Program MBG Kota Magelang Hasilkan Ratusan Kilogram Sampah, Begini Cara SPPG Mengelolanya

pelaku UMKM lokal untuk mengelola limbah dari program makan bergizi gratis (MBG) yang sudah bergulir

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribun Jogja/Yuwantoro Winduajie
Pembagian makan bergizi gratis di SDN Jurangombo 4 dan 5 

TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang melibatkan pelaku UMKM lokal untuk mengelola limbah dari program makan bergizi gratis (MBG) yang sudah bergulir untuk pelajar tingkat PAUD/TK hingga SMA. 

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan UMKM merupakan upaya inovatif dalam mengelola limbah makanan, baik sisa bahan baku maupun makanan yang tidak habis dikonsumsi. 

Salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilibatkan adalah Reformasi Hijau, binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang.

“Jadi sementara kami bekerja sama dengan beberapa UMKM, salah satunya UMKM Reformasi Hijau. Itu mereka membantu kami untuk mengolah limbah food waste, limbah pangan, sisa bahan baku, plus sisa makanan dari sekolah-sekolah,” jelasnya.

Menurut Rauuf, limbah makanan yang dihasilkan program ini cukup besar, terutama dari 16 sekolah yang menerima bantuan. 

Agar limbah tersebut tidak menumpuk dan menjadi masalah lingkungan, pihaknya melibatkan UMKM untuk mengangkut dan mengolahnya setiap sore.

“UMKM itu ambil dari sini gratis, limbahnya tidak kami jual. Tujuannya membantu UMKM agar berkembang. Feedback-nya, mereka yang mengambil limbah dan menyediakan tempat penampungan,” ujarnya.

Limbah makanan ini kemudian diolah menjadi pakan magot, yang memiliki nilai ekonomis dan berpotensi menekan biaya pakan ternak. 

Salah satu UMKM melaporkan mampu menghasilkan bubur maggot hingga 180 kilogram per hari dari limbah yang diolah.

KISAH Dua Pemuda di Magelang Hasilkan Uang Jutaan Rupiah dari Budidaya Maggot

“Tujuan kami jangka panjang, maggot ini semakin mendapatkan makanan yang bagus dan murah.

“Secara otomatis, harga pakan ternak seperti untuk ikan atau ayam akan turun. Ini akan berdampak pada harga produksi ternak yang lebih terjangkau, seperti daging, telur, dan ikan,” imbuh Rauuf.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan limbah ini juga menjadi solusi untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekolah-sekolah. 

Dengan manajemen yang baik, limbah makanan tidak lagi menimbulkan bau atau merusak pemandangan.

“Intinya, output food waste management kami tidak akan meninggalkan sampah atau limbah di sini maupun di sekolah. Ini sekaligus menjadi inovasi kami untuk mendukung keberlanjutan lingkungan,” tandasnya. (Tribunjogja.com/tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved