Seniman dan Budayawan Kumpul di UGM, Singgung 100 Hari Kerja Pertama Kemenbud
deretan seniman dan budayawan ikut ambil bagian, antara lain Butet Kartaredjasa, Nasirun, Nia Dinata, Bambang Sugiharto dan lain-lain.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Sejumlah seniman dan budayawan tanah air berkumpul di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta, Selasa (28/1/25).
Dalam rangkaian agenda simposium bertajuk 'Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan' tersebut, deretan seniman dan budayawan ikut ambil bagian, antara lain Butet Kartaredjasa, Nasirun, Nia Dinata, Bambang Sugiharto dan lain-lain.
Di samping itu, turut hadir pula Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang didapuk menyampaikan pidato kebudayaan.
Penanggungjawab simposium, Heri Pemad, berujar, bahwa pihaknya menaruh harap pada Kementerian Kebudayaan di pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto.
Bukan tanpa alasan, ia memandang, menjelang 100 hari kerja pertama, gebrakan-gebrakan yang diinisiasi cenderung masih minimalis.
"Dari seniman dan budayawan kok adem ayem. Biasanya, kita punya kebiasaan, punya karakter, di mana kalau kita memiliki sesuatu yang baru itu penuh dengan harapan," katanya.
"Penuh angan-angan, beribu impian. Impian dulu ngga apa-apa, janji dulu ngga apa-apa. Tapi, tolong sampaikan, karena sebagai perayaan, sebagai sesuatu yang baru," urai Heri.
Dijelaskan, kalangan seniman dan budayawan memberikan dukungan penuh kepada figur-figur yang dipercaya memimpin Kementerian Kebudayaan.
Meski demikian, refleksi-refleksi semacam ini sangat diperlukan, sebagai bentuk kepedulian terhadap kementerian yang disebutnya sudah berusia lebih dari 70 tahun itu.
"Ini kan sesuatu yang harus dirayakan dan menurut saya perayaan-perayaan seperti ini adalah sebagai penanda, sebagai pengingat, untuk mereka sebagai pemangku atau penentu kebijakan. Kita harus mengawal itu," cetusnya.
Heri mengungkapkan, kepedulian kalangan seniman dan budayawan ini mutlak bukan untuk mengharapkan uluran tangan dan perhatian dari pemerintah pusat.
Meski, ia tidak menampik, selama ini beberapa event besar di Yogyakarta, layaknya ArtJog, memang mendapat bantuan alokasi anggaran dari pihak eksekutif.
"Tapi, ArtJog itu sudah terbiasa mandiri dan kita tidak berharap 100 persen di sana. Ada dana dukungan, tapi yang besar bukan di sana, kita usaha sendiri. Kita sama sekali tidak berharap sana," ujarnya. (aka)
Alasan Van Gastel Jarang Lakukan Pergantian Pemain PSIM Yogya hingga Minta Rafinha Tunggu Momentum |
![]() |
---|
Civitas Akademika FKIK UMY Kecam Insiden Intimidasi yang Dialami Dokter Syahpri, Ini Sikapnya |
![]() |
---|
Dana Bantuan Parpol di Sleman Diusulkan Naik Hingga 140 Persen, Ini Tanggapan Akademisi UGM |
![]() |
---|
Cerita Petinju Fitra Aulia Pangkas Berat Badan hingga 7 Kg demi Naik Ring F2F Showcase Yogyakarta |
![]() |
---|
Status Mahasiswa Magister UGM Kampus Jakarta Jadi Aktor Intelektual Pembunuhan Kacab Bank |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.