Terimbas Angin Kencang, Kegiatan Belajar Mengajar di SMPN 6 Klaten Libur Dua Hari

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Negeri 6 Klaten ditiadakan selama dua hari pada Jumat (22/11/2024) - Sabtu (23/11/2024).

Hal itu dilakukan lantaran gedung sekolah mengalami kerusakan akibat angin kencang dan hujan deras melanda Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Angin kencang yang melanda pada Kamis (21/11/2024) sore kemarin, membuat atap belasan ruang kelas, ruang guru, hingga laboratorium komputer di SMPN 6 Klaten berhamburan dan pecah.

 Puluhan pohon di lingkungan sekolah juga roboh dan ambruk akibat angin lesus.

"Jadi hari ini dan besok Sabtu (23/11/2024) anak-anak kami liburkan dan disuruh belajar di rumah. Sedangkan Bapak-Ibu guru dibantu relawan membersihkan puing-puing genteng yang pecah, serta memotong dahan ranting yang masih berserakan. Nanti kami tinggal memanggil dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau DPU (Dinas Pekerjaan Umum) untuk membuangnya," ungkap Guru Senior SMPN 6 Klaten, Muhammad Sidik, kepada Tribunjogja.com, Jumat (22/11/2024).

Sidik menjelaskan agenda kerja bakti atau bersih-bersih dampak angin lesus itu akan dilaksanakan sampai Minggu (24/11/2024).

Termasuk memanggil tukang profesional untuk memperbaiki atau mengganti atap genteng yang hancur. 

"Sehingga harapannya pada Senin (25/11/2024) anak-anak sudah bisa masuk mengikuti kegiatan upacara bendera dan Selasa (26/11/2024) dipakai untuk tes ujian semesteran," katanya. 

Dijelaskan, angin lesus yang terjadi sekitar pukul 15.20 WIB itu membuat hampir sebagian besar genteng di ruangan kelas SMPN 6 Klaten terbang.

Dampak paling parah terjadi di teras ruang laboratorium yang ambruk dan patah karena tertimpa pohon tumbang.

Kemudian kerusakan di teras ruang guru juga cukup parah karena atap gentengnya pecah.

 Di ruang kelas lainnya, genteng-genteng juga melorot dan pecah sehingga ruangannya menjadi bocor.

"Kemarin ruang audio juga bocor, jadi alat-alatnya sudah diungsikan. Tapi kami belum cek kondisinya karena sampai hari ini masih mati listrik. Kalau dinyalakan dan instalansinya kena air kan juga bahaya," imbuhnya.