Program MBG di DIY Belum Berjalan Optimal, Ini Penjelasan Sekda DIY
Saat ini, pelaksanaan program makan bergizi gratis sudah mencapai beberapa titik yang tersebar di Sleman dan Kota Yogyakarta.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Program ini sudah dimulai dengan beberapa titik distribusi yang tersebar di berbagai wilayah di DIY, dan terus dipantau untuk memastikan kelancaran pelaksanaannya.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menyatakan bahwa program MBG telah berjalan dengan baik sejak dimulai.
"Program ini, kemarin sudah berjalan, hari ini sudah mulai dilaksanakan," ungkap Beny, Senin (13/1/2025).
Saat ini, pelaksanaan program sudah mencapai beberapa titik yang tersebar di Sleman dan Kota Yogyakarta.
Di Kabupaten Sleman, terdapat delapan titik distribusi yang telah aktif.
Sementara di Kota Yogyakarta, program ini dilaksanakan di satu titik yang rencananya akan berlangsung di SMKN 4.
Menurutnya, pelaksana program MBG ini terdiri dari beberapa Satuan Pemenuhan (SPPG), yang tersebar di berbagai wilayah untuk memastikan distribusi berjalan efektif.
Oleh karena itu, Beny menekankan pentingnya pemantauan yang aktif dan koordinasi antara pusat dan daerah untuk kelancaran program ini.
"Kami harus terus aktif memantau dan menginformasikan hal ini, baik melalui Disdikpora DIY maupun Bappeda," tambahnya.
Beny mengungkapkan bahwa koordinasi antara dinas-dinas terkait sangat penting dalam menjalankan program MBG.
Dalam hal ini, Bappeda berperan dalam perencanaan program, memastikan jika terjadi kebutuhan mendesak di lapangan, mereka bisa segera berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Bappeda itu di perencanaan, jadi kalau terjadi apa-apa, mereka harus siap membantu. Misalnya, jika ada kebutuhan mendesak, mereka bisa berkoordinasi dengan kami," terang Beny.
Sedangkan, untuk pelaksanaan di lapangan, Disdikpora DIY menjadi eksekutor utama yang memastikan segala hal berjalan sesuai dengan evaluasi dan langkah-langkah yang telah disiapkan.
"Eksekusi di lapangan, itu sudah dipegang oleh Dinas Pendidikan. Mereka tahu evaluasi terkini dan langkah-langkah yang harus diambil," tambahnya.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Sleman Resmi Dimulai Hari Ini, Sasar 2.783 Siswa di 35 Sekolah
Pelaksanaan program ini juga melibatkan dinas lain seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian.
Dalam hal ini, Beny menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan pangan.
Selain itu, Beny menyebutkan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan Bulog untuk memastikan pasokan bahan pokok, terutama beras, tersedia dengan cukup.
"Kami juga sudah meminta bantuan dari Bulog untuk memastikan pasokan beras," jelasnya.
Bulog sendiri, menurut Beny, kini membeli gabah kering panen sebagai cadangan beras, berbeda dengan sebelumnya yang membeli gabah kering giling.
Beny juga memastikan bahwa beberapa bahan pokok lainnya seperti minyak dan tepung juga tersedia dengan cukup.
"Bulog cukup menyediakan cadangan beras, mereka kini membeli gabah kering panen, berbeda dengan dulu yang membeli gabah kering giling. Mereka juga menyediakan minyak dan tepung, jadi bahan-bahan dasar yang diperlukan Bulog sudah tersedia," kata Beny.
Beny juga menyampaikan bahwa meskipun program MBG baru diluncurkan, tantangan masih terus dihadapi, terutama karena ekspektasi masyarakat yang tinggi.
"Program ini memang masih baru, jadi ada tantangan yang perlu dihadapi. Kami menyadari bahwa ekspektasi masyarakat mungkin tinggi, namun kami harus menyesuaikan diri dengan posisi kita dan merencanakan segala sesuatunya dengan sangat detail," kata Beny.
Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Ini bukan hanya tentang keharusan, tapi juga kewajiban kami untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik. Jika program ini harus mundur atau ada perubahan, kami akan segera memberitahukan masyarakat," tegas Beny.
Diberitakan sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah pusat mulai dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (13/1/2025).
Pada tahap awal, program ini mencakup delapan titik di Kabupaten Sleman, dengan jumlah penerima manfaat sekitar 1.312 siswa.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menjelaskan bahwa pelaksanaan program di Sleman melibatkan satuan tugas yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Sementara itu, di Kota Yogyakarta, kegiatan ini akan dimulai di SMKN Yogyakarta, sebagai bagian dari satuan pelayanan pemenuhan gizi.
“Di Kota, rencananya ada di SMKN 4 Yogyakarta, khususnya untuk satuan pelayanan pemenuhan gizi. Nantinya, program ini akan terus bergerak, dan informasinya diperbarui secara berkala. Saat ini, pelaksanaan ditangani langsung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” kata Beny.
Meski telah dimulai di beberapa titik, program ini belum dapat dilaksanakan secara serentak di lima kabupaten/kota DIY.
Menurut Beny, kendala utama yang dihadapi lebih kepada aspek teknis, mengingat program ini tergolong baru.
“Secara teknis, belum semua hal tersinkronisasi. Karena ini program baru, maka butuh dukungan dan koordinasi dari berbagai pihak,” jelasnya.
Pemda DIY terus melakukan koordinasi dengan SPPG untuk memastikan program berjalan sesuai target.
Informasi terkait pelaksanaan di wilayah lain akan disampaikan seiring dengan perkembangan di lapangan.
Program MBG bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang baik kepada siswa guna meningkatkan kesehatan dan mendukung proses belajar mereka.
Pemerintah pusat bertanggung jawab langsung atas implementasi program, sementara pemerintah daerah berperan sebagai pendukung pelaksana.
Dengan persiapan yang terus dimatangkan dan koordinasi lintas sektoral, Pemda DIY berharap program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi siswa di wilayah DIY.
"Penyesuaian-penyesuaian di lapangan pasti terjadi, saya yakin (program) ini bisa jalan kok," pungkasnya. (*)
Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
![]() |
---|
Soal Kasus Keracunan MBG, Sri Sultan HB X Soroti Manajemen Dapur dan Jumlah Tenaga Masak |
![]() |
---|
Anggaran MBG Rp76,3 Miliar dari APBD Sleman Dialihkan untuk Pelayanan Dasar, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
Sekda DIY Resmikan Integrasi Kartu Identitas Siswa dengan Trans Jogja saat Harhubnas 2025 |
![]() |
---|
Sekolah di Gunungkidul Angkat Bicara soal Belasan Siswa yang Diduga Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.