Rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Sebut 3 Hal untuk Membangun Generasi Muda melalui Hukum

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Dr.Benedictus Renny See,S.H.,S.E.,M.H prihatin atas tingginya kasus kenakalan anak dan remaja di Indonesia. Selain angkanya terus meningkat, korban dan pelaku juga masih anak dan remaja.

Ia menyebut ada tiga hal penting untuk membangun generasi muda yang taat hukum. Pertama adalah memasukkan hukum ke kurikulum pendidikan, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi.

Dengan demikian, anak akan mengenal hukum sejak dini, mengerti manfaat dan akibat jika melanggar hukum.

Selain itu, diperlukan sosialisasi kesadaran hukum. Sosialisasi tidak cukup dilakukan pemerintah saja, tetapi juga harus dilakukan oleh semua pihak, baik itu dunia pendidikan, lembaga hukum, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat.

Yang tak kalah penting adalah keteladanan. Menurut dia, yang membedakan generasi Z dan Alpha dengan generasi pendahulunya adalah kemampuan menggunakan teknologi.

Kemajuan teknologi dan digitalisasi ini memudahkan generasi muda saat ini untuk meniru.

“Saat seperti inilah pendidikan harus hadir. Memasukkan (hukum) ke kurikulum sekolah, gencarkan sosialisasi, dan contoh dari pejabat atau pemimpin,” katanya dalam Bincang Pendidikan.

“Anak yang tumbuh di keluarga dan lingkungan yang taat hukum, tentu mudah untuk beradaptasi dan taat pada hukum. Tetapi sebaliknya juga demikian. Anak itu kan lahir ibarat kertas putih, tergantung kita mau melukis apa,” sambungnya.

Sebagai universitas yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, UP 45 Yogyakarta juga ingin meneruskan cita-cita proklamasi melalui pendidikan.

Didirikan pada 17 Agustus 1964, UP 45 Yogyakarta memiliki 5 fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Politik, Psikologi, dan Hukum. Terdapat 45 program studi yang ditawarkan.

Kepala PMB Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Yeni Kusuma Wardani mengungkapkan pendidikan sangat penting, apalagi saat ini dunia pendidikan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Sehingga ia pun mendorong generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi.

Ia mengakui biaya terkadang menjadi salah satu alasan untuk menunda atau bahkan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga lebih memilih bekerja daripada meneruskan pendidikan.

“Untuk itu kami menawarkan kemudahan, kemudahan pembayaran, bisa dicicil per bulan rentangnya Rp750 Ribu hingga Rp1,5 juta, tergantung prodinya. Kami juga memberikan fleksibilitas pembelajaran. Dan kami juga punya Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” ungkapnya.

“Mungkin karena sudah bekerja, kemudian terkendala waktu, kami ada RPL. Melalui RPL ini, pengalaman kerja bisa dikonversi dalam bentuk SKS. Otomatis itu akan memperpendek masa kuliah,” lanjutnya.