KKB Papua Beli Senpi Rakitan dari Bojonegoro Lewat Perantara Pecatan TNI

Polisi membongkar pabrik pembuatan senjata api rakitan yang dipasok untuk KKB Papua

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TribunJatim/Luhur Pambudi
PEMASOK SENJATA KKB - Sosok TR, MK, dan PO, tiga warga Bojonegoro, Jawa Timur menjadi tersangka karena diduga terlibat dalam kasus penyuplaian senjata dan amunisi untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang dilakukan oleh pecatan TNI AD, Yuni Enumbi (29). Ketiga tersangka warga Bojonegoro tersebut dihadirkan dalam konferensi pers di Ruang Rapat Utama Gedung Tri Brata Mapolda Jatim, Selasa (11/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BOJONEGORO - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus berusaha untuk mencari tambahan senjata dan amunisi dari luar Papua.

Selain memanfaatkan penjualan gelap senjata api dari luar negeri, KKB Papua juga membeli senjata dari dalam negeri.

Mereka membeli senjata api rakitan yang dibuat oleh warga Jawa Timur.

Trio pembuat senjata api rakitan ini selama ini memasok senjata api untuk kelompok kriminal yang sering melakukan teror di wilayah Papua tersebut.

Namun sepak terjang pembuat senjata api rakitan ini berakhir setelah polisi melakukan penggrebekan di lokasi produksi di Perumahan Kalianyar, Kapas, Bojonegoro pada Sabtu (8/3/2025) siang lalu.

Polisi mengamankan empat orang dalam kasus produksi senpi rakitan ini.

Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Teguh Wiyono, dan dua temannya, Muh. Kamaludin dan Pujiono.

Sementara satu orang lainnya, yakni Herianto yang berstatus sebagai saksi.

Dikutip dari Tribunnews.com, Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman mengungkap peran dari masing-masing tersangka berbeda-beda.

Teguh Wiyono berperan sebagai pemasok dan distributor senjata api. 

Lalu Kamaludin, warga Sukosewu Bojonegoro, bertugas sebagai operator mesin perakitan senjata api. 

Sementara itu, Pujiono, warga Jatirogo Tuban, turut diamankan karena membuat popor senjata di Perumahan Kalianyar Citra Modern Bojonegoro bersama Kamaludin dan Teguh. 

“Otodidak, hasil pemeriksaan karena memang awalnya suka bongkar pasang senjata angin, kemudian berkembang untuk membuat senjata api,” ujar Kombes Farman, Selasa (11/3/2025) seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Berdasarkan pengakuan para pelaku, keahlian membuat senjata api rakitan ini diperoleh dari belajar secara otodidak.

Ketiga pelaku sebelumnya memang memiliki keahlian untuk bongkar pasang senjata angin. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved