Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih Sebut Rudal ATACMS Digunakan Ukraina untuk Bela Diri

Ukraina mulai menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Rusia.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
ABC News
Rudal jarak jauh ATACMS yang dikirimkan AS ke Ukraina 

TRIBUNJOGJA.COM - Ukraina mulai menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Rusia.

Penggunaan rudal taktis jarak jauh ATACMS itu dikonfirmasi oleh AS.

Rudal canggih itu digunakan oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Donetsk.

 Dikutip dari Tribunnews.com, Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menyatakan bahwa ATACMS digunakan oleh Ukraina untuk membela diri dalam situasi mendesak.

Hal itu disampaikan oleh John Kirby pada Selasa (26/11/2024) lalu.

Sementara menurut pemberitaan Al Jazeera, serangan rudal ATACMS tersebut dilancarkan ke wilayah Kursk, yang berjarak 90 km dari garis depan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui serangan ATACMS di radar pertahanan udara S400 dan lapangan udara Khalino, yang sebelumnya dibantah oleh otoritas Moskow.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam akan menggunakan senjata terhadap negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan melawan Rusia.

Konflik utama terjadi di wilayah Donetsk, Ukraina, dengan serangan balasan Rusia yang menyasar kota Dnipro dan fasilitas militer di Ukraina.

Baca juga: Presiden Prabowo Bakal Naikkan Gaji Guru, Gerindra DIY: Keberpihakan pada Pendidikan

Serangan ATACMS dan Oreshnik menunjukkan eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.

Serangan ATACMS dilaporkan terjadi pada akhir pekan lalu, sementara Rusia meluncurkan serangan balistik Oreshnik pada hari Kamis (28/11/2024).

Ketegangan ini telah meningkat secara signifikan sejak awal bulan September, dengan Rusia mempercepat kemajuan di Donetsk.Dampak dari serangan ini sangat signifikan, dengan laporan bahwa Rusia telah merebut sejumlah desa di wilayah Donetsk.

Dalam sepekan terakhir, Rusia meluncurkan banyak serangan udara, termasuk 188 pesawat nirawak.

Menurut Institut Studi Perang (ISW), kemajuan Rusia di Donetsk semakin cepat, dengan perolehan wilayah yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ketegangan antara Rusia dan negara-negara Eropa semakin meningkat, dengan ancaman serangan balasan dari Rusia dan penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik di Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan potensi eskalasi lebih lanjut sangat mungkin terjadi.(*)

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved