Berita Magelang Hari Ini

Tanah Longsor Terjang Lahan Pertanian di Kajoran Magelang, Gerus Sebagian Hasil Panen Petani

Bencana tanah longsor terjadi di lahan persawahan Dusun Kalipan, Desa Ngargosari, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, pada Rabu (9/10/2024) malam. 

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Kondisi tanah longsor yang terjadi di lahan persawahan Dusun Kalipan, Desa Ngargosari, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, pada Jumat (11/10/2024 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Bencana tanah longsor terjadi di lahan persawahan Dusun Kalipan, Desa Ngargosari, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, pada Rabu (9/10/2024) malam. 

Longsor yang terjadi sekitar pukul 21.00 hingga 23.00 WIB ini diduga disebabkan oleh aliran air setelah panen yang meresap ke dalam tanah, membuat kontur tanah menjadi labil.

Akibat kejadian ini, tujuh lahan milik petani terdampak dengan dimensi longsoran mencapai panjang sekitar 50 meter, ketebalan material 4 meter, dan lebar sekitar 10 meter. 

Material longsoran juga menutupi aliran Sungai Sibelor yang berada di bawah lahan terasering tersebut.


Kepala Desa Ngargosari, Saiful Huda mengungkapkan, longsor diketahui setelah salah satu perangkat desa melaporkan kejadian tersebut pada malam hari. 

"Saat itu saya masih di rumah Pak RT, lalu diberi tahu bahwa terjadi longsor di Dusun Kalipan," jelas Saiful saat ditemui pada Jumat (11/10/2024).

Lahan yang terdampak longsor berada di daerah miring, dan sebelumnya tidak pernah terjadi longsor meski terus dialiri air pascapanen. 

Saiful menyatakan bahwa tanah di bagian bawah longsoran terlihat gembur dan bercampur dengan air, membuat tanah berubah menjadi lumpur dan menyebabkan pergerakan tanah.


Tercatat ada delapan petani yang lahannya terdampak longsor

Dari jumlah tersebut, ada dua lahan pertanian warga yang belum selesai dipanen. Karena rencananya tanaman padi itu akan dipanen pekan depan.

"Lahan yang terkena longsor sekitar tiga kesok, dan selain padi, ada tanaman pisang, pohon kelapa, serta singkong," tambah Saiful.

Desa Ngargosari sendiri dikenal dengan sistem irigasinya yang baik di musim hujan maupun kemarau. Bahkan pada musim kemarau, aliran air dari Sungai Loro masih mengalir ke persawahan, memungkinkan para petani untuk panen hingga tiga kali dalam setahun.

Terkait kerugian akibat bencana ini, Saiful belum bisa memberikan taksiran pasti

"Kami sudah bertemu dengan para pemilik lahan dan semua menerima bahwa ini adalah musibah alam. Fokus kami adalah memastikan masyarakat tetap damai tanpa ada masalah terkait kejadian ini," kata Saiful.


Pihak Kecamatan Kajoran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang telah mengecek lokasi bencana pada Jumat pagi. Menurut Saiful, BPBD menyarankan agar warga melakukan kerja bakti, namun warga desa memutuskan untuk menangani masalah ini secara mandiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved