Inspiring Beauty
Eka Dysiyana Jalankan Peran Guru dan Seorang Ibu
MENITI karier di dunia pendidikan sudah menjadi cita-cita perempuan pemilik nama lengkap Eka Dysiyana sejak kecil.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu
MENITI karier di dunia pendidikan sudah menjadi cita-cita perempuan pemilik nama lengkap Eka Dysiyana sejak kecil. Menjadi seorang guru, adalah dambaan Dysi yang akhirnya terwujud. Singkat cerita, sang ayah yang berprofesi sebagai guru olahraga menjadi role model Dysi selama ini.
Diakui Dysi, sosok ayahnya menjadi inspirasi utama sehingga ia memilih profesi sebagai seorang guru. Dysi melihat, ayahnya adalah sosok yang selalu terlihat menyenangkan, bugar dan sabar kepada anak anak.
Hal inilah yang kemudian membuat Dysi yakin, bahwa menjadi guru seperti ayahnya setidaknya bisa membuat dirinya menjadi sosok yang sabar dan menyenangkan seperti ayahnya.
"Ayah saya memang menjadi alasan kuat menjadi seorang guru. Beliau selalu memberi teladan bagaimana yang baik kepada anak-anaknya dan menjadi panutan keluarga. Mungkin itulah akhirnya pengaruhnya sangat kuat ke saya, sehingga anaknya ini ingin berprofesi seperti beliau. Jadi, sejak SMA saya sudah memiliki rencana bakal meneruskan kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris untuk kemudian menjadi seorang guru," ungkap Dysi.
Saat ini, Dysi mengajar di sebuah sekolah yang memiliki metode pengajaran Montessori, yakni metode pendidikan yang kurang lebih memiliki tujuan besar membantu anak untuk mencapai potensinya dalam kehidupan melalui pembelajaran langsung, keaktifan, dan kemandirian.
Dysi diberi amanah untuk mengajar kelas Taman Kanak Kanak. Bagi Dysi, mengajar anak-anak di bangku Taman Kanak Kanak memberinya pengalaman berharga bagaimana dunia parenting secara langsung ia dapatkan setiap hari.
Di antara pengalaman yang menurut Dysi sangat berpengaruh pada kehidupannya, adalah ketika ia kemudian membina rumah tangga, kemudian menjadi ibu, ia merasa sangat menikmati karena sebelumnya sudah menangani anak-anak di Taman Kanak Kanak.
"Saya merasakan pengaruh menjadi seorang guru TK, ketika sudah berkeluarga sangat terasa. Ibaratnya sudah terlatih di lapangan kemudian tinggal praktik di rumah, jadi sangat santai menghadapi perilaku anak-anak sejak bayi hingga beranjak masuk bangku TK," ungkap Dysi.
Di antara yang Dysi pernah alami dan menjadi pengalaman penting, adalah bagaimana menghadapi anak yang sedang tantrum. Dysi memberikan kesempatan pada si anak agar menyelesaikan apa yang ingin ia ekspresikan dan menghindari memberikan perintah atau larangan kepada si anak untuk berhenti menangis, teriak atau bahkan guling-guling.
Menurut Dysi, orang tua hanya perlu memberikan kesempatan pada si anak waktu untuk meluapkan apa yang anak rasakan dengan tingkah laku mereka masing masing. Anak-anak belum dapat sepenuhnya mengungkapkan apa kemauan dan keinginan mereka sehingga kerap mereka mengalami hal yang tak mengenakkan yang disebut dengan tantrum.
Namun, Dysi memaklumi, terkadang orang tua lupa bahwa seorang anak akan menangis, teriak atau melakukana gerakan seperti memukul menendang dan tak melihat tempat karena si anak hanya ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara mereka.
Orang tua bisa memberikan kesempatan kepada si anak yang membutuhkan waktu untuk menangis terlebih dahulu atau melakukan ekspresi ekspresi yang kadang memang di luar prediksi.
"Kadang kita sebagai orang tua juga bingung, kenapa tiba-tiba guling guling, marah, di tempat umum lagi, jadi mungkin ada orang tua yang malu anaknya tantrum. Perlakuan yang pas adalah berikan waktu kepada anak untuk mengekspresikan hal-hal yang tak bisa ia ungkapkan, sekalipun tadi, marah, nangis, teriak teriak, misalnya, sebut nama si anak, apakah masih mau menangis, ok,10 hitungan ya, silahkan menangis dulu, lalu boleh berhenti ya, anak perlahan dengan sendirinya lambat laun bakal mengerti situasi yang ia alami," ungkap Dysi.
Ngevlog Bareng Anak
Perempuan kelahiran Yogyakarta, 8 Desember 1990 ini memiliki hobi ngevlog bersama sang anak. Dysi memilih aktivitas di luar rumah untuk kemudian membuat video bareng anaknya, lalu menyimpannya di media sosial.
Tujuan Dysi membuat dokumentasi bersama sang anak adalah memberikan pengalaman pada sang anak, bagaimana berekspresi hingga memupuk kepercayaan diri. Biasanya Dysi mengajak anaknya jalan-jalan ke sebuah tempat, yang menurutnya, pas untuk sang anak atau mengajaknya wisata kuliner untuk kemudian mengambil dokumentasi berupa video bareng sang anak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.