Musim Penghujan Tiba, BPBD Gunungkidul Sebut 10 EWS Tidak Berfungsi Optimal 

EWS yang tidak berfungsi optimal itu sebagian besar dikarenakan kurang perawatan yang menyebabkan keausan pada bagian aki-nya.

Dok. Istimewa
Ilustrasi : Tanda bahaya tanah longsor 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyebut sebanyak  10 Early Warning System (EWS) tanah longsor dan banjir yang dipasang di lokasi rawan bencana tidak berfungsi optimal. 

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan EWS yang tidak berfungsi optimal itu sebagian besar dikarenakan kurang perawatan yang menyebabkan keausan pada bagian aki-nya.

"Saat kami lakukan pengecekan dari 30 unit EWS yang ada, 10 di antaranya bermasalah pada bagian  tekor pada aki-nya, membuat fungsi EWS tidak berjalan optimal,"ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (20/11/2024).

Ia mengatakan untuk pemeliharaan EWS sendiri sebenarnya sudah diserahkan dan menjadi tanggung jawab daripada Pemerintah Kalurahan (Pemkal) setempat. 

"Setelah dipasang memang sudah diminta kepada kalurahan untuk  rutin merawat EWS tersebut,"ujarnya.

Dengan kondisi seperti ini, pihaknya pun bakal mengupayakan perbaikan alat sistem pendeteksi dini bencana itu secara bertahap.

"Nanti upaya perbaikan akan kami lakukan dengan menggandeng Pemkal dan FPRB setempat,"ungkap dia.

Baca juga: Manfaatkan Lahan Seluas 4000 Meter Persegi, Polres Gunungkidul Launching Gugus Tugas Pangan

Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda Subkor Pencegahan BPBD Kabupaten Gunungkidul Agus Wibawa Arifianto mengatakan pihaknya membagi tiga kategori pemetaan lokasi rawan bencana di Kabupaten Gunungkidul, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. 

Adapun, wilayah yang termasuk rawan bencana kategori rendah meliputi Kapanewon Gedangsari dan Girisubo.

Kemudian, kategori sedang meliputi Kapanewon Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari, Paliyan, Wonosari, Playen, Nglipar, Ponjong, Semin, Ngawen, dan Semanu. 

"Sedangkan, yang masuk kategori tinggi yakni Patuk, Karangmojo, sebagian wilayah Playen dan Wonosari,"ujarnya.

Ia menambahkan adapun potensi bencana yang terjadi saat cuaca ekstrem ini di antaranya tanah longsor, banjir, angin kencang, hingga angin puting beliung.

Sebagai upaya pencegahan, pihaknya telah menyiapkan peralatan penanggulangan bencana alam hingga koordinasi dengan instansi terkait maupun pemerintah desa.

"Koordinasi dengan instansi untuk merumuskan langkah-langkah mitigasi pencegahan dan penanggulangan bencana alam di Kabupaten Gunungkidul,"paparnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved