Mubeng Kampus Jogja

Kelompok Marginal Perlu Dapat Perhatian, Tingkatkan Partisipasi dan Rekognisi Sosial

Kelompok masyarakat marginal seringkali tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan hingga apalagi sampai ikut andil dalam pembangunan.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Seminar Diseminasi Riset Inklusi Sosial di Fisipol UGM, Selasa (22/10/2024) 

“Berbeda dengan Jogja, justru kalau di Sulawesi Selatan kita melihat eksklusivitas yang menyangkut rekognisi sosial dalam ekonomi, yaitu warga pesisir dan nelayan,” jelas Wawan.

Masyarakat daerah Maros, Sulawesi Selatan khususnya, mayoritas nelayan yang direkognisi hanyalah nelayan laki-laki.

Padahal perempuan juga memiliki peran penting dalam ekonomi masyarakat pesisir.

“Kondisi ini menyulitkan mereka untuk mendapatkan Kartu Tanda Nelayan (KTN) guna mengakses bantuan-bantuan pemerintah,” paparnya.

Eksklusivitas juga terjadi dalam proses masyarakat itu sendiri.

Disampaikan oleh Dania, anggota tim peneliti bahwa pertemuan rutin masyarakat pesisir seringkali dilaksanakan malam hari, di mana sebagian besar nelayan melaut di waktu tersebut.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya eksklusivitas dan terbentuknya kelompok masyarakat terpinggirkan.

Akibatnya, pemerintah tidak bisa menyalurkan hak kelompok tersebut dan menyebabkan maldistribusi.

“Karena tidak ada distribusi, maka mereka juga tidak memiliki ruang dalam representatif atau misrepresentasi,” ujar Dania.

Eksklusivitas juga ditunjukkan dari sisi persepsi publik terhadap kebijakan yang berlaku. ( Tribunjogja.com. )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved