TRIBUNJOGJA.COM - Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada jam tangan yang dikenakan oleh Abdul Qohar, Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung. 

Jam tangan ini menjadi polemik di masyarakat setelah dugaan muncul bahwa aksesoris tersebut menyerupai produk mewah dengan harga mencapai miliaran rupiah. 

Perdebatan ini mencuat di media sosial dan menarik perhatian khalayak luas, terutama karena terkait dengan transparansi harta kekayaan pejabat negara.

Klarifikasi Abdul Qohar

Dikutip Tribunjogja.com dari laman Kompas.com, Abdul Qohar memberikan klarifikasi terkait polemik ini di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, pada Minggu (4/11/2024). 

Menurut Qohar, jam tangan tersebut telah dibelinya lima tahun lalu dengan harga Rp 4 juta di pasar, jauh sebelum ia menjabat sebagai Dirdik Jampidsus. 

Qohar menekankan bahwa jam tangan itu sering dipakainya saat konferensi pers dan selalu terlihat oleh rekan-rekan media. 

"Ini jam tangan saya, yang saya pakai ini, sudah saya beli sejak lima tahun yang lalu dan selalu saya pakai... Saya juga bertanya, kenapa baru sekarang ditanya?" ungkap Qohar.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa dirinya bahkan tidak mengetahui merek dari jam tangan tersebut, sehingga klaim bahwa jam tangannya adalah produk mewah dipandangnya sebagai hal yang berlebihan. 

"Saya tidak pernah punya jam tangan mahal, apalagi jam mewah. Ini saya enggak tahu mereknya apa," tambahnya.

Spekulasi di Media Sosial

Spekulasi warganet berfokus pada kemiripan jam tangan yang dikenakan Qohar dengan merek ternama Audemars Piguet, yang dikenal memiliki harga mencapai miliaran rupiah. 

Berdasarkan penelusuran warganet melalui laman The Watch Agency, jam yang dikenakan Qohar senilai 69 ribu Euro atau Rp 1.182.310.000.

Perdebatan ini memicu diskusi hangat tentang standar kehidupan pejabat publik dan sejauh mana mereka jujur dalam melaporkan kekayaan mereka.

Kira-kira berapa harta kekayaan dari Abdul Qohar? Yuk cek lengkapnya.

Laporan Harta Kekayaan dan Pertanyaan Publik 

Namun, fakta bahwa jam tangan tersebut tidak tercantum dalam Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) Qohar membuat polemik ini semakin hangat. 

Menurut laporan LHKPN yang terakhir dilaporkan pada 31 Januari 2024, total kekayaan Qohar tercatat sebesar Rp 5,6 miliar.