Kisah Si Anak Hilang, 23 Tahun Hilang di Malaysia, Tarsinah Kembali ke Pelukan Keluarga
Tarsinah sebelumnya dinyatakan hilang sejak 2002 silam setelah bekerja ke Selangor Malaysia.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, Cirebon - Tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia asal l Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon bernama Tarsinah (38) akhirnya kembali ke pelukan keluarga setelah dinyatakan hilang selama 23 tahun.
Tarsinah sebelumnya dinyatakan hilang sejak 2002 silam setelah bekerja ke Selangor Malaysia.
Saat awal bekerja di Malaysia, komunikasi Tarsinah dan keluarga di Cirebon masih berjalan lancar.
Namun selang empat bulan kemudian, komunikasi Tarsinah dengan keluarga terputus.
Pihak keluarga pun berusaha mencari Tarsinah namun tak pernah membuahkan hasil.
Pihak keluarga kemudian menerima informasi kalau sang anak sudah meninggal dunia.
Karena tak pernah mendapatkan kabar lagi, pihak keluarga akhirnya pasrah.
Namun pihak keluarga, terutama ibu Tarsinah, Sana yakin kalau anak ketiganya masih hidup.
Pihak keluarga pun rutin menggelar doa di rumah dengan harapan supaya sang anak bisa kembali pulang ke rumah.
Doa yang tak pernah putuh itu akhirnya benar-benar dikabulkan.
Kabar bahagia akhirnya diterima keluarga pada akhir 2024 lalu.
Baca juga: Berkas Dinyatakan Lengkap, Penyidik Polda NTB Limpahkan Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung ke JPU
Pihak keluarga mendapat kabar kalau Tarsinah, si anak hilang itu akhirnya berhasil ditemukan.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, Tarsinah akhirnya berhasil dipulangkan ke Indonesia.
Pada Rabu 8 Januari 2025 kemarin, Tarsinah akhirnya benar-benar kembali ke pelukan keluarga.
"Selama 23 tahun ini, meskipun banyak yang bilang kakak saya sudah meninggal dunia, saya dan emak selalu berfirasat kalau kakak saya masih hidup," ujar Waenah (33), adik Tarsinah, saat ditemui di rumahnya seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Waenah menjelaskan ia dan ibunya terus berdoa dan melakukan berbagai usaha, termasuk menyewa pengacara meski upaya tersebut sempat menemui jalan buntu.
"Selama itu kami di rumah selalu menggelar yasinan dan berdoa agar kakak saya bisa pulang. Alhamdulillah, akhirnya di tahun 2024 kemarin ada kabar kalau kakak saya masih hidup. Hari ini kami sangat bersyukur dia bisa pulang," ungkapnya.
Sambutan Haru dari Masyarakat
Kepulangan Tarsinah ke keluarganya disambut antusias oleh ratusan warga Dusun Karangturi yang memadati halaman rumah Ibu Sana.
Tradisi surak atau saweran dilakukan dengan menyebarkan koin dan mi instan sebagai wujud rasa syukur.
"Ibu sangat bahagia. Alhamdulillah, anak saya pulang," jelas Sana dengan mata sembap karena tangis bahagia.
Waenah juga mengungkapkan bahwa meskipun keluarga pernah ditawari uang santunan karena dianggap kehilangan anggota keluarga, mereka menolak.
"Kami nggak mau menerima santunan karena masih yakin kakak saya hidup," kata Waenah.
Rasa Syukur dan Kebahagiaan
Dalam suasana haru itu, Tarsinah hanya mampu menatap kosong, seolah tak percaya bahwa ia benar-benar telah kembali ke rumahnya.
"Setelah pulang, bahagia berjumpa dengan keluarga, pokoknya banyak-banyak bahagia," ujar Tarsinah singkat.
Kepulangan Tarsinah tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.
"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Kuwu dan seluruh pihak yang membantu proses kepulangan kakak saya," ucap Waenah. (*)
Cerita Kakek Darma Tersiksa Kenaikan PBB Kota Cirebon, Bisa Bayar tapi Tidak Bisa Makan |
![]() |
---|
Ini Wilayah yang Juga Naikan PBB Hingga Ratusan Persen, Ada Cirebon, Jombang Hingga Bone |
![]() |
---|
UPDATE Terbaru Data Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon |
![]() |
---|
Pencarian Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon, 6 Orang Masih Hilang, Hari Ini Gunakan Alat Khusus |
![]() |
---|
UPDATE Korban Longsor Gunung Kuda, 17 Ditemukan Meninggal, 8 dalam Pencarian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.