Nilai Ekspor DIY Pada September 2024 Tembus USS 46,18 Juta, AS jadi Tujuan Utama
Nilai ekspor DIY pada September 2024 sebesar US$46,18 juta, mengalami penurunan 1,20 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nilai ekspor DIY pada September 2024 sebesar US$46,18 juta, mengalami penurunan 1,20 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 dimana nilai ekspor DIY mencapai US$ 46,74 juta.
Namun jika dibandingkan September 2023 ada peningkatan, sebab pada periode yang sama tahun sebelumnya nilai ekspor DIY hanya US$37,11.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati mengatakan pangsa ekspor terbesar DIY pada September 2024 adalah Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai US$21,67 juta dan andilnya 46,93 persen.
Selain Amerika Serikat, Australia juga merupakan negara tujuan ekspor dari DIY. Menduduki peringkat kedua, nilai ekspor DIY ke Australia mencapai US$3,13 juta dan andilnya 6,78 persen.
Negara tujuan ekspor terbesar ketiga adalah Jepang dengan nilai US$ 2,90 juta dan andilnya 6,26 persen.
Selain ke tiga negara tersebut, ekspor DIY juga di ekspor ke Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia dengan nilai di bawah US$ 2,50 juta dan andilnya di bawah 6 persen.
“Berdasarkan kawasan, ekspor terbesar ke Amerika Serikat dengan nilai US$21,67 juta dan andilnya 46,93 persen, Uni Eropa dengan nilai US$9,75 juta dan andilnya 21,11 persen, lalu ASEAN nilainya US$0,77 juta dan andilnya 1,67 persen, lainnya dengan nilai US$13,99 juta dan andilnya 30,29 persen,” katanya.
Baca juga: Fenomena Live Streaming di Nol Kilometer Yogya, UPT Cagar Budaya: Mereka Tak Berizin
Tiga komoditas ekspor DIY pada September 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai US$11,20 juta, barang-barang rajutan dengan nilai US$8,65 juta, dan perabot penerangan rumah dengan nilai US$ 5,68 juta.
Sementara komoditas lain seperti barang-barang dari kulit, kertas atau karton, jerami atau bahan anyaman, minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian, kayu, barang dari kayu, benda-benda dari batu, gips serta semen, gula dan kembang gula memiliki andil di bawah 12,50 persen dan nilainya ekspornya di bawah US$ 5,70 juta.
“Share terbesar tiga terbesar komoditas ekspor DIY sepanjang Januari-September 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai US$136,58 juta, perabot penerangan rumah dengan nilai US$44,47 juta, dan barang-barang rajutan dengan nilai US$ 42,39 juta,” terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti menambahkan kenaikan ekspor bulan September 2024 dibandingkan tahun 2023 disebabkan pelaku usaha yang sudah mulai beradaptasi dengan situasi kondisi global.
Di samping itu stok yang dimiliki sudah mulai berkurang, sehingga permintaan juga mulai mengalami kenaikan.
“Ekspor bulan September 2024 terjadi kenaikan pada pakaian jadi rajutan seperti jaket atau mantel, dimana sudah dimulai persiapan untuk musim dingin. Selain itu juga minyak atsiri (permintaan meningkat) sebagai bahan baku berbagai macam produk seperti kosmetik, minyak wangi, dan lain-lain. Kemudian produk dari bahan kertas atau karton juga masih mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya,” imbuhnya. (maw)
| MPBI DIY Minta BPS DIY Terlibat Aktif dalam Penetapan Upah Minimum 2026 |
|
|---|
| Nilai Ekspor DIY pada Januari-Agustus 2025 Capai 372,18 Juta Dollar, Mayoritas Industri Pengolahan |
|
|---|
| DIY Alami Inflasi Bulanan Sebesar 0,15 Persen pada September 2025 |
|
|---|
| Berkat IEU CEPA, Peluang Akses Pasar ke Uni Eropa Meningkat dan Harga Kompetitif |
|
|---|
| DIY Alami Deflasi 0,24 Persen pada Agustus 2025 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.