Mubeng Kampus Jogja
Hasil Inovasi dari Kampus Bisa Dorong Ketahanan Pangan Nasional
Hasil riset dari peneliti dan akademisi di perguruan tinggi diharapkan bisa diaplikasikan dalam mendorong peningkatan produksi pangan nasional.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketahanan Pangan merupakan sebuah aspek yang penting untuk dimiliki semua bangsa untuk mengantisipasi ancaman kelaparan sekaligus mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kualitas yang tinggi lewat pemenuhan asupan makanan bergizi.
Hasil riset dari peneliti dan akademisi di perguruan tinggi diharapkan bisa diaplikasikan dalam mendorong peningkatan produksi pangan nasional.
Hal itu mengemuka dalam Konferensi Nasional Pengabdian Pada Masyarakat yang bertajuk Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat untuk Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim, Rabu (23/10/2024), di Grand Rohan Hotel Yogyakarta.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menyampaikan bahwa kaum intelektual dan akademisi harus mampu memastikan bahwa gagasan-gagasan yang dibuat haruslah bisa untuk diaplikasikan secara praktis sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat.
“Jika produksi pengetahuan yang dihasilkan dari riset dari laboratorium, dari berbagai perspektif itu akan bisa menjadi ambisi buat masyarakat, ia menciptakan ketangguhan-ketangguhan baru,” jelas Arie.
Dr. Jundika Chandra Kurnia selaku Associate Professor di Curtin University Malaysia yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut, menyampaikan sebuah ide yang menurutnya dapat digunakan untuk menghadapi isu ketahanan pangan dan juga perubahan iklim di kalangan masyarakat secara efektif.
Ide yang dipresentasikan oleh Jundika adalah Agrivoltaik, sebuah inovasi yang menggabungkan pertanian dengan energi surya untuk mencapai net zero emission.
“Konsep ini dapat menciptakan sumber energi ramah lingkungan yang bisa mengurangi jejak karbon sekaligus mengurangi ongkos energi yang harus dikeluarkan oleh petani,” katanya.
Menurut Jundika, dengan memasang panel surya di atas perkebunan, masyarakat dapat melindungi tanaman dari cuaca panas ekstrem serta mengurangi penguapan air yang kemudian menjadikan agrikultur yang ditanam semakin subur.
Selain itu, dengan agrivoltaik petani dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan mendapatkan sumber energi yang bisa mengurangi biaya energi.
“Apa yang akan terjadi kalau misalnya diesel air itu diganti dengan solar powered pump? Kita bisa menghemat biaya diesel” ungkapnya.
Sementara Chief Editor, Indonesian Journal of Community Engagement Universitas Gadjah Mada, Dr. Yani Rahmawati, S.T., M.T. turut mengajukan sebuah ide yang dapat dimanfaatkan di bidang ketahanan pangan yaitu aplikasi dari Lean Theory yang disebut dengan Manajemen Ramping.
Menurut Yani, Manajemen Ramping adalah sebuah teori yang meningkatkan efisiensi sebuah proses yang dalam konteks ini berarti semua proses yang berhubungan dengan pangan.
“Mulai dari proses produksi, hingga pengolahan limbah. Hasilnya limbah makanan dari proses-proses tersebut semakin berkurang dan bahan pangan bisa dimanfaatkan secara lebih matang dan efisien,” katanya.
Jaringan Demokrasi Indonesia DIY dan UAD Berkolaborasi Pantau dan Awasi Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Mahasiswa FIPP UNY Dapat Penghargaan dari Polresta Sleman, Kontribusi sebagai JBI |
![]() |
---|
FTSP UII Ajak Mahasiswa Bikin Prototipe Jembatan Rangka |
![]() |
---|
UII dan APHK Gelar Diskusi Akademik Susun Hukum Perikatan |
![]() |
---|
Mahasiswa Berprestasi UWM Yogyakarta Dapat Beasiswa dari Bank BPD DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.