Kalurahan Kemadang Gunungkidul Raih Status Desa Paling Siap Hadapi Tsunami dari  UNESCO

Status tersebut diraih lantaran wilayah yang memiliki sembilan kawasan pantai ini  sudah memiliki mitigasi bencana tsunami yang sangat baik.

TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Suasana Pantai Baron di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul beberapa waktu lalu. BPBD Gunungkidul akan memperbaiki dan membangun jalur evakuasi tsunami di kawasan ini. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kalurahan Kemadang, Kapanewon (kecamatan) Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul,
diakui sebagai Desa/Kalurahan Siap Hadapi Tsunami dari UNESCO IOC dan The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium, sejak 2022 lalu.

Status tersebut diraih lantaran wilayah yang memiliki sembilan kawasan pantai ini  sudah memiliki mitigasi bencana tsunami yang sangat baik.

Kesiapan ini tidak hanya meliputi infrastruktur, tetapi masyarakat, termasuk pelaku wisata sudah diberi pelatihan mengenai mitigasi bencana.

"Kalurahan Kemadang mempunyai sembilan pantai, dari Baron sampai Watu Kodok, semuanya sudah memiliki jalur evakuasi, peta evakuasi, peta rawan tsunami dan titik kumpul," kata Sekretaris Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kalurahan Kemadang, Surisdianto, Rabu (20/11/2024).

Baca juga: Musim Penghujan Tiba, BPBD Gunungkidul Sebut 10 EWS Tidak Berfungsi Optimal 

Dia melanjutkan, langkah mitigasi  bencana tsunami yang disiapkan secara matang inipun tidak lepas dari posisi  Kalurahan Kemadang yang rawan bencana. 

Di mana, wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Serta, area pengembangan Geopark Gunung Sewu dengan elevasi 0 hingga 300 meter di atas permukaan laut dan dicirikan oleh perbukitan karst.

"Posisi  ini membuat Ada empat padukuhan  di Kalurahan Kemadang yang berpotensi terdampak tsunami. Maka dari itu segenap masyarakat secara matang menyusun langkah mitigasi tsunami tersebut. Dan, hasilnya, Kalurahan Kemadang diakui sebagai Desa/Kalurahan Siap Tsunami pada 2022 oleh UNESCO IOC,"ucapnya.

Dengan hasil capaian serta  mendapatkan pengakuan UNESCO IOC sebagai Masyarakat Siap Tsunami, Sutris mengatakan pihaknya akan menguatkan kolaborasi mitigasi bencana dengan  BMKG, BPBD Gunungkidul, Pemerintah Kalurahan dan masyarakat setempat.

"Mudah-mudahan dengan adanya pengakuan ini, kita  bisa bangun budaya siaga bencana di sektor pariwisata, demi keberlanjutan dan keselamatan bersama. Selalu siap untuk tangguh, tanggap dan tangguh,"tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved