Tol Jogja Solo

Pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 Wilayah Sleman Selesai Oktober 2025

Pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 langsung tancap gas setelah komplek makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, Sleman dipindahkan.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
PT adhi.co.id
Tol Jogja-Solo 

Tribunjogja.com Sleman --- Pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 langsung tancap gas setelah komplek makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, Sleman dipindahkan. 

Jalan bebas hambatan yang membujur dari Ringroad Trihanggo hingga junction Sleman itu nantinya terhubung dengan jalan Tol Jogja-Bawen

Jalan tol pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta ini ditargetkan tuntas pada Oktober 2025. 

"Target kami selesai di Oktober tahun 2025 ini," kata Pejabat Humas PT Adhikarya, Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo paket 2.2, Jumat (17/1/2025). 

Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 ini memiliki desain kontruksi at grade dan elevated. 

Desain at grade digunakan untuk pembangunan jalan di wilayah Mlati sampai sebelum Ringroad Sleman

Adapun saat masuk di Ringroad Sleman dibangun dengan konstruksi elevated atau melayang. 

Agung mengungkapkan, sejauh ini progres kontruksi jalan tol telah mencapai 49 persen. 

Pantauan Tribunjogja.com dilokasi, sejumlah truk hingga alat berat sedang bekerja di area kontruksi. 

Di area at grade, pengerjaan di lapangan sedang dilakukan penimbunan, dan pemadatan material urug untuk membentuk badan jalan. 

Sedangkan desain elevated yang berada di Ringroad sedang menyiapkan kontruksi bore pile untuk pondasi tiang kolom pile cap yang akan digunakan sebagai penyangga girder. 

Agung optimis, setelah relokasi makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, pembangunan akan semakin lebih cepat. 

Sebab, komplek makam yang berada di atas tanah kas desa (TKD) tersebut telah mendapatkan serat palilah dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk dimanfaatkan membangun jalan tol. 

Lokasi tersebut berada di STA 56+760 yang rencananya akan ditimbun lalu dipasangi box culvert, sebagai akses penghubung menuju embung Ketingan. 

"Jadi setelah makam dipindahkan ini akan lebih mempercepat lagi. Menambah progres kontruksi karena (lahan) sudah terbebas. Artinya full menimbun. 

"Kami masih ada PR di ujung barat di abutment, di sana masih ada tegakkan yang berdiri di atas tanah desa dan masih menunggu penggantian," ujar dia.

Kraton Jogja Turun Tangan Pindah Makam Kyai Kromo Ijoyo yang Diterjang Tol Jogja-Solo

Tol Jogja-Bandara YIA 

Patok penanda jalur Tol Yogya-YIA di wilayah Kalurahan Temon Wetan, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Patok penanda jalur Tol Yogya-YIA di wilayah Kalurahan Temon Wetan, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kulon Progo hingga kini terus menangani proses pembebasan lahan yang terdampak proyek pembangunan Tol Jogja-YIA (Yogyakarta International Airport). 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk Satuan Tugas (Satgas).

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Kulon Progo, Ade Setya Budi mengatakan pihaknya meminta 3 kalurahan membentuk Satgas Pembebasan Lahan. Seluruhnya berada di sisi barat.

"Kami sudah bersurat ke 3 kalurahan menjadi sasaran pembentukan Satgas di awal 2025 ini," jelas Ade pada wartawan, Jumat (17/01/2025).

Kalurahan yang diminta membentuk Satgas Pembebasan Lahan adalah Kulur dan Kaligintung di Kapanewon Temon serta Hargorejo di Kapanewon Kokap. 

Tiap kalurahan diminta mengusulkan 3 orang yang akan dijadikan sebagai anggota Satgas.

Menurut Ade, Satgas yang dibentuk terdiri dari 2 kelompok. 

Kelompok pertama bertugas mendata luasan lahan dan aset di atasnya, dan kelompok kedua mengurus proses administrasinya.

"Nanti di dalam Satgas juga ada unsur dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo, pemerintah kapanewon, dan lainnya," ujarnya.

Sedangkan untuk lahan terdampak Tol Jogja-YIA di sisi timur, Ade mengatakan saat masih menunggu surat perintah pembayaran ganti rugi lahan. 

Surat dikeluarkan dari Lembaga Manajemen Aset Negara.

Wilayah yang akan melakukan proses ganti rugi meliputi sebagian Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Kapanewon Sentolo. 

Lalu Kalurahan Karangsari dan Pengasih di Kapanewon Pengasih, serta Kalurahan Donomulyo di Kapanewon Nanggulan.

"Sebagian besar wilayah tersebut sudah melakukan musyawarah ganti rugi, dan yang sudah melakukan pembayaran ganti rugi adalah sebagian Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Sentolo," kata Ade.

Pembentukan Satgas sendiri menunggu kelengkapan dari seluruh unsur yang terlibat. 

Jika sudah lengkap, maka Satgas akan disahkan agar bisa segera bekerja.

Lurah Hargorejo di Kapanewon Kokap, Bhekti Murdayanto mengatakan sudah menunjuk 3 dukuh untuk bergabung dalam Satgas. Ia juga mengusulkan dirinya sendiri serta Pamong Jagabaya.

"Saya dan Pamong Jagabaya bergabung di Satgas B, sedangkan 3 dukuh di Satgas A," jelas Bhekti.

Setidaknya ada sebanyak 104 warga Hargorejo yang lahannya terdampak proyek Tol Yogyakarta-YIA. 

Adapun pengukuran terhadap lahan yang terdampak sudah dilakukan sebelumnya.

J(Tribunjogja.com/Alx/Rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved