Bantahan Anak Bos Rental Soal Statmen Pangkoarmada RI yang Sebut Ada Pengeroyokan

oknum TNI AL menembak dua orang yakni, Ilyas Abdurahman, pemilik rental yang kendaraanya digelapkan dan Ramli, rekan korban.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Kolase Tribunnews
Panglima Komando Armada TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Denih Hendrata mengakui keterlibatan Serka AA, anggota TNI AL menembak bos rental mobil Ilyas Abdurahman di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang pada Kamis 2 Januari 2024 (kiri), dan Rizky Agam Putra, anak kedua almarhum Ilyas Abdurahman. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Pernyataan Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata yang menyebut bahwa tiga anggota TNI AL dikeroyok belasan orang hingga memicu penembakan yang menewaskan bos rental di  Rest Area Tol Tangerang-Merak, Kamis (2/1/2025) dini hari dibantah oleh anak korban.

Dalam peristiwa itu, oknum TNI AL menembak dua orang yakni, Ilyas Abdurahman, pemilik rental yang kendaraanya digelapkan dan Ramli, rekan korban.

Ilyas tewas dalam penembakan itu.

Sementara Ramli mengalami luka parah akibat peluru yang menembus tubuhnya dan saat ini masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Dikutip dari Tribunnews.com, anak pertama korban, Agam Muhammad Ansrudin (26) menyebut saat kejadian, ayahnya, sempat mengajak para pelaku penembakan untuk berbicara baik-baik di warung kopi yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Namun ajakan itu tidak ditanggapi oleh para pelaku hingga akhirnya terjadi penembakan.

Menurut Agam, awalnya pihaknya mendeteksi pencopotan GPS yang ada di mobil milik keluarganya yang disewakan.

Mengetahui hal itu, dirinya bersama rombongan keluarganya langsung berangkat mengejar mobil yang diduga hendak digelapkan tersebut.

Baca juga: Kelalaian Anggota Polsek Cinangka Terungkap dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil

Keberadaan mobil akhirnya diketahui berada di wilayah Pandeglang, Banten.

Setelah menemukan kendaraan, tiba-tiba anggota TNI yang mengendarai mobil miliknya justru menodongkan pistol dan melakukan pengancaman.

"Jadi setelah kita berhentikan, itu, ini mobil rental, Mas. 'Minggir kamu, saya tembak kamu. Kamu saya tabrak'. Langsung kita ditodongkan. Bapak saya langsung, 'Tenang Pak, tenang, ini ada warung kopi, kita ngobrol baik-baik'," ungkap Agam di Mako Koarmada RI pada Senin (6/1/2025).

Tak berselang lama, datang sebuah mobil yang diduga merupakan milik rekan pelaku.

Mobil Daihatsu Sigra tersebut langsung mencoba menabrak rombongan korban yang saat itu tengah berkumpul di lokasi kejadian.

"Tiba-tiba datanglah itu mobil Sigra, temannya dia, pengawalannya dia. Menabrakan kita dengan mundur, bukan ke mobil, tapi ke orang-orang yang berkumpul di situ," lanjutnya.

Agam pun menyayangkan statmen yang disampaikan oleh Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata yang menyebut bahwa rombongan korban melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI.

Sebab, tidak ada pengeroyokan seperti yang disampaikan oleh Laksdya Denih.

"Aduh saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini. Karena nggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Kita tidak mengeroyok. Waktu kita di rest area waktu itu dia lah yang menodongkan pistol di Saketi," ungkap dia.

"Makanya ada di video (viral) itu, 'mana pistol kamu, mana pistol kamu. Jatuhkan'. Bapak saya sebenarnya menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut. Ternyata dari jauh sudah dapat pengawalan, ditembaklah ayah saya dari situ. Pak Ramli kebetulan tertembak di bagian perut," sambungnya.

Sementara sebelumnya, Laksda Denih sebelumnya menyebutkan bahwa rombongan korban melakukan pengeroyokan.

Hal tersebut membuat anggotanya merasa situasi tersebut adalah situasi hidup dan mati.

"Tapi sebetulnya karena pengeroyokan kan tidak berpikir risiko kalau misalnya orang yang dikeroyok itu mati,"

"Ya nggak? Ya kan? Apalagi mungkin karena tentara juga yang sudah dilatih bagaimana faktor kecepatan, insting segala macam. Kan kita sering dengar kill or to be killed. Ya kan?," ujar Denih.

Diketahui, ada tiga anggota TNI AL yang jadi tersangka dalam kasus ini.

Ketiganya yakni Sertu AA, Sertu RH, dan Kelari BA.

Sementara itu, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda Sasmita menuturkan, para tersangka sudah diamankan.

"Pelaku sudah kami amankan, kami dari jajaran TNI Angkatan Laut, sebagaimana disampaikan Panglima Armada RI, kami akan selalu terbuka dan akan menyampaikan fakta apa adanya," ungkap dia.

Mengutip Kompas.com, ia pun berjanji akan melakukan proses hukum terhadap anggota TNI AL apabila terbukti melanggar pidana.

Ia pun meminta waktu untuk mendalami kasus ini.

"Maka dari itu kami mohon kepada rekan-rekan wartawan, berikan waktu kami untuk melakukan ini (mendalami)," kata dia.

Puspomal dan Polda Banten, ujar Sasmita, saat ini tengah mengumpulkan barang bukti terkait peristiwa tersebut.

"Sehingga peristiwa ini akan terang, apa sih sesungguhnya yang terjadi," kata Danpuspomal. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved