Puisi
Makna Puisi Tuhan Sudah Sangat Populer Karya Emha Ainun Najib
Puisi religius sering kali mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang makna hidup, tujuan keberadaan manusia, dan hubungan manusia dengan T
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Puisi seringkali menjadi wadah bagi manusia untuk mengungkapkan pengalaman spiritual dan refleksi tentang keberadaan Tuhan.
Penyair menggunakan bahasa yang indah dan metaforis untuk mengungkapkan kekaguman mereka terhadap ciptaan Tuhan.
Puisi religius sering kali mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang makna hidup, tujuan keberadaan manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Hal ini dapat ditemui dalam puisi karya Emha Ainun Najib berjudul “Tuhan Sudah Sangat Populer”.
Berikut isi dan makna puisi “Tuhan Sudah Sangat Populer”:
Isi Puisi “Tuhan Sudah Sangat Populer”
Satu
Tuhan sudah sangat populer
Nama-Nya dihapal luar kepala
Sehingga amat jarang ada
Orang yang sungguh-sungguh mengingat-Nya
Tuhan sudah sangat populer
Seperti matahari tak pernah tak bercahaya
Sehingga hanya kadang-kadang saja
Orang menyadari ada dan peran-Nya
Tuhan sudah sangat populer
Baik di kota maupun di desa
Kalau terasa tak ada, orang menanyakan-Nya
Ketika jelas, ada orang melupakan-Nya
Makna Puisi “Tuhan Sudah Sangat Populer”
Puisi ini menggambarkan ironi dalam hubungan manusia dengan Tuhan, di mana popularitas nama Tuhan justru menjauhkan manusia dari esensi kehadiran-Nya.
Bait pertama dan kedua menekankan bahwa nama Tuhan sudah sangat populer, dihafal di luar kepala, dan selalu hadir seperti matahari.
Namun, popularitas ini justru membuat manusia jarang mengingat-Nya dengan sungguh-sungguh dan menyadari peran-Nya dalam kehidupan.
Analogi matahari yang selalu bersinar menggambarkan kehadiran Tuhan yang konstan, namun sering kali diabaikan karena dianggap sudah biasa.
Manusia baru mencari Tuhan saat merasa kehilangan atau dalam kesulitan, tetapi melupakan-Nya saat keadaan baik-baik saja.
Puisi ini menyindir kecenderungan manusia yang lebih fokus pada hal-hal yang tidak pasti, sementara melupakan yang Maha Pasti.
Kehadiran Tuhan yang seharusnya menjadi pusat kehidupan, justru terpinggirkan oleh rutinitas dan kesibukan duniawi.
Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan Tuhan.
Apakah kita hanya mengingat Tuhan saat membutuhkan, atau benar-benar menghayati kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan?
Apakah kita hanya menghafal nama-Nya, atau benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran-Nya? (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
| 3 Contoh Puisi Tema Tentang Kesendirian dan Kesepian di Tengah Hiruk Pikuk Kota |
|
|---|
| 5 CONTOH Puisi Romantis yang Dijamin Bikin Si Dia Makin Jatuh Hati Padamu |
|
|---|
| 4 CONTOH Puisi Tema Tentang Kerusakan Alam |
|
|---|
| 10 Contoh Puisi Pendek untuk Menyemangati Diri di Tengah Keterpurukan |
|
|---|
| 3 CONTOH Puisi Patah Hati, Tentang Kekasih Pergi Bersama Tambatan Hati Lain |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.