KESAKSIAN Warga Lihat Pabrik Briket Arang Seluas 1 Hektare Roboh 

Pabrik produksi briket arang di Dukuh Penggung, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ambruk rata

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
tribunjogja.com / Dewi Rukmini
RERUNTUHAN: Petugas sedang mengevakuasi reruntuhan pabrik briket di Dukuh Penggung, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang ambruk akibat hujan deras dan angin puting beliung pada Senin (24/2/2025). 

Hingga siang itu, hujan deras mulai menguyur Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Kemudian disusul angin yang berhembus sangat kencang di kawasan pabrik. Diki merasa angin itu semakin berputar kencang di tempat kerjanya. 

"Saya kurang tahu arahnya (angin) dari mana. Tapi saya lihat anginnya kayak fokus berputar di ruangan kami (atas pabrik). Kemudian sekitar pukul 15.00 WIB, saya mendengar seperti suara trafo listrik meledak," ceritanya. 

Diki menyebut perasaannya saat itu tidak enak. Dia seperti mendapatkan firasat buruk yang mendorongnya untuk segera mengajak kawan-kawannya keluar dari area pabrik. 

Akhirnya, mereka pun berlari cepat meninggalkan 

Mereka terus berlari sejauh 40 meter dari area belakang pabrik menuju halaman depan. 

Dalam proses itupun, Diki dan temannya bernama Poniman mengalami luka ringan.

Namun, hal itu mereka acuhkan. Terpenting mereka bisa keluar dari tempat itu secepat mungkin. 

"Kejadiannya sangat cepat. Kalau tidak salah hanya hitungan menit bangunan pabrik ambruk. Sekitar 5 menit (setelah keluar), semuanya ambruk, tembok-temboknya juga roboh," tuturnya. 

Meski begitu, ia mengaku sangat bersyukur. Dia dan tiga temannya berhasil selamat. 

"Kalau takut pastinya takut. Tapi bagaimana pun caranya kami harus bisa tenang dulu. Biar bisa menyelamatkan teman-teman, yang penting kami sudah berusaha menyelamatkan diri," kata dia.

Sementara itu, Sri Muryanian mengaku kaget ketika anaknya (Diki) dan temannya (Poniman) datang ke rumah dalam kondisi terluka. 

Dikatakan, jarak pabrik dan rumah Diki sangat dekat, hanya terpisah satu bangunan pabrik di depannya. 

"Pulang-pulang kepalanya sudah berdarah-darah. Kalau temannya sekarang masih di rumah saya, luka di bagian tangan," kata dia.

Sri mengaku bersyukur anaknya dan teman kerjanya bisa saling tolong menolong menyelamatkan diri dalam kejadian tersebut. 

Lantaran, jika tidak saling tolong menolong, Sri mengira mereka bisa tertimpa tembok pabrik yang roboh.

"Alhamdulillah Allah masih melindungi," tutupnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved