Rangkuman Pengetahuan Umum
Pembahasan Materi Seni Grafis: Rangkuman Seni Budaya SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Artikel berikut membahas mengenai materi seni grafis, Rangkuman Seni Budaya SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Pada kali ini kita akan membahas mengenai materi seni grafis, Rangkuman Seni Budaya SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka.
Materi dilansir dari buku paket Seni budaya SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka karya Milasari, Heru Subagio, Siti Masripah, dan Jelmanto.
Baca juga: Seni Patung, Rangkuman Seni Budaya Bab 2 SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Seni grafis termasuk karya seni rupa dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi, yang dikenal juga dengan seni mencetak.
Grafis berasal dari bahasa Yunani, “graphein” yang berarti menulis atau menggambar, sedangkan bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores.
Cetakan yang dimaksud di sini adalah berupa negatif film yang bisa menciptakan bentuk, gaya, warna, ataupun ragamnya yang sama.
Jenis Karya Seni Graifs dan Teknik
Jenis-jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Cetak tinggi (teknik cetak relief /teknik cukil)
Cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol.
2. Cetak dalam (intaglio print)
Cetak dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada kertas.
Jenis-jenis cetak dalam antara lain : etsa, mezzo tint, drypoint, dan lain sebagainya.
3. Cetak datar (Planography Print)
Cetak datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air.
Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar
4. Cetak saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan serat tertentu.
Cetak saring dikenal dengan sablon atau senigrafi, yang banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastik, dan media lainnya.
Berkarya Seni Grafis
- Proses pembuatan cetak tinggi
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat.
Prinsip kerjanya adalah mendapatkan, ruang positif (permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung).
Garis dan ruang negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan ruang.
Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan ke permukaan bidang cetak.
Bahan dan alat dalam cetak tinggi adalah sebagai berikut.
a. Bahan yang terdiri dari:
- Papan sebagai alas
- Hardboard atau papan MDF
- Tinta atau cat cetak offset
- Kaos, kain, atau kertas
- Kalau perlu ditambah cat pengering agar pengeringan lebih cepat
b. Peralatan yang diperlukan:
- Pensil
- Gunting
- Pisau cutter
- Woodcut ï Roler/untuk meratakan warna
- Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada plat/sebagai klise cetak.
c. Tahap-tahap:
1. Membuat sketsa pada plat cetak.
2. Memindahkan ke plat meratakan dan ditoreh, bagian tinggi untuk bagian yang rendah.
3. Proses memberi tinta dengan bantuan roler.
4. Menggosok / meratakan dengan alat (sendok)/dipress dengan alat press (mesin press).
5. Buka pelan-pelan sambil dilihat apakah warna sudah rata.
6. Hasil jadi sebuah karya seni cetak tinggi.
2. Cetak saring
a. Proses pembuatan cetak saring:
1. Kerangka screen , bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium screen (kain kasa) atau Monyl merupakan kain berserat yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar atau tulisan pada benda-benda yang akan disablon.
2. Meja cetak, sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan.
3.Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di screen.
4. Obat sablon, emulsi (sensitizer).
5. Cat dan sari warna sablon.
b. Proses Pembuatan Klise (film negative)
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan klise, yaitu memperhatikan bahan yang digunakan dan teknik yang digunakan.
Bahan yang digunakan harus transparan, hal tersebut dimaksudkan agar pada saat penyinaran (pengeksposan) bagian yang seharusnya tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh.
Bahan yang biasanya digunakan adalah kertas kalkir, film, dan mika film.
Dalam menggambar untuk membuat klise (fi lm negative) ada beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu:
1. Langsung pada screen, pada teknik ini setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau gambar/corak.
Untuk area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang dicampur dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap untuk dipergunakan mencetak.
2. Negatif film, proses ini menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang sudah digambar.
Untuk jenis kertas biasa setelah digambar dilumuri dengan minyak goreng / minyak tanah terlebih dahulu, dan dikeringkan sehingga menjadi transparan.
c. Proses afdruk pengekposan
Afdruk /pengeksposan/ penyinaran adalah proses memindahkan gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan bantuan bahan yang disebut emulsi sablon.
Berikut ini tahapan afdruk, antara lain:
- Pelapisan (coating)
Meliputi proses pencampuran emulsi dengan sensitilizer (obat afdruk siap pakai) dan mengoleskannya ke screen dengan menggunakan alat yang disebut dengan coater (pelapis) bisa juga dipakai penggaris, tahap pengolesan ini dilakukan di dalam ruang yang gelap.
- Pengeringan awal
Proses pengeringan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan hair dryer, dengan didiamkan saja sampai kering sendiri atau menggunakan kipas angin.
Sebagai catatan dalam proses pengeringan ini usahakan agar tidak terkena sinar matahari lansung atau lampu yang mengandung sinar ultra violet seperti neon, tujuannya untuk mencegah agar cahaya tidak mengenai emulsi sehingga tidak bisa digunakan untuk proses selanjutnya
- Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon
Screen yang sudah kering dari larutan emulsi, lalu bagian bawah dialasi dengan busa hitam, dan dibagian atas diletakkan klise negatif/kertas yang siap diekpose, kemudian ditutup dengan kaca untuk mengekpos klise supaya menempel rapat ke screen.
Lakukan penyinaran sekitar 20 detik untuk cahaya terik dan 50 detik untuk cahaya matahari yang redup/sinar lampu neon.
- Pembuatan klise
Semprot dengan air untuk menghilangkan bagian yang seharusnya berlubang pada bagian screen yang kita desain, gunakan semprotan yang sesuai dan dapat menyemprot dengan kuat.
- Pengeringan
Proses ini bisa dengan hair dryer atau dengan panas matahari.
d. Proses Mencetak
Screen kering yang sudah melalui proses pengekposan gambar siap untuk dicetak.
Letakan kertas atau media yang akan dicetak dan tuang warna yang diinginkan serta ratakan dengan rakel, proses cetak saring selesai.
Baca juga: Pementasan Pantomim, Rangkuman Seni Budaya Bab 16 SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka
(MG Alya Hasna Khoirunnisa)
Inilah 20 Kata Bahasa Jawa Timur vs Jawa Tengah: Sama Bunyi, Beda Arti! |
![]() |
---|
Perbedaan Ramen, Udon, dan Soba: Mi Jepang Paling Populer di Indonesia |
![]() |
---|
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.