Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Kondisi Terkini Kekeringan di DIY, BPBD Catat Ribuan Liter Air Terdistribusi
Bantul menjadi yang tertinggi dengan 612 kali droping air, menjangkau 9 Kapanewon dan 22 Kalurahan, dengan total distribusi mencapai 3.060.000 L
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, menginformasikan bahwa hingga 17 Oktober 2024, berbagai Kabupaten dan Kota di DIY telah melakukan penanganan kekeringan melalui droping air.
Berdasarkan data yang masuk, Kabupaten Bantul menjadi yang tertinggi dengan 612 kali droping air, menjangkau 9 Kapanewon dan 22 Kalurahan, dengan total distribusi mencapai 3.060.000 liter.
Sementara itu, Kabupaten Kulon Progo melaporkan 299 kali droping air, di 7 Kapanewon dan 22 Kalurahan, dengan total 1.945.000 liter.
Di Kabupaten Gunungkidul, tercatat 980 kali droping air yang mencakup 10 Kapanewon dan 24 Kalurahan, dengan total 4.900.000 liter.
Kabupaten Sleman melaksanakan 3 kali droping air di 1 Kapanewon dan 1 Kalurahan, dengan total 15.000 liter.
Sedangkan Kota Yogyakarta tidak melakukan droping air sama sekali.
Noviar menegaskan pentingnya penanganan kekeringan ini mengingat situasi cuaca yang masih menunjukkan nihil hujan.
Untuk hari Sabtu (19/10), prakiraan cuaca menunjukkan keadaan cerah berawan dengan potensi hujan ringan.
Lebih lanjut Noviar menjelaskan, BPBD DIY masih menunggu informasi terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Seperti diketahui, status Siaga Darurat Kekeringan DIY telah berakhir sejak, Senin (30/9) lalu.
"Saat ini kami masih melakukan kajian dan menunggu perkembangan dari BMKG," jelasnya.
Menurutnya, informasi dari BMKG menurut Noviar sangat diperlukan selaras dengan sudah masuknya musim hujan pada Oktober.
Untuk itu, dimungkinkan potensi bencana yang muncul yakni bencana hidrometeorologi.
Menurutnya, BMKG memperkirakan musim hujan akan dimulai pada dasarian kedua Oktober dengan intensitas ringan.
Intensitas hujan diprediksi akan semakin meningkat pada dasarian ketiga Oktober.
"Misalnya hidrometeorologi tentu saja ini kita siaga daruratnya hidrometeorologi basah yang berakibat pada longsor banjir dan lain-lain. Tapi itu nunggu itu dulu nunggu dari BMKG," jelasnya.
Memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, BMKG juga telah memprediksi peningkatan intensitas cuaca ekstrem, terutama pada November mendatang.
Menyikapi hal ini, BPBD DIY telah menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi potensi bencana akibat siklon tropis yang sering terjadi di wilayah selatan.
Rencana ini meliputi simulasi penanganan bencana, serta peningkatan koordinasi antar instansi terkait.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, memberikan rincian lebih lanjut mengenai prediksi awal musim hujan di DIY.
Menurutnya, sebagian besar wilayah DIY sudah memasuki musim hujan pada dasarian ketiga Oktober 2024.
"Namun, ada beberapa wilayah seperti Kalibawang dan Samigaluh di Kabupaten Kulonprogo yang sudah memasuki musim hujan pada dasarian kedua Oktober. Sedangkan wilayah Jogja bagian tengah baru memasuki musim hujan pada dasarian pertama November," jelas Reni.
BMKG juga merinci wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan pada setiap dasarian.
Informasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam mempersiapkan diri menghadapi musim hujan.
Dasarian III Oktober hujan terjadi di Kabupaten Kulonprogo meliputi Kapanewon Nanggulan, Sentolo, Girimulyo, Kokap, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah.
Kabupaten Bantul meliputi Kapanewon Sedayu, sebagian kecil Pajangan, Bantul, Jetis, Imogiri, Pundong, Bambanglipuro, Pandak, Srandakan, Sanden, Kretek, sebagian Dlingo, Pleret.
Kabupaten Gunungkidul meliputi Kapanewon Purwosari, Panggang, Playen, Wonosari, Semanu, Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Paliyan, sebagian Karangmojo, sebagian kecil Ponjong.
Dasarian I November hujan akan melanda Kabupaten Sleman meliputi Kapanewon Seyegan, Mlati, Godean, Gamping, Depok, Berbah, Kalasan, Ngemplak, Prambanan, serta seluruh kemantren di Kota Jogja.
Kabupaten Bantul meliputi Kapanewon Piyungan, Sewon, Banguntapan, sebagian Pajangan, Pleret, Dlingo. Kabupaten Gunungkidul meliputi Kapanewon Playen, Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong, sebagian Patuk, Karangmojo. ( Tribunjogja.com )
Dispar DIY Luncurkan Calender of Event, Sport Tourism Terus Dieksplor |
![]() |
---|
Film 1 Kakak 7 Ponakan, Drama Keluarga yang Hangat di Penutupan JAFF 2024 |
![]() |
---|
Festival Angkringan Yogyakarta 2024: Angkat Kuliner Ikonik dengan Sentuhan Modern |
![]() |
---|
Formulasi Kenaikan UMP Mestinya Disesuaikan dengan Kondisi Daerah |
![]() |
---|
Pemda DIY Ikuti Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.