Program Makan Bergizi Gratis di Kota Yogyakarta Sempat Terkendala Distribusi
Senyum siswa-siswi di Kota Yogyakarta merekah saat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (17/2/2025) lalu.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Senyum siswa-siswi di Kota Yogyakarta merekah saat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (17/2/2025) lalu.
Program ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah.
Namun, di balik antusiasme tersebut, sejumlah sekolah seperti SMAN 5 Yogyakarta dan SDN 1 Kotagede masih mengalami penundaan distribusi akibat keterbatasan kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman, dalam keterangannya di Yogyakarta, mengakui bahwa penyelenggaraan MBG di Kota Yogyakarta tidak dapat dilakukan secara bersamaan di semua sekolah.
Faktor utama penyebabnya adalah kapasitas SPPG yang belum dapat mengakomodasi seluruh peserta didik sekaligus.
“Ya, itu nanti tergantung dari SPPG-nya. Kemarin yang tertunda (untuk SMA/SMK) adalah SMA 5, padahal seharusnya SMA 5 juga mendapat jatah di jalur kota ke-11. Tapi harapan kami nanti semuanya bisa terakomodasi. Jadi, mengenai hal itu, yang menentukan adalah SPPG di masing-masing daerah,” ujar Suhirman, Rabu (19/2).
Disdikpora DIY secara intensif melakukan pemantauan pelaksanaan MBG setiap dua hari sekali guna memastikan distribusi makanan berjalan sesuai standar.
Pemantauan ini mencakup aspek menu serta pola konsumsi siswa.
“Apakah anak-anak menghabiskan makanannya atau tidak. Kemarin ada usulan tambahan susu, variasi menu, ada yang meminta makanan berkuah, dan ada juga yang mengusulkan tambahan jus. Itu seperti yang diusulkan di beberapa daerah, tapi memang porsinya sudah ditetapkan,” tambahnya.
Pelaksanaan MBG di tingkat SD hingga SMA/SMK di DIY dinilai cukup baik meskipun masih terdapat kendala dalam distribusi makanan.
Salah satu aturan utama adalah setiap SPPG hanya dapat melayani maksimal 3.000 siswa dan lokasi distribusi tidak boleh lebih dari 3 kilometer dari SPPG.
Selain itu, evaluasi terkait jadwal distribusi juga menjadi perhatian. Pengiriman makanan ke sekolah harus dilakukan dalam waktu maksimal tiga jam setelah makanan dimasak.
Beberapa sekolah mengusulkan agar pembagian makanan dilakukan saat istirahat pertama sekitar pukul 09.00 WIB, karena banyak siswa yang belum sarapan di rumah atau hanya mengonsumsi sedikit makanan sebelum berangkat ke sekolah.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 4 Jogja, Widiatmoko Herbimo, mengungkapkan bahwa sekolahnya akhirnya bisa menjalankan program MBG setelah mengalami penundaan.
Namun, baru 640 siswa kelas X dari 18 kelas yang menerima manfaat program tersebut.
Sleman Berencana Bentuk Satgas MBG, Cegah Keracunan |
![]() |
---|
Kasus Berulang di Yogyakarta Siswa Keracunan Seusai Menyantap Menu MBG |
![]() |
---|
Bupati Gunungkidul Dorong KNMP Jadi Pemasok Kebutuhan Lauk di Program MBG |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : 137 Siswa dan Guru SMP di Sleman Diduga Keracunan Usai Santap Menu MBG di Berbah |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.