Kabar Terbaru Mahasiswi Yogyakarta yang Disiram Air Keras karena Putuskan Cinta

Kondisi mahasiswi STPMD ‘APMD’ Yogyakarta berinisial NH yang disiram air keras di malam Natal, Rabu (24/12/2024) lalu kini berangsur pulih

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA / Almurfi Syofyan
Suasana kos-kosan NH yang tampak sepi dari aktivitas, Jumat (27/12/2024). 

Kondisi mahasiswi STPMD ‘APMD’ Yogyakarta berinisial NH yang disiram air keras di malam Natal, Rabu (24/12/2024) lalu kini berangsur pulih. Meski demikian, masih ada luka-luka yang harus dirawat secara intensif di RSUP Dr.Sardjito.

Gedung RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Gedung RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. (Dok Humas RSUP Dr Sardjito)

MANAGER Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, saat pertama kali masuk ke rumah sakit, RS mengalami 18 persen luka bakar di bagian wajah dan badan.

“Saat diperiksa 2 Januari 2025 lalu, lukanya tinggal 10 persen dan kulit mati mulai mengelupas,” ujar Banu, dikonfirmasi Jumat (3/1/2025).

Meski luka tinggal 10 persen, kata Banu, luka tersebut cukup berat dan berada di grade tiga, khususnya di bagian mata.  Ia turut menyebut luka NH cukup dalam.

“Rencana akan dilakukan operasi pemulihan luka yang dalam tersebut dan tindakan lebih lanjut. Mata kiri mengalami kondisi yang berat dan mata kanan masih dilakukan evaluasi oleh tim medis,” papar Banu lagi.

Perawatan pada NH merupakan tindakan kolaborasi antara dokter bedah plastik, mata dan psikiater.

Terkait pembiayaan, Banu menyebut pembiayaan dibantu Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkesos) yang diharapkan bisa berkolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Banu mengungkap, di minggu ini, RS akan mengambil kulit-kulit mati yang sudah mengelupas, terutama di area wajah dan kelopak mata.

“Kemudian, sekitar dua minggu lagi, nanti akan ditambal kembali dengan operasi plastik. Itu sekitar masih 2-3 minggu ke depan. Proses perawatannya masih lama, diperkirakan masih dua bulan ke depan,” tukas dia.

Pelaku Ditangkap

Diberitakan Tribunjogja.com sebelumnya, nasib malang menimpa seorang mahasiswi di Yogyakarta bernama Natasya.

Dia kini terbaring di rumah sakit setelah menjadi korban penyiraman air keras pada malam Natal, Rabu (25/12/2024). 

Dua tersangka penyiraman air keras di Yogyakarta diamankan Polisi, Kamis (26/12/2024)
Dua tersangka penyiraman air keras di Yogyakarta diamankan Polisi, Kamis (26/12/2024) (TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA)

Polisi menangkap pelaku penyiraman dan kini memprosesnya sesuai ketentuan hukum, apa motif pelaku melakukan aksi itu kepada korban?

Berdasarkan keterangan polisi, Natasya mengalami luka parah dari wajah hingga ke badan. 

"Korbannya di Sardjito sekarang, kasihan parah. Luka ya wajah, badan, tangan, kaki," jelasnya," Kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio, melalui sambungan telepon, Kamis (26/12/2024)

Probo mengatakan Natsya disiram air keras oleh pelaku saat ia berada di indekosnya. 

Saat ini dua orang pelaku telah ditangkap oleh Satreskrim Polresta Yogyakarta. "Pelaku semua laki-laki," katanya.

Pemicu Penyiraman

Motif tersangka penyiraman air keras terhadap mahasiswi di Yogyakarta karena sakit hati diputuskan kekasih.

Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian mengamankan dua tersangka yakni B sebagai mantan pacar korban dan tersangka S selaku eksekutor.

Kasatreskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio mengatakan, korban bernama Natasya merupakan mahasiswi asal Kalimantan Barat (Kalbar).

Ia disiram menggunakan air keras oleh pelaku saat dirinya baru saja selesai mandi.

Korban dan pelaku inisial B merupakan sepasang kekasih. 

Keduanya menjalin asmara sejak 2021 silam.

"Pada Agustus 2024 mereka pisah alasan masing-masing akhirnya putus. Yang laki-laki gak terima," katanya, kepada awak media, Kamis (26/12/2024).

Tersangka B merupakan mahasiswa S2 salah satu kampus swasta di Yogyakarta.

Semenjak putus dengan korban tersangka B berusaha supaya balikan dengan korban.

"Namun (korban) gak mau. Akhirnya ada ancaman pelaku intinya kalau gak bersatu kalau sakit ya sama-sama merasakan. Kalau hancur ya, hancur semua," jelas Probo.

Selanjutnya pada pertengahan Desember 2024 akhirnya tersangka B merencanakan kejahatannya dengan memposting informasi di facebook bahwasanya ia membutuhkan tenaga kerja.

Pelaku S lantas menanggapi postingan tersebut dan melanjutkan percakapan dengan pelaku B via what'sApp.

Singkat cerita pelaku B mengarang cerita yang intinya korban adalah wanita perebut lelaki orang (pelakor).

Kemudian eksekutor ini minta uang Rp7 juta disanggupi oleh tersangka B. 

Namun uang itu akan digenapi setelah eksekusi dilaksanakan. 

"Jadi si B berusaha menutupi jati dirinya. Uang yang diberikan juga COD dibungkus plastik kemudian diambil eksekutor," ungkap Probo.
 
Dibayar enam 6 kali masing-masing Rp1,6 juta untuk beli jaket pelaku. 

"Eksekutor ini sudah survei 3, 4, sama 5 kali survei sebetulnya mau disiramkan saat survei kos," ungkapnya.

Kemudian tanggal 24 Desember 2024 pukul 17.00 itu si B menghubungi WA ke eksekutor bahwa korban ada di kost alamat Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta untuk persiapan ke gereja.

"Ternyata benar. Ke gereja sekitar 19.00 WIB entah darimana akhirnya pelaku S datang ke kos korban jam 18.30 WIB," terang Probo.

Setelah Sampai di depan pintu kos korban itu pelaku langsung masuk ke kamar korban.

Karena pintu kos korban agak terbuka pelaku melihat korban selesai mandi.

"Langsung tanpa kata, air disiramkan ke korban kena muka dan sekujur tubuh. Kemudian korban berteriak pelaku langsung lari," ujar Probo.

Berdasar hasil penyelidikan pelaku menggunakan sepeda motor jaket ojek online dan memakai masker. 

Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD) mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penyiraman air keras yang menimpa salah satu mahasiswinya.

Bukan tanpa alasan, kasus tersebut menjadi perseden buruk bagi dunia pendidikan Yogyakarta, yang sejak lama menyandang status sebagai jujugan calon mahasiswa dari berbagai daerah.

Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan APMD, Susanto Tri Agus, menandaskan, pihaknya mendukung penuh jajaran Polresta Yogya, supaya sesegera mungkin menuntaskan kasus memilukan ini.

Jangan sampai, akhirnya muncul bola liar yang membuat citra Yogyakarta sebagai kota pendidikan dipandang tidak kondusif lagi oleh masyarakat luas.

"Meski ini bukan kasus klitih, atau narkoba, karena dugaannya (motif) percintaan, tapi masuknya ranah kriminal, Ini bisa jadi perseden buruk bagi dunia pendidikan Yogyakarta," katanya, Kamis (26/12/24).

Menurutnya, seluruh sivitas akademika APMD menghaturkan keprihatinan yang sangat mendalam atas insiden tragis yang menimpa salah satu mahasiswinya tersebut.

Terlebih, kasus yang terjadi di malam Natal itu menimbulkan luka bakar yang cukup fatal di bagian wajah, badan, tangan, hingga kaki korban.

"Intinya kami prihatin dan siap turun tangan, di luar penanganan hukum yang jadi ranah kepolisian. Saya lihat itu juga sudah ditangkap, baik terduga pelaku maupun yang menyuruh untuk melakukan," tambah Susanto.

Dijelaskan, mewakili pihak kampus, ia bersama beberapa jajaran pun sudah menyambangi langsung rumah sakit tempat korban berinisial NH itu dirawat intensif, pada Kamis (26/12/24) siang.

Di sana, dirinya mengaku sempat berbincang dengan orang tua serta rekan-rekan korban, untuk mengetahui kondisi terkini dan penanganan-penanganan medis apa yang bakal dilakukan ke depan.

"Kondisinya masih dirawat intensif, sesuai (prosedur penanganan) luka bakar. Saya belum bertemu dokter, tapi tindakan selanjutnya belum dilakukan, baru awal saja, dalam waktu dekat akan ada operasi atau bagaimana," cetusnya.

Lebih lanjut, Susanto memastikan, kampus bakal menunggu korban sampai benar-benar sembuh dan bisa kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai mahasiswa.

Pihaknya siap memberikan toleransi terkait waktu dan sebagainya, sekaligus dukungan moril teruntuk NH, supaya masa depan yang diimpikannya tidak terhalang tragedi tersebut.

"Kami akan menunggu sampai sembuh, kampus akan memberikan waktu yang longgar, sampai yang bersangkutan sembuh. Kami tidak akan menghambat atau menghalang-halangi, karena bagi korban ini namanya musibah," cetusnya. (Tribunjogja.com/Ardhike Indah/Miftahul Huda/Azka Ramadan)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved