Rangkuman Pengetahuan Umum
Rangkuman IPA Kelas 9 Bab 3: Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat yang Diturunkan
1. Pewarisan Warna Kulit Pernahkah kalian berpikir tentang mengapa terdapat berbagai macam warna kulit?
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM- Pernahkah kamu berpikir tentang pewarisan sifat?
Yap, Pewarisan yang menyebabkan kita memiliki kesamaan dengan bapak dan ibu kita.
Namun, tahukah kamu bahwa pewarisan sifat tidak hanya menurunkan hal yang baik-baik saja, tetapi juga menurunkan kelainan.
Untuk lebih memahami pewarisan sifat dan kelain ini lebih dalam, mari simak penjelasan di bawah ini dengan seksama.
Materi dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 9, bab 3.
1. Pewarisan Warna Kulit
Pernahkah kalian berpikir tentang mengapa terdapat berbagai macam warna kulit?
Ternyata, warna kulit dikode oleh banyak gen, yaitu A, B, C.
Gen terbuat membentuk pigmen melanin, gen yang menyebabkan warna kulit gelap.
Variasi gen warna kulit (alela), a,b,c.
Dengan demikian, orang memiliki gen AABBCC memiliki kulit yang sangat gelap, sedangkan orang yang memiliki gen aabbcc memiliki kulit yang sangat terang.
Selain akibat gen, kulit berwarna gelap juga dapat disebabkan oleh paparan sinar matahari.
Namun, tahukah kamu, terdapat kelainan kulit pada manusia?
Kelainan itu dikenal dengan nama Albino.
Albino merupakan kondisi pigmen warna yang disebut zat melanin tidak terdapat di dalam tubuhnya.
Singkatnya, penderita albino tidak memiliki zat melanin.
Zat melanin sendiri berfungsi melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet.
Oleh karena itu, orang mengalami kelainan kulit ini biasanya takut dengan paparan cahaya matahari.
Tidak adanya zat melanin membuat kulit mudah melepuh hingga terserang sel kanker ketika terpapar sinar matahari.
Albino sendiri disebabkan oleh gen yang bersifat resesif (gen a) sedangkan orang yang normal memiliki genotip homozigot dominan (AA) dan yang menjadi pembawa memiliki genotip heterozigot (Aa).
2. Pewaris Tipe Perlekatan Cuping Telinga
Tipe perlekatan cuping telinga dikontrol oleh gen G dan gen g.
Gen g membuat cuping telinga terpisah sedangkan gen g membuat cuping telinga melekat.
Dengan begitu, seseorang yang memiliki gen G (baik bergenotipe GG atau Gg) akan memiliki cuping telinga yang terpisah dan orang yang memiliki gen gg memiliki cuping telinga yang melekat.
3. Pewaris Bentuk Rambut
Terdapat dua macam gem tang mengendalikan bentuk rambut, yaitu C (dominan) dan s (resesif).
Gen C mengode rambut keriting sedangkan gen s mengode rambut lurus.
Ada pun gen campuran antara gen C dan s (Cs) yang mengode rambut bergelombang atau berombak.
Jelasnya, rambut keriting memiliki genotip CC, berambut lurus memiliki genotip ss, dan berambut berombak memiliki genotip Cs.
4. Pewaris bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi
Pernahkah kamu memerhatikan bentuk rambut pada dahi teman-temanmu?
Jika diperhatikan, bentuk rambut pada dahi setiap orang terdapat perbedaan.
Rambut yang tumbuh melingkar biasa atau tumbuh seperti huruf V atau dikenal dengan widow's peak.
Tumbuhnya rambut pada dahi yang membentuk huruf V dikontrol oleh gen W.
Gen W tersebut bersifat dominan, orang yang memiliki pertumbuhan rambut pada dahi memiliki gen WW atau gen Ww sedangkan orang yang tidak memiliki pertumbuhan rambut seperti V memiliki genotip homozigot resesif (ww).
5. Pewarisan Kelainan Buta Warna
Buta Warna merupakan kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan warna dengan baik.
Warna yang biasanya sulit dibedakan oleh penyandang buta warna, yaitu merah, orange, biru, dan hijau.
Buta warna sendiri diakibatkan oleh gen yang berada pada kromosom kelamin X.
Seorang perempuan akan menderita buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (XcbXcb), tetapi jika hanya salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna (XcbX) maka perempuan tersebut akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita.
Pada laki-laki jika kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna (XcbY).
6. Pewarisan Kelainan Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan yang membuat darah penderitanya tidak dapat menggumpal ketika terjadi luka di bagian tubuh tertentu.
Penderita hemofilia akan terus mengalirkan darah ketika mengalami luka atau terjadi pemecahan pada pembuluh darah.
Hal tersebut tentu sangat berbahaya karena dapat membuat penderita hemofilia kekurangan darah hingga kematian.
Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang Xh (huruf X sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai penanda gen hemofilia).
Jika wanita memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe XhX), maka ia akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia sedangkan seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga orang laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung gen hemofilia (XhY).
Wanita dengan kedua kromosom X mengandung gen hemofilia (memiliki genotip Xh Xh) akan meninggal (letal) pada saat dilahirkan.
Selamat belajar! ( MG BENEDICTA FAYOLA )
Inilah 20 Kata Bahasa Jawa Timur vs Jawa Tengah: Sama Bunyi, Beda Arti! |
![]() |
---|
Perbedaan Ramen, Udon, dan Soba: Mi Jepang Paling Populer di Indonesia |
![]() |
---|
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.