HIMBARSI Yakini Masyarakat Mulai Melirik BPR Syariah, Imbal Hasilnya Lebih Tinggi
Ketua Umum Perhimpunan BPR Syariah Seluruh Indonesia Alfi Wijaya meyakini minat masyarakat terhadap Bank Perkreditan Rakyat Syariah meningkat
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Umum Perhimpunan BPR Syariah Seluruh Indonesia (HIMBARSI), Alfi Wijaya, meyakini bahwa minat masyarakat terhadap Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) semakin meningkat.
Hal ini didorong oleh keunggulan produk BPRS, termasuk yield atau imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional.
Pertumbuhan positif industri BPRS juga menunjukkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap sistem keuangan syariah di Indonesia.
“BPRS itu menarik karena yield deposito tinggi daripada bank umum. Di bank umum, (imbal hasil) 2-3 persen, kalau di BPRS 6-7 persen dan masih dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” kata Alfi kepada Tribun Jogja, Jumat (21/2/2025) di sela-sel agenda BPR syariah Leadership Forum (BLF) 2025 di Melia Purosani Hotel, Yogyakarta, Kamis hingga Sabtu (20-22/2/2025).
Alfi menyebutkan, pada tahun 2024, BPRS tumbuh di atas 10 persen dan pembiayaan itu tumbuh 12,29 persen.
Sedangkan penghimpunan dana, tumbuh 10,34 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan BPR konvensional yang tumbuh 5,2 persen.
Untuk memperkuat eksistensi, BPRS pun berada di dalam satu himpunan, yakni Himbarsi.
"BPRS ini jika sendirian, tentu entitasnya sedikit, tetapi dengan bergabung maka menjadi besar, dan secara bersama-sama bisa memberikan keuntungan kepada nasabah, misalnya undian berupa mobil dan umroh,” katanya.
Dalam forum tersebut, peserta terlibat dalam berbagai sesi diskusi, workshop, dan presentasi yang membahas berbagai topik terkait perbankan syariah, seperti literasi keuangan syariah, inovasi produk, serta manajemen risiko.
Himbarsi juga melantik pengurus baru dan mempersiapkan arsitektur strategi HIMBARSI sebagai organisasi yang profesional dan menjunjung tinggi aspek syariah dalam menjaga eksistensi BPR Syariah di seluruh Indonesia.
Bersamaan dengan acara ini, juga dirilis produk terbaru BPRS yakni Pembiayaan Taawun Haji dan Umroh juga pengundian hadiah Tabungan Ukhuwah tahap pertama.
Pembiayaan Taawun Haji dan Umroh memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan nomor haji ataupun mengikuti umroh tanpa harus menunggu tabungan penuh.
“Acara ini juga bertujuan untuk terus memperkuat kerja sama dan kolaborasi antar pemimpin BPRS, serta komitmen untuk terus memperbaiki dan mengembangkan industri perbankan syariah di Indonesia,” papar dia.
Disinggung mengenai kredit macet atau Non Performing Financing, Alfi tidak menyangkal jika BPRS juga menghadapi masalah tersebut dengan rasio 9,11 persen per Oktober 2024.
“Tapi BPRS masih lebih baik dibandingkan BPR konvensional yang 11,5-11,8 persen,” ungkapnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh berakhirnya ketentuan relaksasi pandemi Covid-19 pada Maret 2024. Selain itu, dinamika ekonomi global yang juga berkontribusi pada peningkatan kredit macet.
Ini Penyebab Kredit Perbankan di DIY Melambat Menurut Pengamat Ekonomi UAJY |
![]() |
---|
Kredit Perbankan di DIY pada Juni 2025 Tumbuh, Namun Melambat |
![]() |
---|
Agen Laku Pandai di DIY Mencapai 25.671, Mayoritas Agen Individu |
![]() |
---|
Aset dan DPK Perbankan di DIY Tumbuh Positif hingga Maret 2025 |
![]() |
---|
Fasilitas Pengembangan IT Diharap Mampu Majukan BPR BPRS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.