Pemkot Yogya Pastikan Timbunan Sampah di Galur Kulon Progo Bukan Berasal dari Depo di Wilayahnya

Pemkot Yogya memastikan timbunan sampah yang muncul di kawasan Kapanewon Galur, Kulon Progo, bukan berasal dari depo di wilayahnya

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
TIMBUN SAMPAH - Kondisi timbunan sampah di Padukuhan Sawahan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo, Selasa (04/02/2025). Timbunan tersebut berada di lahan pribadi milik warga, namun memicu keresahan dari warga lain karena dekat dengan pemukiman serta tidak memiliki izin. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogya memastikan timbunan sampah yang muncul di kawasan Kapanewon Galur, Kulon Progo, bukan berasal dari depo di wilayahnya.

Sebagai informasi, beberapa hari terakhir warga setempat dibuat resah, akibat timbunan sampah di lahan kosong yang dituding berasal dari Kota Yogya tersebut.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya, Ahmad Haryoko, mengaku tidak tahu-menahu dengan insiden tersebut.

"Saya malah belum ngertos (belum tahu)," ujarnya, Jumat (7/2/25).

Meski demikian, ia memastikan, sampah yang masuk ke lahan kosong di Padukuhan Sawahan tersebut bukan berasal dari depo-depo di Kota Yogya.

Pasalnya, meski belum optimal, tumpukan sampah di depo di Kota Yogya terus diupayakan untuk diolah secara mandiri melalui unit-unit TPS yang telah direalisasikan Pemkot.

"Bukan (dari depo di Kota Yogya)," tandas Haryoko.

Baca juga: Tanggapan Legislatif Soal Wacana Kenaikan Tarif Retribusi Sampah di Kota Yogyakarta

Diberitakan sebelumnya, warga di Padukuhan Sawahan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo diresahkan dengan kemunculan tempat penimbunan sampah.

Pemerintah setempat hingga instansi terkait pun telah bergerak untuk menindaklanjuti polemik timbunan sampah yang hanya berjarak 200 meter dari permukiman warga itu.

Lurah Banaran, Haryanta, mengungkapkan, bahwa pekarangan tersebut merupakan lahan pribadi milik warganya bernama Yusuf Dakhuri.

Lahan pekarangan yang awalnya kosong disulap jadi lubang penimbunan sampah, di mana pengolahannya dengan cara dibakar dengan kondisi udara terbuka.

"Aktivitas di sana dimulai sejak Minggu (2/2/25) kemarin, adapun yang punya lahan sempat datang ke saya sehari sebelumnya untuk minta izin," ucapnya. (aka)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved