Berita Kriminal Hari Ini

Klitih Kembali Marak, JPW: Alarm Kejahatan Jalanan dan Minimnya Rasa Aman bagi Warga 

JPW menilai kasus kejahatan jalanan atau sering disebut Klitih kembali marak terjadi di wilayah DIY.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh
Ilustrasi Klitih 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN-- Jogja Police Watch (JPW) menilai kasus kejahatan jalanan atau sering disebut Klitih kembali marak terjadi di wilayah DIY. Menjelang akhir tahun ini, dinilai mengalami trend peningkatan, dengan hampir setiap bulan terjadi kasus. 


 Kadiv Humas JPW, Baharuddin Kamba mengatakan, kejahatan jalanan yang kembali marak menjadi alarm bagi pihak Kepolisian, khususnya Polda DIY untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di jalanan. Polisi diharapkan rutin melakukan razia pada malam hingga dini hari, terutama di jalan sepi dengan penerangan lampu yang minim. Razia juga dapat dilakukan ditempat-tempat yang sering digunakan para remaja untuk berkumpul hingga larut malam. 


"Hal ini penting agar masyarakat Yogyakarta tidak lagi takut untuk berpergian pada malam hingga dini hari," kata Kamba, Sabtu. 


Maraknya aksi klitih yang kembali terjadi di kota pelajar juga menjadi alarm bagi orangtua, termasuk pihak sekolah agar senantiasa mengawasi anak didiknya supaya tidak keluyuran pada malam hingga dini hari. Sebab jika anak dibiarkan keluyuran pada malam hingga dini hari, maka pilihannya hanya satu yakni anak jadi korban klitih atau anak jadi pelaku klitih


Oleh karena itu, JPW meminta kepada pihak Kepolisian untuk kembali rutin melakukan razia guna mencegah aksi kejahatan jalanan yang kembali marak terjadi belakangan ini. Razia dapat dilakukan di lokasi-lokasi yang rawan terjadinya tindak kejahatan jalanan. JPW menyakini pihak kepolisian telah memiliki data dan informasi terkait titik-titik yang berpotensi terjadinya aksi klitih termasuk kelompok atau gang yang kerap melakukan aksi klitih


"Fungsi intelejen dan reserse harus dimaksimalkan. Jangan sampai kecolongan untuk sekian kalinya dan korban berjatuhan," kata Kamba.


"Diharapkan kepolisian tidak hanya fokus kepada kegiatan kampanye Pilkada 2024 saja, tetapi fokus juga pencegahan agar aksi klitih tidak kembali terjadi," imbuh dia. 


Pihak Kepolisian juga diminta rutin melakukan razia terhadap peredaran ilegal minuman keras (miras). Karena tidak jarang pelaku klitih terpengaruh oleh miras dalam melakukan aksi kejahatannya. JPW mendukung pihak kepolisian Polda DIY untuk menindak tegas terhadap pelaku klitih


"Bagi masyarakat untuk tidak melakukan aksi main hakim sendiri terhadap para pelaku klitih. Serahkan pada pihak kepolisian dan masyarakat dapat meningkatkan siskamling agar dapat meminimalisir aksi klitih terjadi," ujar dia. 


Sebagimana diketahui, aksi kejahatan jalanan kembali terjadi di Kabupaten Sleman pada Sabtu (12/10) dinihari. Dua orang remaja dikeroyok menggunakan gesper dan tangan kosong oleh sekelompok orang tak dikenal di wilayah Dusun Malang, Caturharjo, Sleman. Akibat kejadian tersebut, keduanya mengalami luka memar di kepala dan punggung. 


Kapolsek Sleman, Kompol Khabibulloh mengatakan, korban dalam peristiwa ini adalah RN (20) warga Margokaton dan DHF (16) warga Margoagung, Seyegan. Kronologi kejadian bermula ketika korban berboncengan mengendarai sepeda motor dari arah Beteng menuju ke utara pada Sabtu (12/10) sekira pukul 02.45 WIB. Sesampainya di perempatan Caturharjo, Sleman kedua korban berpapasan dengan rombongan diduga pelaku yang mengendarai 4 sepeda motor matic berboncengan semua. 


"Setelah berpapasan tersebut, rombongan di duga pelaku putar balik dan mengejar korban," kata Khabib. 


Dua remaja tersebut diduga dikeroyok rombongan pelaku menggunakan gesper dan tangan kosong. Setelah melakukan kejahatan, para pelaku melarikan diri namun satu sepeda motor milik terduga pelaku justru tertinggal di lokasi kejadian.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved