Kekhususan Shalat Sunah Fajar dalam Berbagai Sisi
Artikel berikut membahas mengenai lima kekhususan melaksanakan Shalat Sunah Fajar.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM – Shalat Sunnah Fajar merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam islam.
Sunnah fajar adalah shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat wajib, dan menjadi salah satu amalan utama yang diajarkan Rasulullah SAW untuk menambah keberkahan seorang Muslim.
Baca juga: Sunah-Sunah Sebelum Tidur: Hikmah dan Manfaatnya untuk Kehidupan Sehari-hari
Shalat sunnah fajar memiliki kekhususan dari beberapa sisi, antara lain:
1. Shalat sunnah disya’riatkan, baik dalam keadaan safar (bepergian) maupun muqim (tidak bepergian).
Adapun shalat rawatib yang lain, sunnahnya adalah ditinggakan dalam keadaan safar.
2. Ganjarannya lebih baik daripada dunia dan seisinya, sebagaimana sabda Rasulullah,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at (sunnah) Fajar itu lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya .” (HR Muslim:1193)
3. Disunnahkan untuk dilaksanakan secara ringan, hal ini ditunjukan oleh hadits Aisyah, “Rasulullah biasa shalat dua rakaat Fajar (qabliyah shubuh) dengan diperingan sampai aku mengatakan; Apakah beliau pada dua rakaat tersebut membaca al-Fatihah?” (HR Bukhari : 1095 dan Muslim: 1189)
Namun, melaksanakan atau tidak shalat ini tidak berakibat mengurangi yang wajib.
4. Disunnahkan setelah membaca Surah al-Fatihah pada rakaat pertama membaca Surah al-Kafirun dan al-Ikhlas pada raka’at kedua.
Atau pada rakaat pertama membaca,
قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
Dan pada rakaat kedua membaca,
| Pusham UII Edukasi Mahasiswa tentang Pentingnya Pemahaman HAM dalam Kehidupan Bermasyarakat |
|
|---|
| Sivitas Akademika UII Bikin 'Kuburan' Simbol Matinya Demokrasi, Minta Aktivis Paul Dibebaskan |
|
|---|
| 5 Materi Kultum Tentang Sabar yang Bisa Disampaikan Dalam Kajian Islam |
|
|---|
| Rektor UII Jadi Penjamin Aktivis yang Ditahan, Busyro Muqoddas: Simbol di Tengah Kebisuan Kampus |
|
|---|
| Bolehkah Tidak Salat Jumat karena Sakit? Simak Penjelasannya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.