Bitcoin Siap Reli Pada Februari 2025
Bitcoin adalah mata uang digital yang didistribusikan secara elektronik dan tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh pemerintah mana pun.
TRIBUNJOGJA.COM - Setiap trader dan investor banyak menunggu prediksi pergerakan harga Bitcoin di tahun 2025.
Analisa dan riset tentunya menjadi hal yang penting sebelum membeli aset crypto, termasuk Bitcoin.
Karena pada dasarnya Bitcoin juga memiliki fluktuasi harga yang bergerak naik dan turun dengan cepat.
Bitcoin adalah mata uang digital yang didistribusikan secara elektronik dan tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh pemerintah mana pun.
Sehingga wajar saja jika Bitcoin memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar.
Begitu juga dengan harga bitcoin hari ini rupiah mencapai Rp 1.705.784.434 yang terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2025. Bahkan banyak ahli yang menyatakan bahwa Bitcoin akan reli pada Februari 2025 mendatang.
Apa itu Bitcoin?
Bitcoin merupakan salah satu mata uang digital yang didistribusikan secara elektronik dan tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh pemerintah mana pun.
Bitcoin dijalankan dengan serangkaian computer di seluruh dunia yang membentuk jaringan keuangan terdesentralisasi.
Bitcoin dapat digunakan untuk menyimpan nilai dan dapat dikirim kapan saja ke siapa saja di mana saja.
Perangkat lunak Bitcoin bersifat open source, yang berarti siapa pun di seluruh dunia dapat menjalankan server Bitcoin dan berpartisipasi dalam jaringan.
Sejarah Bitcoin
Pada Oktober 2008, seseorang yang dikenal dengan nama Satoshi Nakamoto menerbitkan sebuah tulisan 8 halaman berjudul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System.”
Tulisan ini dirilis ke dalam milis yang terdiri dari para ahli kriptografi dan ilmuwan komputer.
Pada awalnya, tulisan ini hanya dibahas dan didiskusikan dalam forum kecil.
Jaringan Bitcoin kemudian diluncurkan pada 2009, berdasarkan panduan implementasi yang dipublikasikan oleh Nakamoto dan telah melalui proses revisi oleh sejumlah programmer. Pada tanggal 26 April 2011, Satoshi mengirimkan email kepada rekan-rekan sesama pengembang di komunitasnya.
Ia menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk meninggalkan proyek Bitcoin dan menyerahkan kendali pengembangan kode serta jaringannya kepada sekelompok sukarelawan.
Hingga saat ini, identitas orang atau kelompok di balik nama Satoshi Nakamoto masih menjadi misteri.
Cara Kerja Bitcoin
Bitcoin menggunakan sistem peer to peer (P2P), yang beroperasi tanpa penyimpanan atau administrator tunggal.
Dengan sistem ini, Bitcoin memanfaatkan database yang didistribusikan ke node-node (komputer) dalam jaringan P2P untuk mencatat transaksi, di mana semua transaksi Bitcoin diverifikasi oleh semua pihak yang ada di jaringan, yang biasa disebut sebagai miner atau penambang.
Para penambang ini dapat dianggap sebagai otoritas terdesentralisasi yang menjaga kredibilitas jaringan Bitcoin.
Bitcoin dirilis kepada para penambang dengan tingkat yang tetap, meskipun jumlahnya menurun secara berkala. Total Bitcoin yang dapat ditambang adalah 21 juta.
Pada November 2021, lebih dari 18,875 juta Bitcoin telah ada, dan kurang dari 2,125 juta Bitcoin masih tersisa untuk ditambang.
Dengan cara ini, Bitcoin dan cryptocurrency lainnya beroperasi berbeda dari mata uang fiat yang ada dalam sistem perbankan terpusat.
Mata uang fiat dibuat sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, dan sistem ini dirancang untuk menjaga stabilitas harga. Sementara itu, sistem terdesentralisasi seperti Bitcoin menetapkan tingkat rilis yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan algoritma.
Mungkinkah Bitcoin Reli Pada Februari 2025
Dilansir dari Pintu, harga Bitcoin (BTC) saat ini adalah Rp 1.709.471.923, dengan perubahan sebesar 0.10 persen. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 33.034 triliun, dan volume trading tercatat Rp 1.590 triliun. Suplai beredar Bitcoin saat ini adalah Rp 19.797.675.
Setelah mengalami volatilitas di awal pekan, harga Bitcoin berhasil pulih dan kembali menembus level $100.000 (Rp 1,62 miliar) setelah sempat turun hingga $98.000 (Rp 1,59 miliar) pada hari Senin lalu.
Meski demikian, banyak analis dan trader yang memprediksi Bitcoin akan melonjak.
Mereka berpendapat bahwa Bitcoin tengah bersiap untuk mengalami reli besar di bulan Februari, dengan kemungkinan mencapai harga tertinggi baru dalam dua minggu ke depan.
Tren Historis Bitcoin di Bulan Februari
Berdasarkan data dari CoinGlass, bulan Februari merupakan bulan terbaik kedua dalam sejarah Bitcoin setelah bulan Oktober.
Selama 12 tahun terakhir, BTC telah mencatatkan kenaikan bulanan hingga 61 persen , dengan tren kenaikan dua digit yang berulang pada tahun-tahun setelah halving:
2013: +61 persen
2017: +23 persen
2021: +36 persen
Analisis dari Rekt Capital mencatat bahwa 8 hingga 12 bulan Februari sejak tahun 2013 telah mencatatkan kenaikan dua digit, yang semakin memperkuat potensi reli tahun ini.
Bitcoin Bersiap untuk Lonjakan Harga Baru
Rekt Capital menyoroti bahwa Bitcoin telah menyelesaikan fase pertama dari tren kenaikan pasca-halving dan kini bersiap untuk memasuki fase kedua. Secara historis, fase ini terjadi pada minggu ke-16 dari fase parabolik Bitcoin, sementara saat ini kita baru memasuki minggu ke-14.
Dalam siklus sebelumnya:
2017: BTC mengalami koreksi sebelum mencapai harga tertinggi baru di minggu ke-16.
2021: BTC menyentuh titik terendah dari koreksi pertamanya di minggu ke-14 sebelum kembali mencetak rekor di minggu ke-16.
Jika pola ini terulang, BTC bisa mencapai harga tertinggi baru dalam dua minggu ke depan, sekitar pertengahan Februari 2025.
Level Kunci yang Harus Diperhatikan
Sementara itu, Trader Daan Crypto mencatat bahwa Bitcoin tetap bergerak dalam zona volume tinggi pasca-pemilu AS.
Ia menyebutkan bahwa BTC kemungkinan akan tetap berada di antara $90.000 (Rp1,46 miliar) dan $108.000 (Rp1,75 miliar) dalam jangka pendek.
Sementara itu, jika BTC berhasil menembus $106.200 (Rp1,72 miliar), maka reli ke harga tertinggi baru bisa segera terjadi.
Pergerakan Harga Bitcoin
Dilansir dari Pintu Market, harga Bitcoin hari ini adalah Rp 1.701.728.057 dengan Volume perdagangan harian Bitcoin (BTC) mencapai Rp 1.590 triliun atau US$37.199.152.951 dalam 24 jam terakhir, menunjukkan penurunan sebesar -30,30 persen dibandingkan satu hari yang lalu.
Untuk harga tertinggi sepanjang waktu untuk Bitcoin (BTC) adalah US$108.786, yang tercatat pada 20 Januari 2025 (11 hari yang lalu).
Saat ini, harga Bitcoin berada 3,76 persen lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi tersebut.
Sedangkan harga terendah sepanjang waktu untuk Bitcoin (BTC) adalah US$67,81, yang tercatat pada 6 Juli 2013 (lebih dari 11 tahun yang lalu).
Saat ini, harga Bitcoin berada 154.292,64 persen lebih tinggi dibandingkan dengan harga terendah sepanjang waktu.
Sementara itu, kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah Rp 33.034 triliun atau US$2.072.148.181.877, menempatkannya di posisi pertama dibanding koin crypto lainya.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah pasokan token BTC yang beredar, yaitu 20 juta token yang dapat diperdagangkan di pasar saat ini.
Valuasi terdelusi penuh (FDV) dari Bitcoin (BTC) adalah US$2.072.148.181.877. Ini mencerminkan nilai pasar maksimum jika semua 21 juta BTC beredar saat ini.
Mengingat jadwal distribusi token BTC yang telah ditetapkan, mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum FDV ini terwujud. (*)
Palang Pintu Perlintasan KA di Lempuyangan Ditabrak Mobil, Pengemudi Diminta Ganti Rugi Rp1,5 Juta |
![]() |
---|
Harga Bitcoin Ambruk Seiring Meningkatnya Kekhawatiran Resesi Global |
![]() |
---|
Benarkah Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi karena Donald Trump? |
![]() |
---|
7 Kunci Membuka Pintu Rezeki dengan Doa |
![]() |
---|
Bitcoin Melonjak Pasca Pemangkasan Suku Bunga Fed, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Kripto? |
![]() |
---|