Diskusi Pemuda Muhammadiyah Jateng Jadi Forum Pendidikan Politik Jelang Pilkada 2024

Diskusi yang digelar oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang ini berlangsung hangat dan menjadi forum pendidikan politik yang baik

Dok. Istimewa
Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang menggelar diskusi politik menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Tengah yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah seperti pemilihan gubernur maupun bupati, seharusnya menjadi ajang kontestasi yang mencerahkan dalam kerangka demokrasi yang sehat.

Menurut Ketua Bidang Organisasi Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, pemilihan tersebut adalah sarana demokrasi yang ideal untuk menguji gagasan, integritas dan kapasitas para calon pemimpin Jawa Tengah selama lima tahun mendatang.

Hal tersebut disampaikan dalam acara diskusi politik menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Tengah yang berlangsung di Mungkid, Magelang, pada Minggu (24/11/2024).

"Pemilihan umum, seperti pemilihan kepala daerah baik pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati itu semestinya menjadi ruang kontestasi yang mencerahkan dalam bingkai demokrasi yang sehat," ujar Wasiun.

Ia juga menilai bahwa situasi politik di tingkat akar rumput di Jawa Tengah terlihat cukup kondusif. 

Menurutnya, masyarakat tidak terpecah seperti pada pemilihan presiden periode 2014–2019, meskipun masih ditemukan beberapa kabar bohong atau hoaks yang tersebar di media sosial.

"Sepintas di Jawa Tengah nuansa politik di akar rumput cukup kondusif. Masyarakat tidak terbelah seperti pemilihan presiden tahun 2014-2019 lalu. Kendati masih terjadi satu, dua kabar bohong atau hoax yang beredar di sosial media," kata Wasiun.

Sementara itu, Retno Dwi Astuti dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Magelang berharap agar gubernur yang terpilih nanti memiliki program yang menyasar kelompok muda, baik dalam bidang pendidikan maupun ekonomi kreatif.

"Sayangnya para calon Gubernur ini sebagian besar orang dewasa (bukan anak muda). Semoga mereka bisa memiliki semangat anak-anak muda yang lebih suka bicara masa depan, dibanding membicarakan masa lalu," katanya.

Baca juga: Bawaslu Magelang Ingatkan KPU Tak Batasi Wilayah Kerja Pengawas TPS

Diskusi yang digelar oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang ini berlangsung hangat dan menjadi forum pendidikan politik yang baik, khususnya bagi anak-anak muda di Magelang dan sekitarnya.

Acara tersebut juga menghadirkan Jr Wahyu Hermawan, seorang peneliti dari The Public Sphere Institute, sebuah lembaga penelitian dari Yogyakarta. Ia menyebutkan bahwa pemilih di Jawa Tengah didominasi oleh Generasi Z dan Y (milenial) yang mencapai 52,88 persen.

"Pemilih di Jawa Tengah itu didominasi anak muda, jumlah anak-anak generasi Z saja mencapai 20,83 persen. Jumlah ini sangat signifikan. Apabila calon-calon kepala daerah, baik calon bupati/wali kota maupun gubernur, tidak bisa meyakinkan anak muda, bisa alami kekalahan," ujar Jr Wahyu.

Ia menambahkan, riset yang dilakukan The Public Sphere Institute pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa banyak anak muda masih dalam posisi wait and see.

"Dalam riset yang kami lakukan terhadap 1.600 responden pada akhir Oktober 2024 lalu, menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, menyebutkan bahwa anak-anak muda masih dalam posisi wait and see untuk melihat ide dan gagasan para calon gubernur/wakil gubernur di Jawa Tengah," jelasnya.

Menurut Wahyu, salah satu temuan menarik dari riset tersebut adalah adanya pola split ticket pada pemilih Muhammadiyah dan Nahdliyin, yang cenderung memilih pasangan Ahmad Lutfi dan Taj Yasin. Sementara itu, kelompok nasionalis cenderung memilih Andika dan Hendrar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved