Rusia Tawarkan Suaka untuk Presiden Bashar Al-Assad dan Keluarganya

Rusia disebut menawarkan suaka kepada Presiden terguling Suriah, Bashar Al-Assad dan keluarganya

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Handout / Halaman Facebook Kepresidenan
(FILES) Gambar selebaran ini dirilis oleh halaman Facebook Kepresidenan Suriah pada 7 Desember 2020, menunjukkan Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan pidato pada pertemuan berkala yang diadakan oleh Kementerian Wakaf di Masjid Al-Othman, di Damaskus. Prancis telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dituduh terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan atas serangan kimia pada tahun 2013, sumber peradilan dan penggugat dalam kasus tersebut mengatakan kepada AFP pada 15 November 2023. 

TRIBUNJOGJA.COM - Rusia disebut menawarkan suaka kepada Presiden terguling Suriah, Bashar Al-Assad dan keluarganya pasca pemberontakan yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpin Mohammad al-Julani.

Setelah Damaskus dikuasai pemberontak, Bashar Al-Assad dan keluarganya pun langsung pergi meninggalkan negaranya.

Dia terbang ke Rusia dan telah tiba di Moscow pada Minggu (8/12/2024).

Kedatangan Bashar Al-Assad dan keluarganya di Moscow ini dilaporkan oleh  kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).

Dalam pemberitaanya, Interfax menyebut Rusia memberikan tawaran suaka atas dasar kemanusiaan.

"Presiden al-Assad dari Suriah telah tiba di Moskow. Rusia telah memberi mereka (dia dan keluarganya) suaka atas dasar kemanusiaan," tulis Interfax, dikutip dari Al-Arabiya.

Sementara itu Rusia sendiri juga sudah merespon atas tergulingnya Bashar Al-Assad.

Menurut pemberitaaan TASS, pemerintah Rusia mendukung penyelesaian krisis di Suriah.

"Rusia selalu mendukung penyelesaian politik atas krisis Suriah. Kami mendesak agar perundingan yang dimediasi PBB dilanjutkan," kata sumber Kremlin kepada kantor berita tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Pihak Rusia sendiri sudah berkomunikasi dengan pemberontak di Rusia untuk keamanan militer Rusia dan hubungan diplomatik kedua negara ini.

"Pejabat Rusia sedang berhubungan dengan perwakilan oposisi bersenjata Suriah, yang pemimpinnya telah menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan misi diplomatik di wilayah Suriah," sumber itu menambahkan.

Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali bentrok pada 27 November 2024.

Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

Baca juga: Mengapa Bashar al-Assad Jatuh Sedemikian Cepat? 

Di mana kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

Hingga puncaknya terjadi di hari Minggu di mana pemberontak yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 13 tahun.

 Atas runtuhnya rezim Assad, warga Suriah menyambutnya dengan terkejut.

Mereka mengatakan ini membawa akhir yang tiba-tiba dan tak terduga bagi perang yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Para tahanan yang kebingungan dan gembira keluar dari penjara setelah pejuang oposisi meledakkan kunci sel mereka.

Mereka akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga.

Menangis dan meratap dalam kegembiraan dalam pertemuan tersebut.

Namun pada hari pertama pemerintahan Assad runtuh, jalan-jalan menuju Damaskus sebagian besar kosong.

Hanya ada sepeda motor yang membawa orang-orang bersenjata dan kendaraan pemberontak.

Suara tembakan terdengar di berbagai kota sebagai bentuk perayaan atas runtuhnya pemerintahan Assad. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved