Human Interest Story
Kisah Tulus, Jualan Pancake Kartun Viral di Yogyakarta hingga Dapat Banyak Tawaran dari Restoran
Pancake yang tengah viral di Jogja ini disajikan dengan berbagai macam karakter kartun, emoji, maupun bentuk tertentu sesuai permintaan (custom)
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Bicara soal kuliner di Kota Yogyakarta nampaknya tidak ada habisnya.
Mulai dari kuliner makanan berat, minuman, hingga jajanan kaki lima pun ada di Kota Pelajar.
Kini, dunia perkulineran di Kota Yogyakarta kedatangan anggota baru.
Jajanan ini lain dari yang lain, karena butuh kreativitas dan imajinasi tinggi untuk membuatnya.
Jajanan itu pancake kartun, yakni pancake yang disajikan dengan berbagai macam karakter kartun, emoji, maupun bentuk tertentu sesuai permintaan (custom).
Tulus Wicaksono adalah nama orang yang membawa jajanan pancake kartun masuk dalam dunia perkulineran di Kota Yogyakarta.
Pria asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, itu mulai berjualan pancake kartun di Kota Yogyakarta sejak April 2024.
Akan tetapi, bisnis pancake kartun itu sudah ia tekuni sejak Juli 2023 di kampung halamannya.
Sebelum akhirnya Ia merantau ke Yogyakarta dan memperkenalkan jajanan tersebut kepada masyarakat.
Memakai gerobak sederhana, Tulus menjajakan pancake kartun di pelataran Masjid Kauman Kota Yogyakarta.

Biasanya, Tulus membuka lapak mulai siang hari setelah Zuhur hingga malam hari.
Adapun, dagangannya ia namakan Pantoon, akronim dari kata Pancake Cartoon.
"Ide buat pancake kartun ini dari Youtube, karena melihat Mbak-mbak Thailand. Terus saya mencoba aja dan akhirnya mencintai pekerjaan ini," kata Tulus kepada Tribunjogja.com, Sabtu (29/12/2024).
Sebelum terjun menjajakan pancake kartun, Tulus mengaku sempat bekerja sebagai call center di salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.
Namun, Tulus memilih resign dan mencoba peruntungan baru di dunia kuliner.
Dia mengaku melihat peluang tinggi menjual pancake kartun, lantaran belum banyak orang Indonesia yang menjual hal itu.
"Saya selalu melihat peluang. Selama masih jarnag orang yang bisa maka akan saya kejar sampai bisa. Sebenarnya untuk meminimalisir pesaing aja sih," katanya.
Meski tidak punya skill menggambar sejak kecil, tetapi hal itu tidak membuat Tulus berkecil hati.
Justru, ia semakin bersemangat belajar otodidak mengambar berbagai macam karakter pancake kartun.
Dia mengaku nekat berjualan pancake kartun seminggu usai belajar sendiri dengan melihat video dari Youtube.
Baca juga: Kisah Cinta Mahasiswi di Yogyakarta Berakhir Duka, Selesai Mandi Disiram Air Keras
Kemampuan menggambar itu Tulus asah ketika berjualan pancake kartun.
Karena setiap hari berjualan, maka Tulus pun semakin fasih mengambar berbagai macam karakter dan kartun untuk pancake.
Bahkan, ia bisa langsung memvisualkan gambar apapun permintaan pelanggan dalam sekali lihat.
Tak hanya itu, setelah yakin dan siap dengan kemampuan mengambar pancake kartun, Tulus pun mulai mempromosikan dagangannya lewat media sosial Tiktok.
Dia mulai aktif membuat konten pancake kartun sejak April 2024.
Hingga akhirnya, dalam beberapa bulan terakhir konten-konten video yang Tulus buat mulai viral.
Hal itupun membuat dagangan Tulus semakin diserbu pembeli.
"Sebelum viral, pembelinya rata-rata wisatawan yang ke Jogja dan mampir ke Masjid Kauman, karena saya jualan di sana. Tetapi, setelah viral baru orang-orang Jogja pada datang. Saya senang sekali, bangga, dan bersyukur," ucapnya.
Tulus menuturkan sebelum viral, biasanya ia menghabiskan sebanyak 2-3 kg adonan pancake dalam sehari.
Namun setelah viral, pembeli semakin meningkat sehingga Tulus bisa menghabiskan 7-8 kg adonan pancake per hari.
Dikatakan, adonan pancake itu mirip terang bulan tetapi tekturnya lebih padat.
"Kebanyakan yang beli anak-anak, karena jajanannya lucu dan unik. Harga mulai Rp5 ribu untuk bentuk emoji, Rp8 ribu untuk kartun, dan Rp10 ribu untuk gambar custom," tuturnya.

Setiap hari Tulus bisa memasak ratusan pancake kartun. Lantaran, setiap pembeli rata-rata memesan tiga buah pancake.
Adapun, dalam sehari antrean pembeli pancake kartun bisa mencapai 40-50 nomor antrean.
Setiap nomor antrean dibatasi maksimal membeli empat buah pancake.
"Semenjak viral omzetnya bisa Rp800 ribu-Rp900 ribu per hari, tapi sebelumnya sekitar Rp200 ribu-Rp300 ribu," katanya.
Keahlian Tulus membuat pancake kartun itu mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Tulus mengaku mendapatkan banyak tawaran dari luar, semisal bergabung dengan restoran ataupun mengajar.
Bahkan, ia juga mendapatkan tawaran dari salah satu restoran di Dubai untuk bergabung.
"Tapi saya minta waktu untuk asah skill. Kalau sudah siap mungkin bisa pindah ke sana," tandasnya. (*)
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Cerita Elsa Yuliana Anak Marbot Masjid dari Kulon Progo Masuk UGM Tanpa Tes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.