Kim Sae Ron.

Surat Tulisan Tangan Kim Soo Hyun untuk Kim Sae Ron Tahun 2018

Berikut terjemahan surat tulisan tangan Kim Soo Hyun untuk Kim Sae Ron pada 9 Juni 2018, seperti dikutip dan diterjemahkan Tribunjogja.com dari Blog Pannative dan Koreadeok.

9 Juni 2018

Untuk : Saeronero.

Hari ini adalah hari Sabtu yang fantastis, di mana cuaca yang tidak menentu membuatku gelisah ke mana-mana. Ini adalah salah satu hari yang terasa sempurna untuk menulis sesuatu atau memikirkan Saeronero.

Pagi hari dimulai dengan kabut tipis, membuatku berkata, "Hari macam apa ini sekarang...?" Aku merasa khawatir sejenak, lalu segera menyesuaikan diri, pergi ke ruang karaoke, menyanyikan beberapa lagu Shin Seung Hun dengan buruk, dan dimarahi karenanya... ㅇㅅㅇ

Setelah sekitar satu jam, matahari s*alan itu bersinar terik, membakar kulitku hingga seperti ini. Itu sangat tiba-tiba, seperti kebohongan total. "Si*l, ini suasana yang menyenangkan." Meraih minyak dan menuju helipad.

Berjemur selama satu jam, bolak-balik, tetapi terlalu panas untuk melanjutkan. Makan siang, lalu menonton tayangan ulang Heart Signal—bersorak, terlibat dalam semua hal, merasa menyesal. 

Sementara itu, di luar, awan gelap tiba-tiba menumpuk tebal, melepaskan semua kekacauan dengan gemuruh yang menggelegar dan menumpahkan semua yang dimilikinya. "Wah, untung saja kami tidak ada operasi militer hari ini."

Satu jam berlalu lagi, dan badai mereda dengan sangat cepat—meninggalkan cukup banyak awan gelap, mungkin untuk putaran kedua. 

Namun di balik awan-awan itu, matahari bersinar, menciptakan bayangan-bayangan gelap, dan awan-awan itu sendiri berubah menjadi lebih gelap. Sinar matahari mulai bocor melalui celah-celah, seperti ledakan cahaya yang keluar dari dalam awan badai yang gelap itu. Itu adalah sesuatu yang layak diabadikan, tetapi aku tidak bawa kamera.

Aku pernah melihat momen-momen serupa sebelumnya. Seperti suatu pagi di bulan November, ketika daun-daun yang berguguran menutupi tempat latihan yang kosong, dan salju mulai turun di atasnya—itu adalah pemandangan yang sepi dan menghantui. 

Atau pertama kali aku menjalani operasi militer, ketika seluruh bidang penglihatanku hanyalah pegunungan tak berujung yang membentang hingga ke cakrawala, membuatku berkata, "Si*l, Korea benar-benar punya tempat seperti ini."

Atau malam itu selama misi pengintaian saat bulan berada di 99 persen dan ada begitu banyak bintang di langit, bersinar begitu terang, sehingga aku dapat melihat setiap detail medan kecil dalam kegelapan—menghabiskan sepanjang malam ketakutan karenanya.

Sekarang cuaca berubah, bau udara juga berubah. Bahkan di tengah semua pelatihan brutal ini, entah dari mana, aku mencium bau "pasir yang basah kuyup." Menghabiskan sepanjang hari dengan perasaan sentimental karenanya.

Aku tidak tahu... Ku rasa aku hanya ingin berbagi apa yang menurutku membuat sesuatu menjadi "baik" atau apa yang dianggap sebagai "kehilangan". Apa yang ku lihat, apa yang ku rasakan... kira-kira seperti itu. 

Karena sulit untuk melihat wajah satu sama lain, aku bertanya-tanya bagaimana kabarmu, di mana pikiranku sendiri. 

Aku tidak ingin membebanimu dengan semua ini, jadi mungkin hal paling sederhana yang bisa ku katakan adalah : Aku merindukanmu.

Itu adalah akhir pekan yang baik. Akhir pekan yang baik untuk menulis. Akhir pekan yang tepat untuk bertanya-tanya apakah aku harus segera kembali bekerja begitu aku  keluar dari wajib militer. Akhir pekan yang tepat untuk memikirkan perjalanan—ke suatu tempat yang dekat seperti Jepang, atau jauh seperti Eropa Utara.

Para pemuda di sini terus menarikku ke dalam arus mereka, dan sekarang aku bahkan berpikir, "Haruskah aku kembali ke sekolah dan mendapatkan gelar?" Tunggu, apakah itu berarti kita akan berakhir bersekolah bersama?!

Tapi kapan aku akan keluar dari wajib militer? Kalau dipikir-pikir, sudah 8 bulan sejak aku mendaftar, tetapi ke depannya, aku masih punya waktu lebih dari setahun lagi. Ahaha.

Jadi, ke depannya, aku akan terus maju. Aku akan melakukan yang terbaik. Terima kasih. 

Salam hormat.

Dari Prajurit Kim nan jauh di sana.

Kartu Pos Kim Soo Hyun dari Paris untuk Kim Sae Ron Tahun 2019

Selain surat cinta yang dikirim Kim Soo Hyun dari tempatnya bertugas saat wamil, Kim Sae Ron juga menerima kartu pos yang dikirim Kim Soo Hyun saat ia berada di Paris, Prancis, pada 1 November 2019.

Berikut terjemahannya, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Blog Pannative.

1 November 2019 
Saeronero-ya.

Aku minum-minum di Paris hari ini. 
Aku membeli kartu pos di toko suvenir dan mengambil pulpen. 
Aku jadi orang yang banyak mengomel. 
Aku mencintaimu, Saeronero.
Aku sangat bangga padamu, Saeronero. 
Aku minta maaf.

(Tribunjogja.com/ANR)