Polemik Sukatani, Farid Stevy: Jadi Pemantik Kepedulian terhadap Kebebasan Berekspresi

Farid Stevy menyatakan bahwa dirinya sangat sepakat dengan pendapat yang disampaikan oleh banyak pihak terkait dengan kebebasan berekspresi

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Instagram sukatani
BAND SUKATANI: penarikan lagu band Sukatani berjudul Bayar Bayar Bayar dari platform pemutar musik menuai protes keras dari masyaraka 

TRIBUNJOGJA.COM - Vokalis grup band FSTVLST, Sirin Farid Stevy, atau lebih dikenal dengan nama Farid Stevy, berbicara mengenai responsnya terhadap polemik yang melibatkan band Sukatani dan lagu mereka, "Bayar Bayar Bayar."

Lagu tersebut menyita perhatian karena liriknya yang dianggap sebagai kritik terhadap institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Lagu tersebut menyuarakan isu penyalahgunaan kekuasaan, ketidakadilan hukum, dan harapan akan reformasi di tubuh kepolisian.

Farid Stevy menyatakan bahwa dirinya sangat sepakat dengan pendapat yang disampaikan oleh banyak pihak terkait dengan kebebasan berekspresi, terutama dalam konteks permasalahan yang menimpa Sukatani. 

"Saya rasa, apa yang kami lakukan sejalan dengan apa yang dirasakan oleh teman-teman sesama pencipta lagu dan pembuat karya. Walaupun mediumnya berbeda, tetapi intinya sama, yakni mendukung kebebasan berpendapat," ujar Farid kepada Tribun Jogja, Sabtu (22/2).

Empati terhadap Sukatani datang dari berbagai kalangan, baik seniman maupun masyarakat umum, atas situasi yang dialami oleh band tersebut.

Meskipun lagu "Bayar Bayar Bayar" menuai polemik dan respons yang cukup besar, Farid menekankan bahwa pada dasarnya, setiap orang berhak untuk mengungkapkan pendapatnya, apalagi dalam ranah seni dan karya.

Farid juga menyebutkan bahwa banyak teman-teman sesama musisi dan seniman yang memberikan dukungan terhadap Sukatani, baik secara individu maupun dalam bentuk gerakan kolektif.

Ia menambahkan bahwa beberapa di antaranya mempersiapkan pameran atau bahkan menciptakan karya-karya baru sebagai bentuk solidaritas. 

Meski terkadang ini dilakukan tanpa organisasi formal, dukungan yang diberikan merupakan respons alami terhadap ancaman terhadap kebebasan berpendapat. 

Ia menilai bahwa peristiwa yang menimpa Sukatani juga memberikan dampak signifikan terhadap seniman lainnya, yang kini semakin merasakan adanya ancaman terhadap kebebasan berkarya. 

"Apa yang dialami oleh Sukatani ini bisa menjadi ancaman bagi kami yang berkarya. Sebab, ini menyangkut hak dasar untuk berekspresi," tambah Farid.

Harapan terhadap Isu demokrasi

Farid juga menyampaikan harapan pribadinya terkait situasi ini, tidak hanya berkaitan dengan Sukatani, tetapi juga tentang kesadaran masyarakat dan pelaku seni terhadap pentingnya demokrasi dan kebebasan berpendapat. 

"Saya berharap ini bukan hanya menjadi perhatian sementara, tetapi bisa menjadi isu yang terus diperhatikan bersama-sama dan ditindaklanjuti. Kami berharap ada upaya-upaya yang mengimbangi gerakan kekuasaan yang berusaha menindas kebebasan berekspresi," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved