Bus Listrik DIY Siap Beroperasi Penuh di Tahun 2025, Tarif Dipastikan Tetap Terjangkau

Daerah Istimewa Yogyakarta semakin memperkuat komitmennya untuk menciptakan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Dimulainya uji coba bus listrik di kawasan Sumbu Filosofi, Yogyakarta, Jumat (22/11/2024). Pelaksanaan uji coba ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mewujudkan transportasi umum berbasis energi terbarukan yang lebih berkelanjutan. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta semakin memperkuat komitmennya untuk menciptakan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret yang sedang diuji coba adalah pengoperasian dua unit bus listrik yang direncanakan untuk melayani masyarakat pada tahun 2025.

Uji coba yang berlangsung hingga Desember 2024 ini bertujuan untuk menjadikan bus listrik sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan yang lebih efisien dan bebas polusi.

Menariknya, tarif untuk bus listrik ini akan disesuaikan dengan tarif bus Trans Jogja yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.

Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan transportasi ini dengan harga yang terjangkau, sekaligus mendorong mereka beralih ke moda transportasi yang lebih hijau, serta mengurangi dampak polusi udara, khususnya di kawasan Sumbu Filosofi dan sekitarnya.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY, Wulan Sapto Nugroho, menjelaskan bahwa meskipun uji coba masih berlangsung dan rute akhir masih dalam evaluasi, bus listrik ini dirancang untuk mendukung mobilitas masyarakat dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Rencananya, bus listrik ini akan melayani rute-rute penting di sekitar kawasan Malioboro, yang merupakan salah satu kawasan ikonik di Yogyakarta.

Apabila uji coba berjalan lancar, bus listrik ini diharapkan mulai beroperasi penuh pada 2025, sebagai bagian dari upaya Pemda DIY untuk mengurangi emisi dan menciptakan transportasi publik yang lebih berkelanjutan.

Dukungan masyarakat akan menjadi kunci penting dalam merealisasikan cita-cita ini, dengan harapan bahwa moda transportasi berbasis listrik ini dapat diperluas ke berbagai kawasan di DIY pada masa mendatang.

Dengan hadirnya bus listrik ini, Yogyakarta tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian alam, tetapi juga memberikan solusi bagi masyarakat untuk menikmati transportasi yang lebih efisien, nyaman, dan ramah lingkungan.

Pengurangan laju emisi (Low Emission Zone) di DIY telah menjadi salah satu komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Biaya Pengadaan Bus Listrik DIY Rp7 Miliar-Rp8 Miliar untuk 2 Unit, Dukung Pengurangan Emisi

Komitmen ini sejalan dengan penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Pemda DIY telah berupaya secara bertahap mengembangkan pengadaan transportasi umum ramah lingkungan, khususnya dengan menggunakan tenaga alternatif listrik pada moda angkutan bus.

Sebagai langkah awal menuju penggunaan transportasi berbasis emisi rendah di kawasan Sumbu Filosofi, Pemda DIY melalui Dinas Perhubungan DIY telah merilis dua bus listrik yang kini masih dalam tahap uji coba hingga 20 Desember 2024.

Apabila evaluasi uji coba menunjukkan hasil yang positif, kedua bus listrik ini diperkirakan akan mulai melayani masyarakat pada tahun 2025.

Paniradya Pati Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, menjelaskan bahwa dengan dukungan Dana Keistimewaan, biaya pengadaan dua unit bus listrik beserta infrastrukturnya mencapai sekitar Rp7,4 miliar.

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk pengisian daya bus listrik ini telah selesai dibangun dan terletak di Lapangan Parkir Bandara Adisutjipto.

"Bus listrik ini masih dalam tahap uji coba. Harapannya, kedua bus ini menjadi contoh, kemudian dievaluasi lebih lanjut. Proses ini harus melalui evaluasi, kajian, dan tindakan lebih lanjut. Kita tidak langsung membeli banyak bus, karena kita harus menyiapkan semuanya, termasuk tempat pengisian daya. Oleh karena itu, pada tahun 2025, belum ada rencana pengadaan bus listrik tambahan. Proses evaluasi ini akan menentukan apakah kami akan mengusulkan lagi pada tahun 2026," jelas Aris.

Aris menambahkan bahwa pengadaan bus listrik ini terkait erat dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yang menekankan pentingnya melindungi alam dan menjaga keharmonisan antara manusia dan bumi.

Rute, Kapasitas, dan Waktu Pengisian

Wulan Sapto Nugroho, menambahkan bahwa dua unit bus listrik ini akan mendukung terwujudnya Low Emission Zone di kawasan Sumbu Filosofi.

Untuk itu, bus-bus listrik ini akan melayani rute yang mendukung angkutan umum perkotaan Trans Jogja, terutama bagi masyarakat yang menuju kawasan Malioboro.

Hingga kini, rute pasti pengoperasian kedua bus listrik ini masih dalam tahap uji coba. Selama masa uji coba, terdapat tiga alternatif rute yang diuji coba, yaitu dari Bandara Adisutjipto menuju Malioboro, dari Ngabean ke utara lewat Pasar Kranggan dan Tugu, serta dari Malioboro menuju Timur Kota Baru, UKDW, Mall Galeria, dan Tugu Pal Putih.

Wulan menjelaskan bahwa pengisian daya bus listrik membutuhkan waktu antara 1 hingga 1,5 jam untuk mencapai penuh.

Masing-masing bus listrik memiliki kapasitas maksimal 28 penumpang, dengan 18 kursi duduk dan 10 kapasitas berdiri.

"Bus listrik kami memiliki kapasitas duduk 18 dan kapasitas berdiri 10. Ini sudah maksimal karena semakin berat, konsumsi baterai juga akan semakin besar," ujar Wulan.

Warna bus listrik yang berwarna ungu dipilih untuk membedakan bus ini dengan yang lainnya, serta agar masyarakat lebih cepat mengenalinya.

Bayu Dwi Purwanto, salah satu sopir bus listrik yang bertugas dalam uji coba, menjelaskan bahwa secara operasional, bus listrik ini nyaman, bebas polusi, dan praktis untuk dikendarai.

Bus listrik ini dapat menempuh jarak sekitar 160 kilometer dalam satu putaran rute sebelum perlu diisi daya kembali.

Dalam satu kali putaran, bus ini hanya mengkonsumsi 11 hingga 12 persen daya baterai.

"Perjalanan sekitar 160 kilometer, dan perlu dicharge kembali. Jika seharian, bus ini bisa menempuh 5-6 kali putaran," ungkap Bayu.

Dengan berbagai upaya ini, Yogyakarta berkomitmen untuk menyediakan solusi transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved