PMK Tembus 1.915 Kasus, DPKP DIY Ajukan 100.000 Dosis Vaksin

DKKP DIY mengajukan sebanyak 100.000 dosis vaksin ke Kementan untuk tahap awal. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Dok TRIBUNJOGJA.COM
Foto dok. - ILUSTRASI - Tim vaksinator menyuntikkan vaksin PMK ke sapi milik Kelompok Ternak Ngudi Makmur, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (28/6/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat sebanyak 1.915 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak hingga kemarin. 

Dari jumlah tersebut, 1.733 kasus masih aktif, terdiri dari 1.732 sapi dan 1 kambing.

Sebanyak 14 ekor ternak dilaporkan sembuh, 121 mati, dan 47 ekor dipotong paksa untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. 

Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti, menyatakan bahwa hingga saat ini kebutuhan vaksin PMK di wilayah DIY belum terpenuhi. 

"Kami baru mengajukan permohonan ke Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengadaan vaksin. Kementan sudah menjanjikan akan segera mengirimkan vaksin yang dibutuhkan," ungkap Syam. 

DKKP DIY mengajukan sebanyak 100.000 dosis vaksin ke Kementan untuk tahap awal. 

"Jika kebutuhan ini masih kurang, kami akan mengajukan tambahan. Memang masih jauh dari cukup, jadi kami juga berupaya mencari alternatif pembiayaan lain, termasuk melalui CSR (Corporate Social Responsibility)," tambahnya. 

Populasi ternak DIY

DIY memiliki populasi ternak yang beragam di lima kabupaten/kota. 

Berdasarkan data, populasi sapi potong terbanyak berada di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah 135.893 ekor, diikuti oleh Bantul sebanyak 68.120 ekor, Kulon Progo 54.828 ekor, Sleman 26.137 ekor, dan Kota Yogyakarta hanya 82 ekor. 

Untuk sapi perah, Sleman mendominasi dengan 2.952 ekor, sementara kabupaten/kota lainnya memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit. 

Populasi kambing paling banyak ditemukan di Gunungkidul sebanyak 205.640 ekor, disusul oleh Kulon Progo dengan 131.026 ekor dan Bantul 65.905 ekor. 

Populasi domba tersebar di Sleman dengan jumlah 38.757 ekor, Bantul 63.139 ekor, dan Kulon Progo 36.737 ekor. 

Sementara itu, populasi babi terkonsentrasi di Sleman sebanyak 3.648 ekor dan Bantul 3.184 ekor.

Syam menegaskan bahwa meskipun kasus PMK terus bertambah, upaya penanganan terus dilakukan, baik melalui vaksinasi yang direncanakan maupun tindakan preventif lainnya. 

Dengan distribusi populasi ternak yang cukup besar, DIY terus berusaha menjaga ketahanan pangan daerah dan meminimalkan dampak dari wabah PMK terhadap perekonomian peternak.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved